Merdeka.com - Meski jarang tampil di publik, putra kedua Ketua Umum PDI Perjuangan Megawati Soekarnoputri, Prananda Prabowo, dikenal sebagai pendukung utama pencapresan Joko Widodo (Jokowi) di Pilpres 2014.

Dia bahkan disebut sebagai salah satu sosok yang paling punya andil di balik restu Megawati untuk Jokowi. Namun belakangan, hubungan itu dikabarkan retak. Penyebabnya, tak lain karena sang presiden tidak teguh menjalankan ideologi partai yang berbasiskan ajaran Bung Karno.

Prananda jugalah yang disebut sebagai orang di balik kritik Megawati kepada Jokowi dalam pidato politik pembukaan Kongres IV PDI Perjuangan April lalu.

Terakhir, yang membuat Prananda jengkel terhadap Jokowi adalah kesalahan sang kepala negara menyebut tempat lahir Bung Karno dalam pidato peringatan Hari Lahir Pancasila 1 Juni di Blitar, pada pekan lalu. Jokowi menyebut tempat lahir sang proklamator di Blitar, padahal seharusnya Surabaya.

"Kesalahan itu manusiawi, tetapi lain cerita kalau diucapkan presiden yang mengaku Soekarnois dan diusung partai dengan garis ideologi Soekarno pula," kata sumber yang adalah orang dekat Prananda tentang alasan kejengkelan rekannya itu kepada merdeka.com, Selasa (9/6) kemarin.

Kejengkelan Prananda cukup beralasan. Sebagai cucu biologis Bung Karno, Prananda juga dikenal sebagai orang yang getol mengarsipkan karya dan peninggalan sejarah sang kakek. Belum lagi, keluarga Megawati adalah yang meralat sendiri tempat lahir Soekarno dari Blitar menjadi Surabaya, setelah 32 tahun Orde Baru sengaja mengaburkan sejarahnya.

"Ya jadi maklumlah. Lagian, kurang sayang dan kurang bela apa Mas Prananda ke Jokowi selama ini," kata sumber itu menambahkan Prananda sudah mendukung Jokowi sejak pencalonan di Pilgub DKI 2012 sampai akhirnya Pilpres 2014.
Keretakan hubungan Prananda dan Jokowi ini seolah semakin benderang ketika anak Megawati dari almarhum Lettu (Pnb) Surindro Supjarso itu muncul di video klip musik cadas berjudul 'pengkhianat', yang dimainkan grup band Rodinda.

Meski lirik lagu 'pengkhianat' tidak gamblang menyebut nama Jokowi, kata sumber tersebut, lagu itu memang untuk sang presiden yang dianggap telah berkhianat terhadap ideologi Bung Karno.

"Ya, apalagi maknanya kalau bukan ke situ," ujarnya enteng.

Di grup Rodinda yang merupakan akronim prinsip-prinsip revolusi Bung Karno: romantika, dinamika, dialektika Prananda adalah sebagai pembetot bas. Untuk membentuk band ini, ketua DPP PDI Perjuangan bidang Ekonomi Kreatif ini merekrut 2 rekannya sesama kader muda partai yang mahir bermusik dan 4 orang lain yang merupakan musisi tulen.

Pantauan merdeka.com, dalam video klip berdurasi 3 menit 37 detik yang diunggah di Youtube Senin (8/6) malam itu, Prananda tampil close-up di awal. Seiring intro gebukan drum dan distorsi khas modern rock digeber, cucu Bung Karno itu berujar:

"Telah kuserahkan seluruh jiwaku untuk menjadi napas dalam gerak langkah perjuanganmu, dasar kau pengkhianat!!" teriak Prananda pada bagian 'Pengkhianat' yang diikuti personel band.

Yang menarik dari lagu cadas ini adalah liriknya yang menyebut 'Dasar kau pengkhianat, pengkhianat berwajah santun'. Sifat santun memang sering diasosiasi publik dengan sosok Jokowi selama ini.

Namun demikian, Hendro Kusumah, salah satu gitaris Rodinda, menjelaskan 'pengkhianat' dalam lagu ciptaan Prananda itu tidak menyasar pada seseorang.

"Tapi bisa menyasar segala bidang, ini lebih pada perkawanan, tanpa ada atribut soal politik," kata Hendro yang juga kader muda PDI Perjuangan saat dihubungi merdeka.com, Selasa (9/6).

Namun, kata Hendro, pihaknya tidak masalah jika ada pihak yang menginterpretasikannya secara politik. "Ya itu hak orang, sah-sah saja," ujar Hendro.

Ditanya soal frasa 'berwajah santun' di belakang lirik 'pengkhianat', Hendro berujar santai. "Lho memang rata-rata pengkhianat berwajah santun," katanya sambil tertawa.

http://m.merdeka.com/peristiwa/lagu-...uk-jokowi.html