Mengikuti jejak Dana Moneter Internasional (IMF) yang telah lebih dulu memangkas proyeksi ekonomi global, Bank Dunia pada Rabu kemarin (11/6) juga memangkas outlook pertumbuhan ekonomi global untuk tahun 2015 ini dan mendesak negara-negara maju maupun berkembang agar dapat “mengencangkan ikat pinggang” mereka dalam mengahadapi penurunan harga komoditas dan rencana kenaikan suku bunga Amerika Serikat (AS).

Melihat fenomena yang sedang menimpa perekonomian global ini, tidak hanya IMF yang khawatir jika The Fed AS tetap menaikkan suku bunganya tahun ini, Bank Dunia pun ternyata memiliki pandangan yang sama. Bank Dunia melihat The Fed AS harus menunda kenaikan suku bunganya sampai tahun 2016 mendatang untuk menghindari memburuknya volatilitas nilai tukar mata uang negara lain, agar pertumbuhan ekonomi global tidak semakin kacau.

Harus dipahami bahwa jika The Fed rate dinaikkan maka biaya pinjaman negara-negara berkembang ke Bank Dunia maupun IMF akan semakin besar dan tentu hal ini akan semakin menyulitkan pembiayaan negara-negara tersebut. Adapun prospek pertumbuhan ekonomi global untuk tahun 2015 ini diturunkan Bank Dunia menjadi hanya sebesar 2,8 persen dari sebesar 3 persen yang dibuat pada Januari lalu. Negara-negara yang menjadi eksportir komoditas cukup terpuruk tahun ini dikarenakan harga komoditas yang rendah dan diperparah dengan penurunan harga minyak yang sudah jatuh sekitar 40 persen.

Selain emmangkas pertumbuhan ekonomi global, Bank Dunia juga memangkas proyeksi pertumbuhan 2015 untuk negara-negara berkembang menjadi sebesar 4,4 persen, dari 4,8 persen yang dibuat pada Januari lalu, penurunan terbesar pada tahun ini diprediksi akan terjadi di Brazil dan Rusia. Prospek pertumbuhan untuk AS juga diturunkan menjadi 2,7 persen untuk tahun ini, dari 3,2 persen yang dibuat pada Januari lalu. Perlambatan ekonomi AS yang tercatat merosot pada awal tahun 2015 ini diprediksi akan terus berlanjut hingga akhir tahun ini. Hal ini juga yang menjadi pertimbangan Bank Dunia terhadap wacana kenaikan Fed rate tahun ini.



sumber http://vibiznews.com/2015/06/11/worl...gan-naik-dulu/