- Beranda
- Komunitas
- News
- Berita Luar Negeri
Yunani terancam didepak dari zona mata uang euro


TS
charlies280590
Yunani terancam didepak dari zona mata uang euro

PM Yunani Alexis Tsipras menolak proposal pengucuran dana talangan yang disertai dengan persyaratan ketat.
Quote:
Yunani terancam didepak dari zona mata uang Euro
Selasa, 30 Juni 2015 09:59 WIB
Para pemimpin negara-negara anggota Uni Eropa memperingatkan warga Yunani bahwa negara mereka harus keluar dari zona mata uang euro jika mereka memilih menolak proposal kreditur dalam referendum pada Minggu (05/07) mendatang. Peringatan itu muncul dari berbagai figur seperti Wakil Kanselir Jerman, Sigmar Gabriel. Menurutnya, referendum nanti ialah ‘ya atau tidak untuk eurozone’.
Perdana Menteri Italia Matteo Renzi mengatakan pilihan bagi warga Yunani ialah apakah mereka ingin tetap memakai euro atau kembali menggunakan drachma. Adapun Presiden Prancis Francois Hollande menyebutkan bahwa kini “pertaruhannya ialah apakah rakyat Yunani ingin bertahan dalam eurozone”.
Referendum Minggu (05/07) nanti sejatinya memberi pilihan kepada rakyat Yunani untuk menyetujui atau menolak proposal Komisi Eropa, Bank Sentral Eropa, dan Dana Moneter Internasional (IMF). Proposal itu semula diajukan ke Perdana Menteri Yunani Alexis Tsipras untuk mengucurkan dana talangan sebesar 7,2 miliar euro atau setara dengan Rp108 triliun. Dana itu krusial bagi Yunani mengingat pada Selasa (30/06) Yunani harus membayar utang kepada IMF sebesar 1,6 miliar euro atau setara dengan Rp22 triliun.
Sumber
Quote:
Dampak Yunani ke Ekonomi Indonesia
Selasa, 30 Juni 2015 | 10:20 WIB
JAKARTA, KOMPAS.com - Kepala Ekonom Standard Chartered Bank Eric Sugandi mengatakan, fenomena Yunani yang terancam keluar dari Eropa berdampak tidak langsung bagi pertumbuhan ekonomi Indonesia. "Dampaknya ke kita itu indirect (tidak langsung) tapi tetap gede (besar) ya," katanya dalam acara Buka Puasa Bersama Standard Chartered Bank dan Diskusi Panel "Tantangan dan Peluang dalam Mengembangkan Sektor Perusahaan Menengah di Indonesia", Hotel Mulia, Jakarta, Senin (29/6/2015).
Ia mengatakan, masalah Yunani tidak berdampak langsung pada perekonomian Indonesia karena Yunani bukanlah investor utama di Indonesia. "Karena Yunani kan bukan investor utama di Indonesia kan, juga bukan partner (rekan) dagang utama kita dan kita juga bukan investor di Yunani, tapi ya indirect (tidak langsung) lewat currency (keuangan)," tuturnya.
Menurut dia, perekonomian bangsa akan terkena imbas secara tidak langsung melainkan dari negara lain sebagai rekan bisnis yang berhubungan langsung dengan Yunani. Ia mengatakan, pertumbuhan ekonomi Indonesia juga dipengaruhi faktor eksternal lainnya seperti fenomena "super dollar" yang mengakibatkan dollar semakin menguat terhadap mata uang negara lainnya.
"Memang trennya kan sekarang memang ada ekspektasi Fed akan menaikkan suku bunga, dana, rotasi mulai balik lagi ke Amerika ya. Kemudian kemarin itu Bank of China di Tiongkok kan memangkas suku bunga, kemudian Euro yang kasus Yunani ini," ujarnya. Eric mengatakan, fenomena super dollar AS juga berdampak lewat jalur finansial dan terbukti pelemahan rupiah terus terjadi sementara dollar AS menguat.
