Pengaturan

Gambar

Lainnya

Tentang KASKUS

Pusat Bantuan

Hubungi Kami

KASKUS Plus

© 2024 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved

denmaskoplakAvatar border
TS
denmaskoplak
bisnis E-Hate , Bisnis populer yang sangat menggiurkan....
Di era maraknya medsos, namun tidak disertai dengan pemahaman etika dan adab yang memadai, maka kita menyaksikan sendiri betapa mengerikan perilaku para penyebar kebencian, dusta bahkan fitnah dan adu domba. Mereka memanfaatkan betapa mudahnya berita bisa tersebar di medsos, ditambah bila berita itu masuk ke komunitas yang rasa kebanggaan kelompoknya kuat, maka berita itu akan jauh lebih cepat menyebar seperti api disiram oleh minyak.

Yang anomali adalah ketika beberapa punggawa medsos yang menyebar kebencian elektronik (e-Hate) itu adalah dari mereka yang mengaku pembela Islam, mengaku kader dakwah atau mengaku anti terhadap liberalisme. Padahal Islam melarang untuk menyebarkan kebencian, apalagi dusta dan fitnah. Rasulullah sendiri melarang mendzalimi orang lain, baik itu muslim ataupun nonmuslim. Bahkan untuk para penuduh yang tuduhannya keliru, ada ancaman menjadi orang yang bangkrut di akhirat (muflisin).

Salah satu pelopor bisnis e-Hate ini yang diingat penulis adalah akun Twitter TrioMacan2000, yang dikelola oleh beberapa orang. Mereka mencampuradukkan antara fakta dan fitnah, dan banyak orang yang terpesona dengan mereka. Dan ternyata, beberapa kultwit mereka adalah pesanan, ada rupiah di baliknya. Alhamdulillah, sedikit demi sedikit sudah mulai terbongkar, dan beberapa punggawanya sudah masuk ke meja pengadilan.



Setelah Pilgub DKI 2012 yang berakhir dramatis, maka kita menjadi saksi munculnya gelombang kebencian yang ditampakkan oleh gerakan yang dulunya dikenal santun dan Islami, tapi tiba-tiba menjadi beringas. Khususnya yang menyerang Jokowi, dan diperparah dengan kasus LHI yang ditangkap dan akhirnya dibui. KPK pun menjadi sasaran bully. Ini berlanjut hingga Pilpres 2014, dimana disini adalah salah satu titik tertinggi dimana fitnah menyebar membabi buta tanpa kontrol, bahkan orang yang biasa disebut cendekiawan, atau tokoh agama, beberapa termakan oleh badai fitnah ini. Namun rupanya hal ini tidak selesai, hingga saat ini kebencian, dusta, dan fitnah, masih terus berlangsung.



Sejak Pilpres 2014, mulai ada pergeseran, situs medsos itu mulai masuk ke era komersial.PKSPiyungan, yang gencar memberitakan kebencian kepada Jokowi, dan beberapa orang di luar kelompoknya, mulai pasang iklan dengan porsi besar. Bagi orang yang menekuni dunia periklanan di Internet, tentu paham, betapa besar potensi iklan, dari memanfaatkan keluguan orang anggota kelompok/harokah, yang mencari berita, dan tsiqah/percaya terhadap berita yang disebarkan oleh anggota kelopoknya. Jika sehari ada puluhan ribu yang masuk ke situsnya, bisa dibayangkan pendapatan perbulan dari pengelola situs.

salah satu ulah mereka saat pilpres :



Kemudian, Suaranews yang afiliasinya sama dengan PKSPiyungan pun sama, dengan format yang lebih “nggilani”, karena iklan yang ditampilkan tidak proporsional dibanding dengan berita kebencian yang dimuat, bahkan beberapa iklan yang ditampilkan, iklan yang vulgar, perempuan setengah telanjang, iklan judi. Si empunya beralasan itu khan konten iklan dinamis, dia tidak bisa penuh mengontrolnya. Barangkali si empunya yang notabene mengaku membela Islam, lupa dengan salah satu sendi utama Islam, bahwa menutup pintu keburukan, itu lebih didahulukan daripada mengambil manfaat. Saya sendiri menyimpan beberapa screenshot iklan yang jauh dari nilai Islami, tapi tidak layak untuk saya ikutkan di artikel ini, karena gambarnya sangat merusak.

Masih ada beberapa situs dengan afiliasi sama dengan PKSPiyungan dan Suaranews, seperti Intriknews, pekanews, fimadani, dll dengan modus serupa.



Dan yang paling heboh di jagad medsos adalah fenomena Jonru. Jonru termasuk penggiat medsos dan kader partai tertentu yang “berhasil” menggaet ratusan ribu follower dalam FanPage di facebook. Topik yang sering dimuat di fanpagenya adalah kebencian terhadap tokoh yang menjadi lawan politik kelompoknya, ini yang membuat jumlah like di FPnya meningkat tajam dalam kurun Pilpres 2014.

Rupanya ratusan ribu follower yang dimilikinya, membuat ybs tertarik untuk mengkomersilkan FPnya. Saat tulisan ini ditulis, sekali posting iklan tanpa rekomendasi, tarifnya Rp 1.1 juta rupiah, dan dengan rekomendasi tarifnya Rp 1.5 juta rupiah.







Inilah bentuk lain dari bisnis e-Hate yang tidak berkah. Dengan business model seperti ini, maka akan semakin menjauhkan si ownernya dari prinsip inshof, adil, karena yang bikin rame dari FP atau situsnya adalah berita tentang kebencian kepada sosok tokoh. Sesuatu hal yang dikompori oleh kelompok yang kemarin kalah Pilpres. Bagaimana mungkin dia akan berani melawan selera para followernya, kalau dia juga tergantung pemasukannya dari materi kebencian yang dia sebar?


Akhir kata, marilah kita berdoa supaya kita tidak digolongkan sebagai manusia yang gemar menyebarkan dusta dan fitnah kepada orang lain, janganlah kita menjadi kelompok yang rugi di akhirat karena gemar menuduh tanpa bukti kepada orang lain.

Wallahua’lam.




BUDAYAKAN KOMENG...... JANGANLAH MENJONRU DIRIKU...emoticon-Blue Guy Peace emoticon-Blue Guy Peace emoticon-Blue Guy Peace emoticon-Blue Guy Peace emoticon-I Love Kaskus (S) emoticon-I Love Kaskus (S)
Diubah oleh denmaskoplak 25-06-2015 14:22
0
1.7K
3
Thread Digembok
Urutan
Terbaru
Terlama
Thread Digembok
Komunitas Pilihan