Quote:
Jakarta - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pagi ini langsung anjlok hingga lebih dari 100 poin. Indeks langsung jatuh ke level 4.900.
Analis NH Korindo, Raphon Prima, mengatakan sentimen negatif datang dari lemahnya nilai tukar rupiah terhadap dolar. Selain itu yield (imbal hasil) obligasi pemerintah juga naik signifikan.
"Posisi dolar AS terhadap rupiah sudah jauh dari target pemerintah Rp 13.200, ini memaksa bank sentral menjaga rupiah dengan membeli surat utang pemerintah," kata Raphon risetnya, Selasa (9/6/2015).
Akibatnya, IHSG gagal rebound gara-gara banyaknya tekanan jual yang dilakukan investor terutama di saham-saham unggulan.
Dolar AS pagi tadi dibuka sedikit turun ke Rp 13.355 dibandingkan posisi pada penutupan perdagangan kemarin di Rp 13.380. BI sudah menggelontorkan banyak dana untuk menjaga rupiah.
Posisi cadangan devisa Indonesia akhir Mei 2015 tercatat sebesar US$ 110,8 miliar, sedikit lebih rendah dibandingkan dengan posisi akhir April 2015 sebesar US$110,9 miliar.
Perkembangan tersebut dipengaruhi oleh kenaikan kebutuhan devisa, antara lain untuk pembayaran utang luar negeri Pemerintah serta penggunaan devisa dalam rangka stabilisasi nilai tukar Rupiah sesuai dengan fundamentalnya.
Meskipun demikian, penerimaan devisa dari penerbitan sukuk global pemerintah mampu menahan penurunan lebih lanjut.
Dengan perkembangan tersebut, posisi cadangan devisa per akhir Mei 2015 masih cukup membiayai 7,1 bulan impor atau 6,8 bulan impor dan pembayaran utang luar negeri Pemerintah, serta berada di atas standar kecukupan internasional sekitar 3 bulan impor.
BI menilai cadangan devisa tersebut mampu mendukung ketahanan sektor eksternal, dan menjaga kesinambungan pertumbuhan ekonomi Indonesia ke depan.
Hingga siang hari ini pukul 10.10 waktu JATS, IHSG jatuh 111,135 poin (2,22%) ke level 4.903,857. Sementara Indeks LQ45 anjlok 23,298 poin (2,70%) ke level 840,178.
http://m.detik.com/finance/read/2015/06/09/101944/2937023/6/2/gara-gara-dolar-rp-13300-ihsg-anjlok-ke-4900