Badan Pusat Statistik (BPS) siang ini (1/7) mencatat bahwa telah terjadi inflasi sebesar 0,54 persen (mom) pada Juni 2015, atau naik 0,04 persen jika dibandingkan dengan inflasi Mei. Kepala BPS Suryamin menyampaikan bahwa laju inflasi bulan Juni 2015 ini tergolong masih cukup rendah jika dibandingkan 2013 yang mencapai 1,3 persen. Kenaikan inflasi ini disinyalir terjadi karena adanya kenaikan harga yang ditunjukkan oleh naiknya seluruh indeks kelompok pengeluaran menjelang bulan Ramadan yang jatuh pada pertengahan Juni.

Beberapa item yang berkontribusi terhadap pertumbuhan inflasi Juni yaitu naiknya harga di kelompok bahan makanan sebesar 1,60 persen, kenaikan harga terbesar kedua ditunjukkan oleh kelompok makanan jadi berupa minuman, rokok, dan tembakau 0,55 persen, kelompok kesehatan dengan inflasi 0,32 persen, dan diikuti kelompok transportasi, komunikasi dan jasa keuangan sebesar 0,28 persen. Dapat dilihat laju inflasi Tanah Air pada gambar dibawah ini:



Sementara itu, berdasarkan hasil survey BPS, dari 82 kota yang dipantau, tercatat 76 kota mengalami inflasi dan 6 kota mengalami deflasi. Inflasi tertinggi terjadi di Sorong 1,90 persen dengan indeks harga konsumen (IHK) 119,69 dan terendah terjadi di Palu 0,03 persen dengan IHK 120,46. Sementara deflasi tertinggi terjadi di Tual 0,80 persen dengan IHK 133,57 dan terendah terjadi di Pangkalpinang 0,14 persen dengan IHK 117,90.

Ke depan, Bank Indonesia terus mencermati berbagai risiko yang memengaruhi inflasi, terutama perkembangan harga minyak dunia, nilai tukar, penyesuaian administered prices, dan dampak El Nino. Berdasarkan perkembangan inflasi sampai dengan Juni, Bank Indonesia memandang bahwa target inflasi 2015 sebesar 4±1% masih dapat dicapai dengan dukungan penguatan koordinasi kebijakan pengendalian inflasi di tingkat pusat dan daerah.