Pernyataan Menteri Dalam Negeri Tjahjo Kumolo bahwa ada menteri yang ‘mengata-ngatai’ Presiden Joko Widodo, merupakan bagian dari strategi PDIP untuk menambah jatah menteri di Kabinet Kerja.

Demikian dikatakan Direktur Eksekutif Indonesia for Democracy and Justice (IDC), R Mubarrod kepada intelijen (30/06). “Kalau saya lihat rangkaiannya ada keterikatan antara keinginan elit PDIP untuk menambah menteri dengan pernyataan Tjahjo Kumolo,” papar Mubarrod.

Mubarrod beralasan, pernyataan Tjahjo itu mendekati reshuffle kabinet, terlebih lagi sebelumnya ada elit PDIP yang meminta tambahan jatah lima menteri.

Kata Mubarrod, cara yang dilakukan Tjahjo Kumolo itu justru membuat gaduh Pemerintahan Jokowi. “Tidak sepantasnya seorang menteri menyatakan seperti itu. Harusnya, kalau ada masalah diselesaikan di dalam,” jelas Mubarrod.

Selain itu, Mubarrod meminta semua menteri tidak membuat pernyataan seperti Tjahjo Kumolo. “Kalau pemerintahan stabil tidak perlu membuat pernyataan seperti itu. Mungkin Tjahjo seorang politikus, maka membuat pernyataan seperti itu,” papar Mubarrod.

Sebelumnya, Mendagri Tjahjo mengungkap ada menteri yang tak loyal. Menteri ini mengata-ngatai Jokowi. Menurut Tjahjo, tidak pantas seorang pembantu presiden ‘mengata-ngatai’ presiden. Hal itu disampaikan Tjahjo usai buka puasa di kediaman Menko PMK Puan Maharani (28/06).

Sumber gan: www.intelijen.co.id