Menurut ane musuh rakyat indonesia adalah ini nih......Bukan asing / aseng!

Jakarta - Anggota DPR masih terus berusaha agar bisa mendapatkan dana aspirasi untuk kepentingan di dapilnya masing-masing. Namun, dengan kualitas kinerja yang seperti saat ini, anggota DPR dianggap tak layak mendapat dana aspirasi.

"Harus dibalik cara berpikir, mereka buktikan dulu bahwa mereka layak dipercaya, baru diberi suntikan dari negara. Ini seperti pembuktian terbalik," kata Direktur Lima (Lingkar Madani Indonesia) Ray Rangkuti dalam diskusi 'Dana Aspirasi dan Ketimpangan Pembangunan di Bakoel Koffie, Cikini, Jakarta Pusat, Minggu (28/6/2015).

Sementara itu, menurut Manajer Advocasi Fitra, Apung Widadi, ada dugaan dana aspirasi sengaja ngotot diperjuangkan para anggota dewan untuk melanggengkan pengaruhnya di dapil masing-masing. Sehingga, para anggota dewan pada pemilu ke depan tak perlu modal banyak untuk meraup suara.

"Dana politik tersebut disinyalir akan menjadi persiapan untuk pertarungan politik jangka panjang baik saat pilkada maupun pemilu 2019. Upaya-upaya tersebut terlihat dari ngototnya DPR memperjuangkan dana aspirasi hingga Rp 11,2 milyar pertahun," jelas Apung.

Padahal, para anggota DPR juga sudah mendapatkan dana tambahan yang besar nilainya. Dana reses yang diterima para anggota dewan setiap kali masa reses juga sudah ditingkatkan.

"Menuntut agar DPR lebih terbuka matanya dan obyektif dalam memperjuangkan kepentingan rakyat, bukannya demi kepentingan sendiri maupun parpol, jelas terlihat bahwa kepentingan parpol di DPR seakan begitu dominan untuk menekan pemerintahan untuk segera mencairkan dana politik secara legal," tegas Apung.