Pada perdagangan hari Senin pagi mata uang rupiah terpantau mengalami pelemahan yang signifikan terhadap rival utamanya dollar AS (29/6). Rupiah kembali hadapi tekanan jual terhadap dollar untuk kali ketiga dalam empat sesi belakangan. Pada penutupan perdagangan Jumat sore lalu nilai tukar rupiah sempat mengalami peningkatan yang cukup mantap.

Pada perdagangan hari ini kekhawatiran mengenai krisis Yunani kembali mengemuka sehingga mengakibatkan para pelaku pasar membuang aset yang memiliki risiko tinggi seperti rupiah. Yunani dikabarkan gagal untuk mengamankan dana talangan lanjutan dari para krediturnya. Negara ini berpotensi besar untuk menyatakan kebangkrutan.

Indeks dollar sendiri bergerak naik dengan jumawa pada sesi perdagangan hari ini. Indeks dollar pagi ini berada pada posisi paling tinggi sejak tanggal 4 Juni lalu yaitu di level 96,200. Kenaikan indeks dollar ini mengakibatkan rupiah makin sulit untuk melanjutkan rebound.

Hari ini rupiah sempat dibuka dengan kenaikan tipis. Mata uang ini dibuka pada posisi 13.301,00 per dollar AS. Mata uang lokal tersebut mengalami kenaikan sedikit saja dibandingkan posisi penutupan perdagangan Jumat sore yang ada di level 13.307,00 per dollar. Saat ini rupiah sudah bergerak anjlok tajam yaitu sebesar 41 poin atau setara dengan 0,31 persen dan berada di posisi 13.348,00 per dollar AS.

Analyst Vibiz Research Center memperkirakan bahwa pergerakan nilai tukar rupiah terhadap dollar AS pada perdagangan hari ini berpotensi untuk terus melemah dan bertahan di teritori negatif. Tekanan jual yang dihadapi sangat kuat seiring dengan momentum kenaikan yang kembali dialami oleh dollar AS.

Mata uang rupiahhari ini berpotensi mengetes level support pada posisi 13.380 dan 13.450 per dollar AS pada perdagangan hari ini. Sedangkan level resistance harian yang akan dites ada pada 13.300 dan 13.250 per dollar.