- Beranda
- Komunitas
- Food & Travel
- Catatan Perjalanan OANC
RINJANI YUKS!


TS
Letoy666
RINJANI YUKS!
Manusia. Seonggok magnum opus dari "you-know-who" yang selalu berkembang. Bisa kesamping, bisa kebawah tetapi satu hal yang pasti adalah, manusia tidak akan pernah bisa berkembang ke atas. Tidak selama "you-know-who" belum gulung tikar dan ada lowongan baru diatas sana.
Mengetahui hal tersebut, lalu apa yang kita (manusia) lakukan? Mencari tantangan baru, apapun itu, asalkan bisa memenuhi palung pengakuan yang ada pada diri kita masing masing. Dengan adanya kenyataan ini, maka jangan heran kalau kita (manusia) tidak akan pernah puas sampai kapanpun.. setidaknya sampai kita bisa sederajat dengan "you-know-who".
Jujur gw agak geli pas nulis 2 paragraf diatas, sok iye banget, kayak ngerti aja apa yang ditulisin. Tapi setidaknya itulah yang gw rasakan. Contoh kecilnya adalah, sewaktu gw baru memulai hobby baru yang waktu dulu belum se-populer sekarang, hiking, gw selalu berfikir bahwa mahameru adalah tujuan akhir gw. alasan gw mau bersakit-sakit belajar naik gunung adalah untuk memijak puncak mahameru dan mengandaikan diri gw adalah yudistira. Tapi, tidak seperti yudistira yang bijak nan agung, gw gak nyari mati moksha, gw cuman butuh pengakuan atas diri gw sendiri, mengisi lubang insekyuriti yang ada di diri gw yang berguna untuk jadi pijakan gw untuk menghadapi tantangan lain di hidup ini. Singkatnya, setiap kali gw menghadapi suatu masalah, gw akan selalu berkata pada diri gw sendiri "mahameru aja udah gw kangkangin, kenapa masalah kayak gini aja gak bisa?" dan secara magis, masalah yang didepan mata pun bisa gw hadapi. Tanpa beban, karena semua beban udah gw tinggalin di puncak para dewa itu.
Namun, kembali lagi kepada yang gw sebut diawal. Setelah gw menginjak pasir di mahameru, merasakan anginnya diatas sana, setelah gw kembali lagi ke-keseharian gw di kota besar yang monoton, gw merasa lubang yang tadinya sudah diisi dengan pasir mahameru secara perlahan terkikis sampai akhirnya kosong lagi dan palung itu kembali menganga. Gw benar benar haus, haus akan pengakuan diri tapi gw gak tau apa yang gw mau. Apa bgt. Setidaknya sampai ada Line Message dari sobi gw yang waktu itu belum jadi artis instagram, ngasih tau gw ada tiket promo jkt-bali pp yang aduhay, ditambah satu kata kunci, "RINJANI". Gak pake pikir panjang gw terima tawaran dia. Pagi dikabarin ada tiket murah, siang beli tiket, sore masturbasi, malem membangun mimpi.
Gw selalu mengambil keputusan secara spontan, selalu, dan gw selalu berenang-renang di dalam permasalahan baru akibat spontanitas gw, tapi gak pernah sekalipun gw menyesali keputusan spontan gw. Setelah melakukan eksplor lebih dalam mengenai pendakian rinjani gw baru sadar kalau kita gak bisa naik ke rinjani berdua-an doang, apalagi kita berdua gak ngerti medan disana kayak apa dan kita pendaki yang mokodo alias modal baik doang. Akhirnya, gw bikin sebuah thread ajakan mendaki gunung rinjani di backpakers indo dan kaskus.co.id dan gw mulai menunggu, menunggu sembari dinas ke kebun, harap harap cemas kalau ada orang yang mau ikut apa engga tapi yang pasti gw sama kevin prana aka kevin anda (nama panggungnya) pasti tetep berangkat ke rinjani.
Singkat cerita, akhirnya terkumpul lah pasukan pendakian gw kali ini. Isinya berbagai macam orang dari latar belakang berbeda yang punya alasan berbeda pula, persis seperti fellowship of the ring di LOTR series, bedanya gw bukan frodo. Gw Samwise Gamgee.
Gw kasih perkenalan singkat aja lah ya pasukan penjamah dewi rinjani waktu itu siapa aja.
1. didit, juragan toko outdoor di bogor yang emang adventurous banget. Kalo lo lagi di bogor dan mau nyari barang barang outdoor "ajaib", jangan lupa mampir ke kayak adventure, dijamin gak bakalan nyesel #freeadvert
2. Osa, Adek sekaligus partner bisnisnya didit. Anak punk yang doyan masuk hutan sama kayak gw, bedanya doi lebih pro aja.
3.Uda Harry, perantau gila dari padang yang 180 derajat banget kalo lagi sadar sama gak sadar, namanya agak homogen dengan salah satu peserta pendakian ini, maka dari itu lebih baik kita panggil dia udasaurus aja.
4.Dok Ari, pak dokter asli padang yang terdampar jauh di papua atas nama dinas. Namanya homogen sama uda harry jadi kita selalu manggil dia dok.
5.Yudi, bujang sunda yang menyongsong penghujung dari masa bujangnya, berniat menyicipi puncak rinjani dulu sebelum menyicipi puncak kenikmatan istri baru.
6.Dira, Berniat balas dendam (baca: jalan jalan jauh dari rumah) setelah mati matian mencapai gelar Sarjana Komputer di USU. Orang paling carefree di pasukan kita.
7.Ilham, oportunistis yang kebetulan lagi bertapa di kampung inggris kediri, entah gimana caranya tau tau doi terdampar di lombok bareng kita. menjalani liburan bak sal paradise yang agak mirip dean moriarty, bingung kan lo? sama gw juga.
8.Taufiq, mz mz jawa tulen yang ternyata gw udah pernah secara gak langsung ngobrol sama dia sebelumnya di suatu forum di kaskus.
9.Enggar, paketan taufiq, semacam buy one get one free. Mz jawa tulen yang gak doyan makan ayam padahal dia pengusaha unggas. ironi oh ironi. semoga lo cepet lulus brok.
10.Adi, Perantau super selo dari Palu yang merupakan pemain injury time, konfirmasi kalau dia ikut pendakian ini adalah H+1 dari saat kita semua rendesvouz. selo banget kan?
11.cicil, Sobi dari mapala unram yang dengan senang hati mau nemenin kita semua ngedaki rinjani. Head chef kita di pendakian ini, gordon ramsay liwat.
12.Kampret, peserta paling ajaib di pendakian ini.
Rencana yang tadinya di isi oleh 2 orang aja, gw sama kevin, akhirnya merantai jadi 14.
14 orang stranger yang bareng bareng naik gunung, kedengerannya agak rancu sih, gw sempet ngebayangin ratusan skenario drama yang mungkin bakalan terjadi selama di perjalanan tapi justru skenario drama paling lawak yang gak pernah gw bayangin sebelumnya, terjadi disana.
April 2014, Jakarta panas banget, sampe ke ubun ubun, tukang cendol duren mandi uang setiap hari selama sebulan dengan cuaca seperti ini. Riau dan Sumut kering kerontang sampai sampai banyak terjadi kebakaran lahan perkebunan disana, penyebabnya diduga karena cuaca yang kelewat kering kerontang padahalmah..*wink*. Kebetulan sebelum gw berangkat melakukan perjalanan mencari pengakuan diri di puncak rinjani gw sebulan dinas di kebun, jadi gw ngerasain asap dari kebakaran hutan riau di pagi, siang, dan malam hari. Jam 7.20 aja mata gw pedih banget dan merah, ironisnya gw gak giting. Namun dari panasnya Indonesia bagian barat ini, gw mengharapkan hal yang sama bakalan gw dapetin juga di Indonesia bagian timur. Perbedaan antara optimis dan naif itu memang tipis, setipis tali bikini.
Pertengahan april pun datang, cuaca masih perih di jidat. Gw sama Kevin ketemuan di CGK lalu nantinya kita regroup sama pasukan lainnya di DPS. Sesampainya di DPS sebagian dari kru mulai regroup, ada Udasaurus, Dira, Yudhi, Kevin + gw. Setelah basa basi kenalan dan lain lain kita langsung tancap gas ke padang bai naik mobil yang udah gw pesen courtesy of bli wahyu. Ongkos dari DPS ke padang bai ini agak mahal, walaupun udah carter mobil juga, gw lupa nominal pastinya berapa tapi kalau gak salah sekitar 20rb perorang dengan alasan bawaan kita berat, btw kita naik avanza, bunga jalanan yang gak diharapkan oleh siapapun.
Sampai di pelabuhan padang bai sekitar jam 9 malem, untungnya pelabuhan ini menganut faham 24 hour party people alias aktif 24 jam jadi gak perlu ragu ambil flight malem ke bali kalau mau ngirit (dikit) ke lombok naik kapal laut dari bali, ongkosnya cuman 40rb perorang aja dan perjalanan dari padang bai menuju pelabuhan lembar kira kira sekitar 4 jam. Kita sampai di pelabuhan lembar sekitar jam 2 malam, dari situ kita langsung nyarter mobil untuk nganter kita ke Universitas Mataram, disana Didit ,Osa dan Ilham udah nunggu kita barengan sobi sobi mapala unram lainnya. Malam perdana gw di lombok habis di sekre mapala unram.
Pagi sekitar jam 7 akhirnya kita semua regroup dan mulai ngerencanain belanja logistik, debat kecil (debat pertama kita di pendakian ini loh :") ) tentang porter, dan transportasi ke sembalun dari unram. Dari kontak dok ari, kita naik engkel (sebutan angkot di lombok sana) yang muat 14 orang buat nganterin kita ke sembalun via pasar aikmel. Berhubung kita udah siang pas nyampe di pasar aikmel jadinya ga banyak pilhan juga, untung head chef kita kreatif dan lihai berbahasa sasak, dia beli sayur sayuran yang gw tadinya gak tau itu sayur dan bisa dimakan dengan harga yang murmer. Habis puas belanja, kita lanjut jalan dan sampai di pos pendaftaran sembalun sekitar jam 5 sore. Rencana awal adalah start sembalun lalu ngecamp langsung di pelawangan, kita pikir trek rinjani dari sembalun landai dan mirip kayak semeru, bisa sehari di gas sampe kalimati. Tapi, mengutip dari salah satu sobi mapala unram
"Kalau semeru cuman 5cm doang, Rinjani harus 5 hari"
-sobi mapala unram yang gw lupa namanya siapa
berhubung kita anaknya gak rebel banget, akhirnya kita ngikutin usulan sobi mapala unram dan kita ngecamp di pos 3. Trek dari awal gapura pendakian sampai pos 3 ini cenderung landai dan banyak tai kuda, jadi kalo lo lupa beli cimeng di lombok, jangan resah, di rinjani lo tetep bisa giting murah tapi ya lo kudu ngobok ngobok tai kuda dulu, jamur tai efeknya goks tapi kok.
tulisan gw juga bisa dibaca di IDONTHAVEONE.PW
Mengetahui hal tersebut, lalu apa yang kita (manusia) lakukan? Mencari tantangan baru, apapun itu, asalkan bisa memenuhi palung pengakuan yang ada pada diri kita masing masing. Dengan adanya kenyataan ini, maka jangan heran kalau kita (manusia) tidak akan pernah puas sampai kapanpun.. setidaknya sampai kita bisa sederajat dengan "you-know-who".
Jujur gw agak geli pas nulis 2 paragraf diatas, sok iye banget, kayak ngerti aja apa yang ditulisin. Tapi setidaknya itulah yang gw rasakan. Contoh kecilnya adalah, sewaktu gw baru memulai hobby baru yang waktu dulu belum se-populer sekarang, hiking, gw selalu berfikir bahwa mahameru adalah tujuan akhir gw. alasan gw mau bersakit-sakit belajar naik gunung adalah untuk memijak puncak mahameru dan mengandaikan diri gw adalah yudistira. Tapi, tidak seperti yudistira yang bijak nan agung, gw gak nyari mati moksha, gw cuman butuh pengakuan atas diri gw sendiri, mengisi lubang insekyuriti yang ada di diri gw yang berguna untuk jadi pijakan gw untuk menghadapi tantangan lain di hidup ini. Singkatnya, setiap kali gw menghadapi suatu masalah, gw akan selalu berkata pada diri gw sendiri "mahameru aja udah gw kangkangin, kenapa masalah kayak gini aja gak bisa?" dan secara magis, masalah yang didepan mata pun bisa gw hadapi. Tanpa beban, karena semua beban udah gw tinggalin di puncak para dewa itu.
Namun, kembali lagi kepada yang gw sebut diawal. Setelah gw menginjak pasir di mahameru, merasakan anginnya diatas sana, setelah gw kembali lagi ke-keseharian gw di kota besar yang monoton, gw merasa lubang yang tadinya sudah diisi dengan pasir mahameru secara perlahan terkikis sampai akhirnya kosong lagi dan palung itu kembali menganga. Gw benar benar haus, haus akan pengakuan diri tapi gw gak tau apa yang gw mau. Apa bgt. Setidaknya sampai ada Line Message dari sobi gw yang waktu itu belum jadi artis instagram, ngasih tau gw ada tiket promo jkt-bali pp yang aduhay, ditambah satu kata kunci, "RINJANI". Gak pake pikir panjang gw terima tawaran dia. Pagi dikabarin ada tiket murah, siang beli tiket, sore masturbasi, malem membangun mimpi.
Gw selalu mengambil keputusan secara spontan, selalu, dan gw selalu berenang-renang di dalam permasalahan baru akibat spontanitas gw, tapi gak pernah sekalipun gw menyesali keputusan spontan gw. Setelah melakukan eksplor lebih dalam mengenai pendakian rinjani gw baru sadar kalau kita gak bisa naik ke rinjani berdua-an doang, apalagi kita berdua gak ngerti medan disana kayak apa dan kita pendaki yang mokodo alias modal baik doang. Akhirnya, gw bikin sebuah thread ajakan mendaki gunung rinjani di backpakers indo dan kaskus.co.id dan gw mulai menunggu, menunggu sembari dinas ke kebun, harap harap cemas kalau ada orang yang mau ikut apa engga tapi yang pasti gw sama kevin prana aka kevin anda (nama panggungnya) pasti tetep berangkat ke rinjani.
Singkat cerita, akhirnya terkumpul lah pasukan pendakian gw kali ini. Isinya berbagai macam orang dari latar belakang berbeda yang punya alasan berbeda pula, persis seperti fellowship of the ring di LOTR series, bedanya gw bukan frodo. Gw Samwise Gamgee.
Gw kasih perkenalan singkat aja lah ya pasukan penjamah dewi rinjani waktu itu siapa aja.
1. didit, juragan toko outdoor di bogor yang emang adventurous banget. Kalo lo lagi di bogor dan mau nyari barang barang outdoor "ajaib", jangan lupa mampir ke kayak adventure, dijamin gak bakalan nyesel #freeadvert
2. Osa, Adek sekaligus partner bisnisnya didit. Anak punk yang doyan masuk hutan sama kayak gw, bedanya doi lebih pro aja.
3.Uda Harry, perantau gila dari padang yang 180 derajat banget kalo lagi sadar sama gak sadar, namanya agak homogen dengan salah satu peserta pendakian ini, maka dari itu lebih baik kita panggil dia udasaurus aja.
4.Dok Ari, pak dokter asli padang yang terdampar jauh di papua atas nama dinas. Namanya homogen sama uda harry jadi kita selalu manggil dia dok.
5.Yudi, bujang sunda yang menyongsong penghujung dari masa bujangnya, berniat menyicipi puncak rinjani dulu sebelum menyicipi puncak kenikmatan istri baru.
6.Dira, Berniat balas dendam (baca: jalan jalan jauh dari rumah) setelah mati matian mencapai gelar Sarjana Komputer di USU. Orang paling carefree di pasukan kita.
7.Ilham, oportunistis yang kebetulan lagi bertapa di kampung inggris kediri, entah gimana caranya tau tau doi terdampar di lombok bareng kita. menjalani liburan bak sal paradise yang agak mirip dean moriarty, bingung kan lo? sama gw juga.
8.Taufiq, mz mz jawa tulen yang ternyata gw udah pernah secara gak langsung ngobrol sama dia sebelumnya di suatu forum di kaskus.
9.Enggar, paketan taufiq, semacam buy one get one free. Mz jawa tulen yang gak doyan makan ayam padahal dia pengusaha unggas. ironi oh ironi. semoga lo cepet lulus brok.
10.Adi, Perantau super selo dari Palu yang merupakan pemain injury time, konfirmasi kalau dia ikut pendakian ini adalah H+1 dari saat kita semua rendesvouz. selo banget kan?
11.cicil, Sobi dari mapala unram yang dengan senang hati mau nemenin kita semua ngedaki rinjani. Head chef kita di pendakian ini, gordon ramsay liwat.
12.Kampret, peserta paling ajaib di pendakian ini.
Rencana yang tadinya di isi oleh 2 orang aja, gw sama kevin, akhirnya merantai jadi 14.
14 orang stranger yang bareng bareng naik gunung, kedengerannya agak rancu sih, gw sempet ngebayangin ratusan skenario drama yang mungkin bakalan terjadi selama di perjalanan tapi justru skenario drama paling lawak yang gak pernah gw bayangin sebelumnya, terjadi disana.
April 2014, Jakarta panas banget, sampe ke ubun ubun, tukang cendol duren mandi uang setiap hari selama sebulan dengan cuaca seperti ini. Riau dan Sumut kering kerontang sampai sampai banyak terjadi kebakaran lahan perkebunan disana, penyebabnya diduga karena cuaca yang kelewat kering kerontang padahalmah..*wink*. Kebetulan sebelum gw berangkat melakukan perjalanan mencari pengakuan diri di puncak rinjani gw sebulan dinas di kebun, jadi gw ngerasain asap dari kebakaran hutan riau di pagi, siang, dan malam hari. Jam 7.20 aja mata gw pedih banget dan merah, ironisnya gw gak giting. Namun dari panasnya Indonesia bagian barat ini, gw mengharapkan hal yang sama bakalan gw dapetin juga di Indonesia bagian timur. Perbedaan antara optimis dan naif itu memang tipis, setipis tali bikini.
Pertengahan april pun datang, cuaca masih perih di jidat. Gw sama Kevin ketemuan di CGK lalu nantinya kita regroup sama pasukan lainnya di DPS. Sesampainya di DPS sebagian dari kru mulai regroup, ada Udasaurus, Dira, Yudhi, Kevin + gw. Setelah basa basi kenalan dan lain lain kita langsung tancap gas ke padang bai naik mobil yang udah gw pesen courtesy of bli wahyu. Ongkos dari DPS ke padang bai ini agak mahal, walaupun udah carter mobil juga, gw lupa nominal pastinya berapa tapi kalau gak salah sekitar 20rb perorang dengan alasan bawaan kita berat, btw kita naik avanza, bunga jalanan yang gak diharapkan oleh siapapun.
Sampai di pelabuhan padang bai sekitar jam 9 malem, untungnya pelabuhan ini menganut faham 24 hour party people alias aktif 24 jam jadi gak perlu ragu ambil flight malem ke bali kalau mau ngirit (dikit) ke lombok naik kapal laut dari bali, ongkosnya cuman 40rb perorang aja dan perjalanan dari padang bai menuju pelabuhan lembar kira kira sekitar 4 jam. Kita sampai di pelabuhan lembar sekitar jam 2 malam, dari situ kita langsung nyarter mobil untuk nganter kita ke Universitas Mataram, disana Didit ,Osa dan Ilham udah nunggu kita barengan sobi sobi mapala unram lainnya. Malam perdana gw di lombok habis di sekre mapala unram.
Pagi sekitar jam 7 akhirnya kita semua regroup dan mulai ngerencanain belanja logistik, debat kecil (debat pertama kita di pendakian ini loh :") ) tentang porter, dan transportasi ke sembalun dari unram. Dari kontak dok ari, kita naik engkel (sebutan angkot di lombok sana) yang muat 14 orang buat nganterin kita ke sembalun via pasar aikmel. Berhubung kita udah siang pas nyampe di pasar aikmel jadinya ga banyak pilhan juga, untung head chef kita kreatif dan lihai berbahasa sasak, dia beli sayur sayuran yang gw tadinya gak tau itu sayur dan bisa dimakan dengan harga yang murmer. Habis puas belanja, kita lanjut jalan dan sampai di pos pendaftaran sembalun sekitar jam 5 sore. Rencana awal adalah start sembalun lalu ngecamp langsung di pelawangan, kita pikir trek rinjani dari sembalun landai dan mirip kayak semeru, bisa sehari di gas sampe kalimati. Tapi, mengutip dari salah satu sobi mapala unram
"Kalau semeru cuman 5cm doang, Rinjani harus 5 hari"
-sobi mapala unram yang gw lupa namanya siapa
berhubung kita anaknya gak rebel banget, akhirnya kita ngikutin usulan sobi mapala unram dan kita ngecamp di pos 3. Trek dari awal gapura pendakian sampai pos 3 ini cenderung landai dan banyak tai kuda, jadi kalo lo lupa beli cimeng di lombok, jangan resah, di rinjani lo tetep bisa giting murah tapi ya lo kudu ngobok ngobok tai kuda dulu, jamur tai efeknya goks tapi kok.
tulisan gw juga bisa dibaca di IDONTHAVEONE.PW
0
2.6K
9


Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama


Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan