- Beranda
- Komunitas
- Hobby
- Komik & Ilustrasi
Comic: Manga vs Western Comic


TS
ihatemaling
Comic: Manga vs Western Comic
Halo agan semuanya, saya mau share nih perjalanan saya dalam membuat komik. Sambil bingung nyari cerita, saya sekalian mencari tahu lebih dalam apa perbedaan fundamental antara manga dan komik barat. Berikut adalah hasil research saya
Comic: Manga vs Western Comic
Apa bedanya? Dan mana yang cocok untuk industri komik Indonesia?
Sebelum memulai membuat komik, perjalanan saya dimulai dengan mencari perbedaan antara Manga dan Komik "Western". Dari research yang saya lakukan, komik Manga dan Barat memiliki perbedaan pada metode produksi dan gaya gambar.
Metode Produksi
Secara metode produksi dan distribusinya, komik barat dan Manga memiliki perbedaan yang mencolok. Bagi yang pernah membaca Manga Bakuman pasti memiliki pemahaman dasar bagaimana keadaan industri komik di Jepang. Setiap chapter Manga biasanya berisi 15 halaman yang akan dicetak di "majalah komik" mingguan (atau 2-mingguan atau bulanan) seperti Shonen Jump. Sebelum akhirnya dicetak menjadi satu volume komik yang berisi beberapa chapter, biasa dikenal sebagai Tankobon. Manga biasanya dicetak dengan warna hitam-putih di kertas dengan kualitas kertas koran.
Beberapa judul Manga biasanya hanya berisi beberapa chapter, seperti Ghost in Shell yang semuanya dapat dicetak dalam 1 Tankobon, atau dapat berlangsung selama bertahun-tahun seperti One Piece yang saat ini sudah mencapai 77 Tankobon dan belum ada tanda-tanda akan tamat. Hal yang menarik dari Manga adalah, serial yang sudah berlangsung selama 18 tahun lebih, seperti One Piece dan Hajime no Ippo, ditulis dan digambar oleh 1 orang saja (long live Oda Eiichiro). Walaupun ada beberapa pengecualian seperti Death Note atau Bakuman yang ditulis dan digambar oleh 2 orang yang berbeda (duo). Selama serial Manga berlangsung tidak ada fill-in artist yang menggantikan Mangaka, hal ini mengakibatkan banyaknya kasus hiatus Manga karena sang Mangaka jatuh sakit karena beban pekerjaan yang berlebihan. Beberapa Mangaka menggunakan asisten untuk hal-hal seperti menggambar background dan inking dengan tingkat keterlibatan yang bervariasi. Namun metode produksi ini menghasilkan gaya gambar yang konsisten pada serial Manga yang berjalan selama belasan tahun lebih.
Hal ini sangat kontras dengan metode produksi komik barat yang mayoritas dari serialnya dibuat oleh penulis dan seniman yang silih berganti, menyebabkan gaya gambar yang tidak konsisten. Walaupun ada beberapa pengecualian pada komik buatan Image dan Dark Horse, hampir 90% komik barat tidak memiliki tim penulis dan seniman yang tetap.
Ini disebabkan oleh perbedaan budaya antara Jepang dan Amerika, terutama pada masalah pacing. Produksi komik barat lebih cepat dibandingkan Manga, karena lebih menekankan pada *action*. Mangaka tidak perlu menghasilkan komik secepat komikus barat, dan biasanya meminta kesabaran kepada pembaca.
Perbedaan kecepatan produksi ini paling terlihat pada DC yang semenjak tahun 2011 yang melakukan quarterly-shippingdalam bentuk DC New 52 Week #. Artinya dalam sebulan, DC akan melakukan 4 kali shipping dalam sebulan dengan 6-15 judul per minggu. Jadwal yang ketat ini mengakibatkan perlunya tim seniman hingga 6 orang untuk membuat 1 judul saja.
Variasi penulis kadang mengakibatkan kontradiksi cerita dengan penulis-penulis sebelumnya, menjadikan fenomena reboot (seperti DC New 52 dan Marvel NOW!) atau retcon menjadi hal yang cukup sering dilakukan oleh DC dan Marvel. Namun Manga yang memiliki penulis yang konsisten juga memiliki beberapa kekurangan. Di Manga hampir tidak pernah ada crossover antara karakter dari 2 judul yang berbeda, mungkin ada beberapa crossover kecil namun hal itu tidak mempengaruhi plot dan hanya digunakan untuk "senang-senang".
Yang terakhir, metode produksi komik barat memiliki keunggulan berupa produksi komik yang full-color.
Art Style
Perbedaan selanjutnya adalah gaya gambar. Salah satu penjelasan perbedaan gaya gambar yang paling saya sukai adalah perebedaan cara interpertasi realitas, simplifikasinya dan penonjolan bagiannya.
Gaya gambar Manga lebih menonjolkan pada bagian tubuh yang lebih spesifik seperti mata yang besar, hidung hanya segaris, dsb dibandingkan gaya gambar barat yang penonjolannya lebih bervariasi. Menurut saya video dibawah ini mampu menjelaskan dengan baik perbedaan dari gaya gambar Manga dan barat. Enjoy
Menurut saya, hal yang paling menarik dari video diatas adalah gaya gambar manga/anime yang dikatakan sebagai gaya *inbred*. Hal ini dikarenakan variasi dari gaya manga/anime tidak banyak dan variasi itu pun adalah interpertasi dari interpertasi (bukannya interpertasi dari realita). Dibandingkan dengan gaya komik amerika yang cukup bervariasi, seperti yang dijelaskan pada video selanjutnya
Kedua video diatas menjelaskan cara mencari art styleoriginal bagi para calon seniman atau komikus. Di dalamnya dapat dilihat bahwa ada banyak variasi gaya gambar dari komik barat. Variasi dalam hal bagian badan/muka yang ditonjolkan dan disimplifikasi.
Penutup
Jadi begitulah perbedaan antara Manga dan komik Barat.
Saya merasa bahwa saat ini di Indonesia mayoritas komikus menggunakan gaya Manga, baik dalam gaya gambar dan metode produksinya (one man team). Menurut saya, metode produksi komik barat yang menekankan pada kolaborasi perlu digunakan di Indonesia untuk membuat komik dengan kualitas bagus dan cepat. Penggunaan seniman dan penulis berbeda pada suatu judul juga mempermudah masuknya seniman dan penulis baru ke dunia perkomikan, dibandingkan keadaan saat ini dimana penulis dan seniman komik baru harus membuat serial komik sendiri untuk masuk ke industri komik Indonesia. Saya yakin dengan metode produksi komik barat industri komik Indonesia akan lebih cepat berkembang
Menurut agan sendiri gimana? Gaya mana yang perlu diadaptasi Indonesia
? Manga atau Barat? Komen di bawah ya gan!
Kalau agan mau baca perjalanan saya buat bikin komik silahkan liat blog saya di vranbor.github.io.
Cheers
Comic: Manga vs Western Comic
Apa bedanya? Dan mana yang cocok untuk industri komik Indonesia?
Sebelum memulai membuat komik, perjalanan saya dimulai dengan mencari perbedaan antara Manga dan Komik "Western". Dari research yang saya lakukan, komik Manga dan Barat memiliki perbedaan pada metode produksi dan gaya gambar.
Metode Produksi
Secara metode produksi dan distribusinya, komik barat dan Manga memiliki perbedaan yang mencolok. Bagi yang pernah membaca Manga Bakuman pasti memiliki pemahaman dasar bagaimana keadaan industri komik di Jepang. Setiap chapter Manga biasanya berisi 15 halaman yang akan dicetak di "majalah komik" mingguan (atau 2-mingguan atau bulanan) seperti Shonen Jump. Sebelum akhirnya dicetak menjadi satu volume komik yang berisi beberapa chapter, biasa dikenal sebagai Tankobon. Manga biasanya dicetak dengan warna hitam-putih di kertas dengan kualitas kertas koran.
Beberapa judul Manga biasanya hanya berisi beberapa chapter, seperti Ghost in Shell yang semuanya dapat dicetak dalam 1 Tankobon, atau dapat berlangsung selama bertahun-tahun seperti One Piece yang saat ini sudah mencapai 77 Tankobon dan belum ada tanda-tanda akan tamat. Hal yang menarik dari Manga adalah, serial yang sudah berlangsung selama 18 tahun lebih, seperti One Piece dan Hajime no Ippo, ditulis dan digambar oleh 1 orang saja (long live Oda Eiichiro). Walaupun ada beberapa pengecualian seperti Death Note atau Bakuman yang ditulis dan digambar oleh 2 orang yang berbeda (duo). Selama serial Manga berlangsung tidak ada fill-in artist yang menggantikan Mangaka, hal ini mengakibatkan banyaknya kasus hiatus Manga karena sang Mangaka jatuh sakit karena beban pekerjaan yang berlebihan. Beberapa Mangaka menggunakan asisten untuk hal-hal seperti menggambar background dan inking dengan tingkat keterlibatan yang bervariasi. Namun metode produksi ini menghasilkan gaya gambar yang konsisten pada serial Manga yang berjalan selama belasan tahun lebih.
Hal ini sangat kontras dengan metode produksi komik barat yang mayoritas dari serialnya dibuat oleh penulis dan seniman yang silih berganti, menyebabkan gaya gambar yang tidak konsisten. Walaupun ada beberapa pengecualian pada komik buatan Image dan Dark Horse, hampir 90% komik barat tidak memiliki tim penulis dan seniman yang tetap.
Spoiler for Art Style Batman yang tidak konsisten:
Ini disebabkan oleh perbedaan budaya antara Jepang dan Amerika, terutama pada masalah pacing. Produksi komik barat lebih cepat dibandingkan Manga, karena lebih menekankan pada *action*. Mangaka tidak perlu menghasilkan komik secepat komikus barat, dan biasanya meminta kesabaran kepada pembaca.
Perbedaan kecepatan produksi ini paling terlihat pada DC yang semenjak tahun 2011 yang melakukan quarterly-shippingdalam bentuk DC New 52 Week #. Artinya dalam sebulan, DC akan melakukan 4 kali shipping dalam sebulan dengan 6-15 judul per minggu. Jadwal yang ketat ini mengakibatkan perlunya tim seniman hingga 6 orang untuk membuat 1 judul saja.
Variasi penulis kadang mengakibatkan kontradiksi cerita dengan penulis-penulis sebelumnya, menjadikan fenomena reboot (seperti DC New 52 dan Marvel NOW!) atau retcon menjadi hal yang cukup sering dilakukan oleh DC dan Marvel. Namun Manga yang memiliki penulis yang konsisten juga memiliki beberapa kekurangan. Di Manga hampir tidak pernah ada crossover antara karakter dari 2 judul yang berbeda, mungkin ada beberapa crossover kecil namun hal itu tidak mempengaruhi plot dan hanya digunakan untuk "senang-senang".
Yang terakhir, metode produksi komik barat memiliki keunggulan berupa produksi komik yang full-color.
Art Style
Perbedaan selanjutnya adalah gaya gambar. Salah satu penjelasan perbedaan gaya gambar yang paling saya sukai adalah perebedaan cara interpertasi realitas, simplifikasinya dan penonjolan bagiannya.
Gaya gambar Manga lebih menonjolkan pada bagian tubuh yang lebih spesifik seperti mata yang besar, hidung hanya segaris, dsb dibandingkan gaya gambar barat yang penonjolannya lebih bervariasi. Menurut saya video dibawah ini mampu menjelaskan dengan baik perbedaan dari gaya gambar Manga dan barat. Enjoy

Menurut saya, hal yang paling menarik dari video diatas adalah gaya gambar manga/anime yang dikatakan sebagai gaya *inbred*. Hal ini dikarenakan variasi dari gaya manga/anime tidak banyak dan variasi itu pun adalah interpertasi dari interpertasi (bukannya interpertasi dari realita). Dibandingkan dengan gaya komik amerika yang cukup bervariasi, seperti yang dijelaskan pada video selanjutnya


Kedua video diatas menjelaskan cara mencari art styleoriginal bagi para calon seniman atau komikus. Di dalamnya dapat dilihat bahwa ada banyak variasi gaya gambar dari komik barat. Variasi dalam hal bagian badan/muka yang ditonjolkan dan disimplifikasi.
Penutup
Jadi begitulah perbedaan antara Manga dan komik Barat.
Saya merasa bahwa saat ini di Indonesia mayoritas komikus menggunakan gaya Manga, baik dalam gaya gambar dan metode produksinya (one man team). Menurut saya, metode produksi komik barat yang menekankan pada kolaborasi perlu digunakan di Indonesia untuk membuat komik dengan kualitas bagus dan cepat. Penggunaan seniman dan penulis berbeda pada suatu judul juga mempermudah masuknya seniman dan penulis baru ke dunia perkomikan, dibandingkan keadaan saat ini dimana penulis dan seniman komik baru harus membuat serial komik sendiri untuk masuk ke industri komik Indonesia. Saya yakin dengan metode produksi komik barat industri komik Indonesia akan lebih cepat berkembang

Menurut agan sendiri gimana? Gaya mana yang perlu diadaptasi Indonesia

Kalau agan mau baca perjalanan saya buat bikin komik silahkan liat blog saya di vranbor.github.io.
Cheers



tata604 memberi reputasi
1
8K
8


Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama


Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan