Pada perdagangan hari Jumat pagi ini mata uang rupiah terpantau mengalami penurunan yang cukup signifikan terhadap rival utamanya dollar AS (19/6). Rupiah kembali terdesak pada awal perdagangan terakhir pekan ini meskipun IHSG tampak melejit dengan kencang untuk membalik kerugian yang menimpanya pekan lalu.

Dollar AS hari ini sebenarnya sedang mengalami penurunan. Mata uang Amerika Serikat melemah setelah Fed mengatakan bahwa ekonomi Amerika Serikat cukup kuat untuk menahan dampak kenaikan suku bunga AS, mata uang dollar mengalami penurunan dan mengatakan akan menaikkan suku bunga di akhir tahun. Tetapi bank sentral ini mengatakan masih menantikan sinyal bahwa sektor tenaga kerja memang sungguh-sungguh membaik.

Akan tetapi sentiment positif yang mendukung kinerja rupiah tampak gagal untuk mengangkat rupiah menguat. Para pelaku pasar masih pesimis mengenai kondisi ekonomi dalam negeri dan inflasi yang mengintai di musim Ramadhan dan Idul Fitri.

Kondisi internal masih membuat rupiahsulit untuk segera keluar dari teritori negatif. Hari ini rupiah dibuka dengan pelemahan. Mata uang ini dibuka pada posisi 13.313,00 per dollar AS. Mata uang lokal tersebut mengalami kenaikan sedikit saja dibandingkan posisi penutupan perdagangan Senin sore yang ada di level 13.306,00 per dollar. Rupiah bukukan peningkatan sebesar 7,00 poin atau setara dengan 0,05 persen. Saat ini rupiah terpantau makin turun dari posisi pembukaan dan sudah berada di level 13.326,00 per dollar.

Analyst Vibiz Research Center memperkirakan bahwa pergerakan nilai tukar rupiah terhadap dollar AS pada perdagangan hari ini berpotensi untuk maju ke teritori positif. Kinerja bursa saham lokal yang sedang naik tajam setelah terpuruk ke 1 tahun terendah memberikan dukungan yang cukup baik terhadap nilai tukar rupiah tersebut.

Mata uang rupiah hari ini berpotensi mengetes level support pada posisi 13.380 dan 13.450 per dollar AS pada perdagangan hari ini. Sedangkan level resistance harian yang akan dites ada pada 13.300 dan 13.250 per dollar.