"Jadi, dollarnya ini akan kuat terhadap Euro maupun mata uang emerging market yang lain termasuk Indonesia. Impact-nya (dampak) ke situ satu ya lewat jalur finansial, terus ada faktor psikologis juga, bursa saham kita karena regional itu ada merah gitu, dia ikut akan terpengaruh ya," ujarnya. Yunani harus membayar utang senilai 1,6 miliar euro kepada Dana Moneter Internasional (IMF) pada Selasa atau dinyatakan bangkrut. Sejumlah negara lain Eropa bersedia memberikan dana talangan untuk Athena dengan sejumlah syarat perubahan anggaran.
Sumber
Quote:
Yunani Terancam Gagal Bayar Utang Picu Rupiah Tertekan?
By Fiki Ariyanti on 28 Jun 2015 at 21:00 WIB
Liputan6.com, Jakarta - Pemerintah Yunani terancam gagal bayar utang kepada Dana Moneter Internasional (IMF) pada pekan depan. Namun gagal bayar utang ini tidak akan berpengaruh pada ekonomi Indonesia karena belum ada hubungan dagang yang terjalin antar kedua negara. Pengamat Ekonomi dari Universitas Padjajaran, Ina Primiana mengungkapkan, antara Yunani dan Indonesia hanya kerja sama di sektor pariwisata, dan belum menyentuh bidang perdagangan. Termasuk imbasnya untuk nilai mata uang rupiah yang tidak akan berpengaruh banyak akibat kasus itu.
"Jadi tidak ada pengaruh signifikannya, karena selama ini orang Indonesia cuma tertarik pariwisata Yunani. Jadi ekonomi Indonesia akan aman-aman saja, dampaknya tidak langsung," ujar dia saat berbincang dengan Liputan6.com, Jakarta, Minggu (28/6/2015). Ia menuturkan, kasus gagal bayar utang Yunani akan berdampak besar bagi Eropa, sehingga negara-negara di kawasan Uni Eropa berpotensi mengurangi permintaan produk atau barang-barang dari negara lain, termasuk Indonesia.
"Di sinilah dampaknya, tapi tidak besar. Kecuali Yunani dibantu lembaga lain untuk bisa membayar utang, sehingga negara itu akan menjadi prioritas dibandingkan Indonesia yang juga ingin mencari pinjaman bilateral dan multilateral," terang Ina. Sebelumnya Menteri Keuangan kawasan Eropa menolak memperpanjang program dana talangan kepada Yunani. Kekhawatiran terhadap gagal bayar utang Yunani pun kembali membayangi.
Perdana Menteri Yunani Alexis Tsipras bahkan mengusulkan referendum pada 5 Juli 2015 untuk memutuskan soal proposal kreditor internasional. Tsipras menentang pemangkasan anggaran, dan mendorong para pemilih menolak terhadap paket proposal yang diajukan kreditor. Kegagalan kesepakatan dengan Menteri Keuangan Zona Euro itu mendorong terjadinya gagal bayar atas utang Yunani kepada IMF sekitar 1,6 miliar euro yang jatuh tempo pada 30 Juni 2015. Adapun dalam proposal yang diajukan Yunani menekan untuk menggenjot pendapatan 8 miliar euro melalui tarif pajak baru, pajak pertambahan nilai (VAT), dan pemotongan belanja pertahanan. (Fik/Ahm) Sumber
Quote:
Yunani Terancam Bangkrut, Euro Turun Jadi Rp 14.600
Angga Aliya - detikfinance
Senin, 29/06/2015 10:21 WIB
Jakarta -Yunani terancam bangkrut gara-gara tak mampu bayar utang 1,54 miliar euro kepada International Monetary Fund (IMF) pada tenggat waktu 30 Juni besok. Krediturnya sudah siap beri dana bantuan, tapi Yunani belum ambil sikap. Pemerintah Yunani yang dipimpin Perdana Menteri Alexis Tsipras ini mengambil referendum dan meminta rakyat lakukan voting atas tawaran bantuan yang diberikan Troika yaitu para krediturnya yang terdiri dari negara Uni Eropa, European Central Bank (ECB/Bank Sentral Eropa), dan IMF.
Drama Yunani yang berkepanjang ini menghantam nilai tukar euro ke titik terendahnya terhadap beberapa mata uang dunia, termasuk rupiah. Seperti dikutip dari data perdagangan Reuters, Senin (29/6/2015), euro hari ini berada di kisaran Rp 14.600, padahal tahun ini sempat menembus kisaran Rp 15.000 pekan lalu. Koreksi euro juga terjadi terhadap mata uang negara Asia lainnya.
Misalnya terhadap yen Jepang, euro sudah jatuh 3% sejak pekan ke kisaran 133,8 yen. Sementara terhadap dolar AS, euro anjlok 1,9% ke US$ 1,095 terendah dalam satu bulan terakhir. Troika sebenarnya sudah siap memberikan bantuan hingga 7,2 miliar euro (Rp 108 triliun) untuk menutupi utang tersebut sampai akhir tahun ini. Tapi ada syaratnya. Nah, syarat-syaratnya ini yang sampai sekarang belum juga disepakati oleh pemerintah Yunani. Pasalnya, Yunani diminta memangkas anggaran (terutama dana pensiun PNS) hingga naikkan pajak.
Sampai saat ini belum ada yang bisa memprediksi apa yang akan terjadi jika Yunani gagal bayar utang dan bangkrut. Namun satu yang pasti, tanpa bantuan dari Troika, ekonomi Yunani akan hancur. Sumber
Quote:
Infografis krisis Yunani
Cerita Yunani Terancam Bangkrut Karena Utang IMF
Angga Aliya - detikfinance
Kamis, 25/06/2015 15:16 WIB
Jakarta -Bayangkan sebuah negara bisa bangkrut gara-gara tidak bisa bayar utang. Itulah kira-kira yang akan terjadi terhadap Yunani. Negara dewa-dewi ini punya utang yang harus dibayar sebesar 1,54 miliar euro atau sekitar Rp 22 triliun ke IMF. Tenggat waktu pembayarannya pada 30 Juni 2015 mendatang.Pembicaraan untuk penyelesaian utang masih dilakukan Yunani dengan para krediturnya. Sayangnya, kemarin pertemuan itu berakhir buntu.
Berikut ini kira-kira gambaran utang
Spoiler for Lihat di sini gan::

Sumber
Quote:
Yunani terancam bangkrut, pasar dunia berguguran
Reporter : Idris Rusadi Putra | Senin, 29 Juni 2015 14:01
Merdeka.com - Krisis yang melanda Yunani saat ini menarik perhatian investor di seluruh dunia. Mereka seolah tidak suka dengan keputusan pemerintah Yunani yang menolak syarat utang dari Eropa dan IMF. Kondisi Yunani yang diambang kebangkrutan memberi dampak negatif pada pasar dunia. Pasar Asia, turun dengan cepat di perdagangan hari ini yang dipimpin oleh Nikkei Jepang yang turun 2,5 persen. Kemudian Australia ASX ALL Ordinaries juga anjlok 2,2 persen, sementara Seoul KOSPI Composite juga merosot 1,5 persen.
Selain itu, nilai tukar Euro juga melemah terhadap mata uang lain. Euro melemah 2,7 persen terhadap Yen dan melemah 1,6 persen terhadap USD. Di Amerika Serikat, saham berjangka juga merosot tajam dengan indeks utama menurun 1,5 persen. Diberitakan sebelumnya, kondisi Yunani kini semakin dekat dengan kebangkrutan karena tidak punya uang untuk membayar utang ke International Monetary Fund (IMF) yang jatuh tempo besok atau 30 Juni 2015. Yunani terancam gagal bayar dan keluar dari zona Euro.
Pemimpin Eropa kini sedang menghadapi kondisi terburuk dalam sejarah Uni Eropa. Presiden Amerika Serikat, Barack Obama bahkan disebut sudah mengundang Kanselir Jerman, Angela Merkel untuk menyiapkan dan mengambil langkah penyelesaian krisis. Salah satu faktor Yunani semakin dekat dengan kebangkrutan karena kebijakan pemerintah Yunani menarik negosiator dan keluar dari pembicaraan bailout. Perdana Menteri Yunani, Alexis Tsipras menolak syarat utang dari Eropa dan IMF, dan akan melakukan referendum pada 5 Juli nanti.
Sejak saat itu, pejabat di Uni Eropa berupaya memperkecil dampak bila krisis terjadi di Yunani. Bank sentral Eropa kemarin mengatakan tidak akan memberikan bantuan darurat baru untuk perbankan di Yunani. Jumlah utang Yunani ke IMF mencapai sekitar USD 1,8 miliar. Yunani sebenarnya bisa mendapatkan utang dari krediturnya di Eropa, namun Yunani enggan menyetujui persyaratan utang yang diajukan.
[idr] Sumber
Quote:
Ini Alasan Yunani Tak Mau Terima Dana Bantuan IMF dan Uni Eropa
Dewi Rachmat Kusuma - detikfinance
Selasa, 30/06/2015 09:42 WIB
Kakarta -Yunani tampaknya belum bisa mengambil sikap atas penyelesaian utang 1,54 miliar euro (Rp 22 triliun) kepada International Monetary Fund (IMF). Utang ini jatuh tempo tepat hari ini, 30 Juni 2015.Sebenarnya, Yunani bisa saja terlepas dari ancaman bangkrut jika bersedia menerima pinjaman kembali dari para kreditur yang tergabung dalam Troika, yaitu Uni Eropa, European Central Bank (ECB/Bank Sentral Eropa), dan IMF.
Troika ini bersedia memberikan bantuan hingga 7,2 miliar euro (Rp 108 triliun) untuk menutupi utang tersebut sampai akhir tahun ini dengan syarat tertentu, di antaranya Yunani diminta memangkas anggaran, terutama dana pensiun PNS, hingga menaikkan pajak.
Sayangnya, Tsipras masih akan mengandalkan referendum yang akan digelar pada 5 Juli mendatang. Tsipras meminta jawaban dari rakyat Yunani menerima atau menolak syarat yang diajukan kreditur. Ini sekaligus akan menentukan Yunani apakah akan tetap berada di zona Eropa.
Meski demikian, Tsipras kemungkinan akan mundur jika warga tidak menerima keputusannya untuk tetap menolak utang baru. Sementara itu, para pemimpin Eropa dengan jelas menyebutkan, mereka belum bisa menyelamatkan Yunani dari kekacauan ekonomi, ini menjadi semacam 'gempa' politik di Athena. Wacana pengunduran diri oleh Tsipras bisa menjadi peristiwa besar. Pada Senin malam di Athena, Tsipras memberikan sinyal kuat untuk mundur dari jabatannya jika hasil dari referendum nanti bertentangan dengan keputusannya "Jika orang-orang Yunani ingin bergerak maju dengan penghematan (menyetujui syarat yang diajukan kreditur), orang-orang muda akan banyak pindah ke luar negeri dalam jumlah ribuan, ini akan menciptakan pengangguran, dan jika warga menyetujui program baru, pinjaman baru, jika itu adalah pilihan mereka kami akan menghormatinya, tapi kami tidak akan melaksanakannya," ujar Tsipras dalam sebuah wawancara dengan TV Yunani seperti dikutip detikFinance dari cnn.com, Selasa (30/6/2015).
"Saya mengatakan bahwa saya tidak bisa menjadi perdana menteri dengan keadaan ini," katanya.
Sejak Senin, bank-bank di Yunani telah ditutup untuk mencegah penarikan uang secara besar-besaran.
Tawaran bailout secara hukum akan berakhir hari ini. Namun, Tsipras masih bersikeras untuk mengambil keputusan lewat voting.Sumber
Quote:
Komentar ane:
Sementara ada beberapa negara yang mau jadi anggota Uni Eropa atau pengguna mata uang Schengen, ini ada negara yang terancam didepak... Buat Yunani, mungkin keliatan kali yah siapa yang pengen nolong dengan hati terbuka dan siapa yang enggan membantu... Di saat seperti ini, Swiss dan Nowrewgia kira2 lagi makan popcorn aja menyimak dari sebelah...
Sementara ada beberapa negara yang mau jadi anggota Uni Eropa atau pengguna mata uang Schengen, ini ada negara yang terancam didepak... Buat Yunani, mungkin keliatan kali yah siapa yang pengen nolong dengan hati terbuka dan siapa yang enggan membantu... Di saat seperti ini, Swiss dan Nowrewgia kira2 lagi makan popcorn aja menyimak dari sebelah...
Diubah oleh charlies280590 30-06-2015 14:29
0
8.2K
Kutip
116
Balasan


Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama


Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan