Hiper Inflasi di Zimbabwe Pernah Terjadi di Indonesia juga Gan !
TS
arthurbumi
Hiper Inflasi di Zimbabwe Pernah Terjadi di Indonesia juga Gan !
Hiper Inflasi di Zimbabwe Pernah Terjadi di Indonesia
Quote:
Quote:
Heboh mengenai hiperinflasi di Zimbabwe, Barang-barang menjadi langka, perekonomian mengalami depresi, dan inflasi mencapai jutaan persen. Rakyat hidup dalam kesulitan. Hiperinflasi di Zimbabwe adalah salah satu kondisi terburuk sepanjang sejarah.
Penyebab hal ini adalah pengelolaan ekonomi yang buruk oleh Presiden Mugabe. Gejolak politik dan sosial telah mengacaukan Zimbabwe. Hal yang dilakukan oleh pemerintahan Mugabe untuk mempertahankan kekuasaannya adalah mencetak uang secara besar-besaran. Uang dipakai untuk membayar gaji pegawai, tentara, dan belanja pemerintah. Uang beredarpun tumbuh tak terkendali menjadi akar dari hiperinflasi. Menghadapi masalah yang timbul, Mugabe justru memerintahkan bank sentral Zimbabwe untuk terus mencetak uang. Bank Sentral Zimbabwe adalah kementrian yang berada di bawah kekuasaannya. Gubernur Bank Sentral Zimbabwe, Dr Gideon Gono, dengan sendirinya patuh pada perintah Mugabe. Dengan uang beredar yang meningkat berkali lipat, inflasi terus menanjak.
Dalam ilmu ekonomi, hiperinflasi adalah sebuah kondisi saat inflasi melejit tinggi tak terkontrol.
Ternyata Indonesia pernah mengalami kondisi Hiperinflasi ini gan !
Indonesia pernah mengalami hiperinflasi pada tahun 1965. Saat itu inflasi di Indonesia mencapai lebih dari 600%. Sumber permasalahannya sama, terlalu banyak uang dicetak untuk membiayai revolusi dan berbagai pengeluaran lainnya.
Ironisnya, lonjakan uang beredar besar-besaran tidak diimbangi dengan persediaan barang, baik produksi dalam negeri maupun impor. Akibatnya harga barang-barang dan biaya hidup melonjak tajam. Jika pada 1958, laju inflasi 46 persen, maka pada 1959 inflasi juga tinggi mencapai 22 persen. Pada 1960, inflasi juga tembus 36 persen.
Buntut dari berbagai kebijakan ini, bukannya menyelesaikan masalah, tetapi malah memperburuk situasi. Bank-bank mengalami kesulitan likuiditas, yang ditanggapi oleh Bank Indonesia (BI) melalui pemberian kredit likuiditas kepada bank-bank. BI juga menangguhkan kebijakan pembatasan kredit.
Kesulitan likuiditas membuat bank-bank tidak bisa memberikan kredit kepada perusahaan untuk kegiatan ekspor, impor, produksi, dan distribusi. Akibatnya, berpengaruh pada kenaikan harga barang dan biaya hidup tahun 1959. Bahkan, inflasi terus meningkat pada tahun-tahun berikutnya hingga mencapai puncaknya pada 1966 dengan inflasi sebesar 635,5 persen.
Tindakan ini dianggap gagal ini, ternyata dilakukan pemerintah tanpa berkoordinasi dengan BI. Akibatnya, Gubernur BI pada waktu itu, Mr. Loekman Hakim, mengajukan pengunduran diri pada presiden Soekarno.
Setelah kejadian itu, hiperinflasi tidak pernah terjadi lagi di negera Indonesia ini. Mudah-mudahan ke depan juga begitu. Inflasi pernah melejit tinggi mencapai 72% saat krisis ekonomi tahun 1997/98 dan mencapai 17% saat kenaikan harga minyak di tahun 2005.
Tahun 2008 lalu, saat krisis global melanda, harga minyak dunia meningkat dan mendorong kenaikan BBM serta harga-harga dalam negeri. Namun inflasi untuk tahun 2008 masih dapat dikendalikan pada tingkat 11,06%.
Tingginya inflasi merepotkan kehidupan rakyat. Harga-harga melonjak tinggi dan masyarakat kehilangan daya beli, khususnya mereka yang berpenghasilan tetap. Benar apa yang dikatakan Ernest Hemingway, bahwa inflasi lebih berbahaya dari perang.
Inflasi adalah perampok diam-diam yang menggerus uang dari kantong setiap warga masyarakat. Perlahan tapi pasti, masyarakat bertambah miskin karena inflasi. Oleh karenanya, upaya mengendalikan inflasi menjadi kepedulian setiap negara.
Sekarang ekonomi lesu, tren inflasi juga tinggi, yang aneh nya kenapa ada yang menyalahkan atau beralasan hal sekarang terjadi akibat pemerintahan sebelumnya, bahkan salah Yunani segala.
Padahal pemerintahan SBY inflasi tinggi karena krisis harga minyak dunia meningkat dan mendorong kenaikan BBM, kalo sekarang harga BBM dunia sempat jatuh, tetapi kenapa inflasi trennya tetap tinggi, tren kurs rupiah terhadap dolar juga melonjak.
Ane bukan penggemar SBY gan, justru ane berharap pemerintahan sekarang bisa lebih baik sewaktu memilih di pemilu 2014. Ane awam ilmu ekonomi sekedar share apa yang baru ane baca, semoga bermanfaat buat yang lain.
Ga usah komeng 'moga HT gan', karena ane yakin trit sejenis ini ga mungkin HT di kaskus sekarang
Semoga pemerintahan ini lebih baik lagi, bukan dari new hope menjadi hopeless
Ditunggu penjelasan pengacara ekonomi online kaskus untuk Jokowi