- Beranda
- Komunitas
- News
- Berita dan Politik
Perjuangan Bayi Ryuji Selama Tujuh Bulan Pengobatan


TS
beppe.adelmar
Perjuangan Bayi Ryuji Selama Tujuh Bulan Pengobatan
Quote:
Perjuangan Bayi Ryuji Selama Tujuh Bulan Pengobatan
JAKARTA – Bayi Ryuji Marhaenis Kaizan, penderita atresia bilier atau kelainan fungsi hati, meninggal dunia pukul 01.40 WIB usai menjalani pengobatan lanjutan di Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo (RSCM) selama lebih dari tujuh bulan. Perawatan serta biaya operasi yang menghabiskan dana lebih dari Rp1,2 miliar menjadi penyebab kurang maksimalnya perawatan yang diterima Bayi Ryuji.
Kronologi diketahui bahwa Bayi Ryuji mengidap kelainan fungsi hati ialah setelah beberapa minggu setelah kelahirannya, ia sering mengalami suhu badan tinggi sehingga sempat dirawat di RS Sari Asih, Ciputat, dan kemudian dirujuk ke RS Fatmawati.
Setelah dirawat dan menjalani tes laboratorium di rumah sakit itu, bayi Ryuji didiagnois terkena colestesia. Begitu juga ketika dirawat di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Pasar Rebo, dokter mendiagnosis bayi Ryuji mengidap penyakit serupa, kemudian ia pun dirujuk ke RSCM.
Usai menjalani rangkaian tes laboratorium RSCM, hasil penelitian menjelaskan bahwa bayi Ryuji menderita kelainan fungsi hati. Dokter yang merawat menyarankan agar dilakukan operasi pencangkokan hati. Namun, biaya yang dibutuhkan untuk operasinya saja sebesar Rp1,2 miliar. Jumlah tersebut belum termasuk perawatan rawat inap dan obat-obatan.
Mendengar kabar pilu itu, ketika bayi Ryuji masih dirawat di RSCM, sejumlah wartawan yang tergabung dalam Poros Wartawan Jakarta (PWJ) sempat melakukan aksi penggalangan dana. Aksi ini dilakukan sebagai bentuk keprihatinan atas minimnya pelayanan kesehatan yang diberikan negara kepada masyarakat kecil.
PWJ mengajak masyarakat untuk berpartisipasi dalam penggalangan dana dengan memanfaatkan media sosial Twitter dengan menuliskan tagar #RecehforRyuji. Aksi solidaritas tersebut dilakukan di sela-sela car free day di Bundaran Hotel Indonesia, Jakarta Pusat, pada Minggu 8 Februari 2015.
Sementara itu, orangtua dari bayi Ryuji yang masih dirundung duka menuturkan bahwa pemerintah dinilai kurang peduli dalam memfasilitasi biaya perawatan. Sehingga, perawatan yang diterima bayinya tidak maksimal.
Fery Yunizar, ayah dari bayi Ryuji yang ditemui Okezone di rumah duka, Jalan H Gadung 3, Nomor 161, Pondok Ranji, Ciputat, Tangerang Selatan, menjelaskan bahwa proses perawatan anaknya yang sudah berlangsung lebih dari tujuh bulan itu tidak mengalami peningkatan medis yang berarti karena minimnya biaya. Menurut dia, sebagian besar biaya perawatan harus ditanggung oleh keluarga.
"Saya sudah berkali-kali mengadu ke Menkes (Menteri Kesehatan) dan DPR RI, tapi hanya selesai direkomendasi. Padahal, anak saya (bayi Ryuji) butuh tindakan konkret," kata Fery , Senin (8/6/2015) siang.
Bayi Ryuji merupakan putra tunggal dari pasangan Fery Yunizar dengan Luthfianti. Ia dimakamkan hari ini pukul 10.00 WIB di TPU Nuri Kompas, Ciputat, Tangerang Selatan. (fal)
http://m.okezone.com/read/2015/06/08/338/1161968/perjuangan-bayi-ryuji-selama-tujuh-bulan-pengobatan
JAKARTA – Bayi Ryuji Marhaenis Kaizan, penderita atresia bilier atau kelainan fungsi hati, meninggal dunia pukul 01.40 WIB usai menjalani pengobatan lanjutan di Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo (RSCM) selama lebih dari tujuh bulan. Perawatan serta biaya operasi yang menghabiskan dana lebih dari Rp1,2 miliar menjadi penyebab kurang maksimalnya perawatan yang diterima Bayi Ryuji.
Kronologi diketahui bahwa Bayi Ryuji mengidap kelainan fungsi hati ialah setelah beberapa minggu setelah kelahirannya, ia sering mengalami suhu badan tinggi sehingga sempat dirawat di RS Sari Asih, Ciputat, dan kemudian dirujuk ke RS Fatmawati.
Setelah dirawat dan menjalani tes laboratorium di rumah sakit itu, bayi Ryuji didiagnois terkena colestesia. Begitu juga ketika dirawat di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Pasar Rebo, dokter mendiagnosis bayi Ryuji mengidap penyakit serupa, kemudian ia pun dirujuk ke RSCM.
Usai menjalani rangkaian tes laboratorium RSCM, hasil penelitian menjelaskan bahwa bayi Ryuji menderita kelainan fungsi hati. Dokter yang merawat menyarankan agar dilakukan operasi pencangkokan hati. Namun, biaya yang dibutuhkan untuk operasinya saja sebesar Rp1,2 miliar. Jumlah tersebut belum termasuk perawatan rawat inap dan obat-obatan.
Mendengar kabar pilu itu, ketika bayi Ryuji masih dirawat di RSCM, sejumlah wartawan yang tergabung dalam Poros Wartawan Jakarta (PWJ) sempat melakukan aksi penggalangan dana. Aksi ini dilakukan sebagai bentuk keprihatinan atas minimnya pelayanan kesehatan yang diberikan negara kepada masyarakat kecil.
PWJ mengajak masyarakat untuk berpartisipasi dalam penggalangan dana dengan memanfaatkan media sosial Twitter dengan menuliskan tagar #RecehforRyuji. Aksi solidaritas tersebut dilakukan di sela-sela car free day di Bundaran Hotel Indonesia, Jakarta Pusat, pada Minggu 8 Februari 2015.
Sementara itu, orangtua dari bayi Ryuji yang masih dirundung duka menuturkan bahwa pemerintah dinilai kurang peduli dalam memfasilitasi biaya perawatan. Sehingga, perawatan yang diterima bayinya tidak maksimal.
Fery Yunizar, ayah dari bayi Ryuji yang ditemui Okezone di rumah duka, Jalan H Gadung 3, Nomor 161, Pondok Ranji, Ciputat, Tangerang Selatan, menjelaskan bahwa proses perawatan anaknya yang sudah berlangsung lebih dari tujuh bulan itu tidak mengalami peningkatan medis yang berarti karena minimnya biaya. Menurut dia, sebagian besar biaya perawatan harus ditanggung oleh keluarga.
"Saya sudah berkali-kali mengadu ke Menkes (Menteri Kesehatan) dan DPR RI, tapi hanya selesai direkomendasi. Padahal, anak saya (bayi Ryuji) butuh tindakan konkret," kata Fery , Senin (8/6/2015) siang.
Bayi Ryuji merupakan putra tunggal dari pasangan Fery Yunizar dengan Luthfianti. Ia dimakamkan hari ini pukul 10.00 WIB di TPU Nuri Kompas, Ciputat, Tangerang Selatan. (fal)
http://m.okezone.com/read/2015/06/08/338/1161968/perjuangan-bayi-ryuji-selama-tujuh-bulan-pengobatan
turut berduka cita

0
758
Kutip
3
Balasan


Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama


Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan