- Beranda
- Komunitas
- News
- Berita dan Politik
Muhammadiyah: JK Minta Ritual Beragama Jangan Mengganggu


TS
aghilfath
Muhammadiyah: JK Minta Ritual Beragama Jangan Mengganggu

Jakarta, CNN Indonesia-- Pengurus Pusat Muhammadiyah Anwar Abbas menilai, pernyataan Wakil Presiden Jusuf Kalla (JK) yang meminta agar masjid menghentikan memutar kaset yang berisi orang mengaji adalah peringatan bagaimana kita melakukan ritual ibadah. JK, lanjut, Abbas, mengingatkan kita agar jangan sampai ritual agama yang kita lakukan itu mengganggu orang lain apalagi sampai mengancam orang lain.
“Pak JK bukanlah ahli agama, tapi Pak JK adalah muslim yang beragama dengan baik. Mungkin dia sedang berusaha memaknai apa yang terjadi dengan bagaimana kita menjalankan ritual agama. Dia ingin jangan sampai mengganggu orang lain,” ujar Abbas saat dihubungi CNN Indonesia, Senin (8/6).
Abbas melihat, sekarang ini banyak muslim yang dalam menjalankan ritual banyak mengganggu kepentingan orang lain. Seperti menggunakan pelantang suara yang kurang tepat penggunaannya, sampai dengan menutup jalan umum. Ritual yang mengganggu ini ada baiknya mulai disikapi dengan lebih bijaksana oleh umat muslim.
Menurut Abbas, Islam menganjurkan orang untuk mengaji, juga mendengarkan orang mengaji. Dia menyarankan untuk tidak berpolemik soal apakah itu mengaji dari kaset atau tidak. Abbas menambahkan, jika masjid memutuskan untuk memutar kaset berisi orang mengaji, ada baiknya dilakukan jangan terlalu jauh dari waktu salat. Dia menyontohkan, jika subuh setengah lima pagi, ada baiknya baru memutar kaset berisi orang mengaji 5-10 menit sebelum azan.
“Jangan diputar keras-keras sejak jam setengah tiga pagi. Tapi kemudian marbotnya lanjut tidur. Itu kan mengganggu orang lain,” ungkapnya.
Abbas menambahkan, akan lebih baik jika mengaji di masjid itu tidak menggunakan kaset, tetapi orang-orang di sekitar masjid, terutama marbot untuk mengaji dengan suara biasa tanpa menggunakan pelantang suara. Jika itu dilakukan, maka tidak sampai akan menggunggu. “Sebenarnya itu yang utama,” tuturnya.
Sebelumnya, JK saat pembukaan Ijtima Komisi Fatwa MUI di Tegal menyayangkan maraknya rekaman pengajian yang diputar menggunakan kaset sebelum dimulainya salat di masjid-masjid. Menurutnya rekaman pengajian seperti itu berpotensi menimbulkan “polusi suara” dan dinilai juga tak mampu memberikan pahala pada individu yang mengaji.
"Berhentikan itu, apa urusannya Anda mengaji pakai kaset, tidak ada pahalanya itu. Kalau ada pahalanya, itu orang Jepang yang dapat karena itu pasti pakai Sony," kata JK dalam pidatoJK, yang menjabat Ketua Umum Pimpinan Pusat Dewan Masjid Indonesia (DMI) mengatakan pemutaran rekaman mengaji lewat kaset tidak efektif dan efisien serta malahan mengganggu ketenangan masyarakat sekitar. Ditambah lagi mayoritas penduduk Indonesia yang beragama Islam membuat banyaknya masjid dalam jarak dekat dan juga membuat tumpang tindih suara di antara masjid tersebut.
"Ini pengalaman saya kemarin jam empat pagi saya sudah dibangunkan empat masjid dan dihajar pengajian kaset," kata mantan Ketua Umum Partai Golkar ini.
Nih versi NU nya :
Hasyim Muzadi: Jangan Persoalkan Rekaman tapi Speaker Masjid
Jakarta, CNN Indonesia-- Anggota Dewan Pertimbangan Presiden yang juga mantan Ketua Pengurus Besar Nadhlatul Ulama (PBNU), Hasyim Muzadi, mengatakan sebaiknya pemerintah lebih mempersoalkan masalah penempatan speaker masjid alih-alih melarang pengajian dengan menggunakan rekaman. Menurutnya, pengajian dengan menggunakan rekaman merupakan alternatif cara menyampaikan syiar agama. "Itu terserah pengurus masjid, mau menyetel pakai suara orang ataupun rekaman. Alternatif saja buat pengajian. Namun, yang jadi persoalan ini kalau sampai speaker mengganggu orang sekitar," kata Hasyim saat dihubungi CNNIndonesia, Selasa (9/6).
Oleh karena itu, dia mengatakan sebaiknya pemerintah membuat imbauan mengenai tata cara peletakan speaker masjid yang sesuai, seperti misalnya tidak ditaruh di luar masjid atau bagian menara masjid. "Kalau ditaruh di menara masjid bisa buat bising. Jadi, sebaiknya pengurus masjid taruh speaker hanya di dalam saja," kata Hasyim menegaskan. Sementara itu, juru bicara Hizbut Tahrir Indonesia, Muhammad Ismail Yusanto, mengatakan pihaknya mendukung pernyataan Wakil Presiden Jusuf Kalla untuk tidak memasang pengajian dengan menggunakan rekaman berupa kaset atau VCD. Menurut Ismail, pengajian dengan menggunakan rekaman seperti kaset atau VCD bisa berpotensi mengganggu masyarakat sekitar yang butuh istirahat cukup, khususnya pada bulan Ramadhan nanti. (Lihat Juga: Hizbut Tahrir Setuju JK, Mengaji Mestinya Tidak Bising)
"Umat Islam pada bulan Ramadhan nanti butuh istirahat cukup karena mesti bangun sahur di pagi hari. Tidur lelap dengan mendengar suara bising seperti itu tentunya bisa sangat mengganggu," kata Ismail. Ismail juga mengatakan pernyataan JK tersebut mestinya tidak diresapi sebagai larangan atas syiar agama. Pengurus masjid harus bisa bijaksana dengan memahaminya sebagai dampak sosial. Terutama, katanya, karena di bulan Ramadhan suka ada masjid yang dalam bahasa Jawa dikenal dengan istilah 'umpan papan' atau tidak kenal waktu. (Baca Juga: FPI: Pendengar Rekaman Mengaji Dapat Pahala)
"Mengaji sampai larut malam dan keras-keras. Jangankan yang non-muslim, saya saja yang muslim merasa sangat terganggu," ujar Ismail. Sebelumnya, Jusuf Kalla, menyayangkan adanya penggunaan rekaman dalam pengajian di masjid. Hal itu dia sampaikan dalam pidato pembukannya di Ijtima Ulama Komisi Fatwa MUI, Tegal, Jawa Tengah, Senin (8/6). "Berhentikan itu, apa urusannya Anda mengaji pakai kaset, tidak ada pahalanya itu. Kalau ada pahalanya, itu orang Jepang yang dapat karena itu pasti pakai Sony," kata JK dalam pidato pembukannya di Ijtima Ulama Komisi Fatwa MUI, Tegal, Jawa Tengah, Senin (8/6).
Sumber : http://m.cnnindonesia.com/nasional/2...an-mengganggu/
http://m.cnnindonesia.com/nasional/2...peaker-masjid/
Semoga menjadi penyadaran bukan kesalahpahaman

Diubah oleh aghilfath 09-06-2015 04:22
0
2.4K
25


Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama


Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan