Jakarta, CNN Indonesia -- Sebanyak 30 warga asing asal Tiongkok dan Taiwan diamankan Sub Direktorat Jatanras Ditreskrimum Polda Metro Jaya setelah melakukan penggerebekan di sebuah rumah toko, di kawasan Pantai Indah Kapuk, Jakarta Utara.

Puluhan warga asing yang terdiri dari empat wanita dan 26 pria itu diduga telah melakukan kejahatan cyber dengan cara menipu dan meretas puluhan kartu kredit milik warga di Tiongkok.

Direktur Reserse Kriminal Umum Polda Metro Jaya Kombes Pol Heru Pranoto mengungkapkan, penggerebekan dilakukan setelah aparat mendengar informasi dari warga sekitar perumahan Elang Laut, Pantai Indah Kapuk, Jakarta Utara, mengenai adanya aktifitas mencurigakan di sebuah rumah toko penjual alat perlengkapan bayi.

"Menindaklanjuti laporan masyarakat, kami menemukan puluhan warga asing asal Tiongkok dan Taiwan yang tinggal di dalam ruko ini, bekerja sebagai operator-operator yang berkomunikasi dengan warga asing di dua negara tersebut," ujar Heru, di Perumahan Elang Laut, Pantai Indah Kapuk, Selasa (12/5). (Baca juga: Diduga Pelaku Penipuan Online, 33 WN Tiongkok Diamankan)

Dia menjelaskan, dari pemeriksan melalui penerjemah bahasa mandarin, pihaknya menduga puluhan warga asing tersebut menjalankan penipuan dengan mengunakan dua modus operandi.

Modus pertama yakni dengan melakukan penipuan berpura-pura sebagai pihak kepolisian yang menahan salah satu anggota keluarga korban. "Mereka kemudian minta tebusan lewat transfer bank," kata Heru.

Sedangkan, untuk modus yang kedua, tiga orang yang bertugas sebagai koordinator mengarahkan puluhan orang lainnya untuk melakukan transaksi lewat kartu kredit milik warga Tiongkok yang tinggal di China. "Mereka buka akses kartu kredit warga di negara mereka, kemudian mereka membuat seolah-olah ada transaksi ke toko mereka," ujarnya.

Mengenai transaksi pembelian barang tersebut, kata Heru, masih diselidiki oleh pihaknya. (Baca: Polisi Sebut Ada Dugaan Perdagangan Orang atas 33 WN Tiongkok)

Dari pemeriksaan sementara, 30 warga asing tersebut diketahui sama sekali tidak bisa berbahasa Indonesia ataupun berbahasa Inggris. Mereka tinggal di Jakarta menggunakan paspor legal dan dengan Visa on Arrival dari negaranya.

Saat ini, Polda Metro Jaya masih berkoordinasi dengan pihak keimigrasian untuk melakukan pemeriksaan lebih lanjut. Puluhan warga asing tersebut kini diserahkan ke pihak Imigrasi.

Modus Sama Kelompok Berbeda

Sebelumnya, dua pekan lalu, Kepolisian Daerah Metro Jaya juga menggerebek sebuah rumah di kawasan Cilandak Timur, Pasar Minggu, Jakarta Selatan. Dalam operasi tersebut, kepolisian menangkap 33 warga negara Tiongkok diduga melakukan tindak pidana penipuan online.

Kepala Subdit Kejahatan dan Kekerasan Direktorat Reserse Kriminal Umum Ajun Komisaris Besar Herry Heryawan memaparkan, awalnya kepolisian melakukan operasi ini atas dugaan terjadinya praktik prostitusi di rumah tersebut. "Informasi awal kami menyatakan tempat itu adalah lokasi prostitusi," ujarnya.

Berdasarkan pemeriksaan terhadap 19 laki-laki dan 14 perempuan Tiongkok itu, polisi menduga mereka adalah pelaku pemerasan dan penipuan. Belasan telepon genggam, modem, komputer jinjing dan handy talky yang polisi sita memperkuat dugaan tersebut.

"Mereka menggunakan cyber online dengan target warga yang berada di Tiongkok," ucap Herry. Lebih lanjut Herry berkata, mereka kerap melemparkan ancaman kepada pengusaha hingga pejabat kotor Tiongkok. Sebagai gantinya, ke-33 WN Tiongkok ini meminta sejumlah uang.

Subdit Jatanras hingga kini masih mendalami kemungkinan-kemungkinan lain terkait penangkapan ini. Herry menuturkan, 33 WN Tiongkok yang diamankan lembaganya itu bisa jadi merupakan korban perdagangan orang.

sumber