Kaskus

Entertainment

zidniiiAvatar border
TS
zidniii
Rahasia Suksesnya Sebuah Presentasi ala Steve Jobs
Rahasia Suksesnya Sebuah Presentasi ala Steve Jobs

Membawakan sebuah presentasi, baik formal maupun informaltelah menjadi rutinitas sehari-hari berbagai profesi, mulai dari karyawan, manajer, konsultan, bahkan seniman. Karenanya, dibutuhkan penguasaan teknik agar presentasi bisa menarik.

Selama ini, banyak penyaji materi yang hanya bergantung pada slides Power Point dan cenderung membaca apa yang tertulis di setiap slide yang ditampilkan di layar. Bahkan, mereka menunjukkan grafik dan tabel yang penuh angka, dan menampilkan gambaryang sebagai penghias semata.

Dengan metode seperti ini, apakah presentasi kita mampu menarik perhatian audience? Mungkin saja tidak. Presentasi itu hanya akan membuang waktu penyaji materi dan juga audiece yang hadir, tanpa meninggalkan sebuah kesan tersendiri.

Sebab, presentasi yang menarik perhatian audience adalah presentasi yang mampu mendapatkan engagement dari audience yang hadir; dan tidak membuat audience merasa bosan, bahkankehilangan antusiasme dan selera terhadap presentasi kita.

Padahal, setiap orang yang hadir dalam sesi presentasi kita memiliki ekspektasi untuk mendapatkan informasi yang berguna bagi mereka. Dan seperti halnya dalam teknik pelayanan (service) dalam marketing, mereka yang hadir adalah konsumen kita yang ingin dipuaskan. Mereka memiliki anxieties dandesires sebagai audience dalam presentasi kita. Karenanya Anda wajib memberikan layanan yang mampu memberikan kesan WOW terhadap audience dengan menyajikan presentasi yang juga WOW.

Lantas, apa yang harus Anda lakukan untuk menghadirkan presentasi yang WOW? Sampaikanlah sebuah cerita untuk mendapatkan engagement dari peserta yang hadir dalam sesi presentasi. Dalam sebuah artikel di Harvard Business Review (2003)disebutkan bahwa storytelling adalah kunci dalam kepemimpinan dan komunikasi yang efektif dalam BISNIS. Alasannya sederhana. Dengan bercerita, presentasi kita akan mudah diingat. Itulah mengapa kita akan selalu ingat cerita masa kecil yang dikisahkan orangtua dulu sewaktu masih kecil. Dan secara historis, sebelum adanya bahasa tulisan dalam peradaban manusia, semua ilmu pengetahuan dan informasi hanya disampaikan melalui cerita dari satu generasi ke generasi berikutnya.

Dengan memadukan cerita, fakta, dan statistik, maka kita bisa menghadirkan sebuah presentasi yang berwarna. Memang, sebuah presentasi biasanya memerlukan statistik dan data untuk menyampaikan informasi penting kepada audience. Akan tetapi, tidak semua orang tahan dijejali dengan data, grafik, dan angka selama presentasi.

Lantas bagaimana membuat statistik dan data menjadi bermakna? Caranya adalah dengan mengangkat kisah di balik statistik dan data tersebut. Perlu diingat bahwa audience tidak peduli dengan angka yang ditampilkan. Melainkan, mereka peduli dengan cerita di balik angka tersebut.

Oleh karena itu, sebuah cerita yang disisipkan akan menjelaskan data-data yang disajikan dan memberikan ketertarikan bagi audiens untuk tetap mendengarkan presentasi kita sampai selesai. Seperti yang diungkapkan oleh Robert McKee, seorang screenwriting coach, dengan memberikan sebuah cerita dalam presentasi, pendengar kita tidak hanyak akan mendapatkan informasi yang nyata, tetapi juga membangkitkan energi dan emosi mereka.

Cerita Steve Jobs

Demikian halnya dengan Steve Jobs, Pendiri Apple Inc. Dia terkenal dengan teknikpresentasi yang selalu menarik dan memukau perhatian. Ternyata Steve Jobs tidak pernah lupa untuk selalu mempresentasikan produknya dengan cerita yang menarik dan menjual kepada para penontonnya. Steve Jobs menguasai betul teknik bercerita ini. Dalam setiap presentasi, dia selalu menyampaikan sebuah cerita yang menarik.

Contohnya ketika memperkenalkan iPod pada tahun 2001. Steve Jobs tidak menjelaskan produk tersebut sekadar sebagai alat pemutar lagu-lagu dalam format mp3, namun memilih untuk menceritakan bahwa iPod sebagai “1.000 lagu yang ada di dalam saku.” Dalam presentasi yang dia bawakan, Steve Jobs memasukkan sendiri iPod tersebut ke dalam saku celananya dan mulai bercerita. Cerita inilah yang kemudian menjadi cerita bahwa iPod sebagai alat yang bisa menampung 1.000 lagu di dalam saku manusia.

Sama halnya ketika dia menjelaskan jumlah lagu yang bisa diunduh melalui iTunes. Steve Jobs menyampaikan data sederhana dengan mengatakan bahwa 2 miliar lagu telah diunduh melalui iTunes yang sama halnya dengan 5 juta lagu per hari. Tidak berhenti sampai di situ, Jobs menambahkan cerita bahwa angka tersebut berarti 58 lagu dibeli orang setiap detik. Kemudian untuk lebih memudahkan audience membayangkannya, Steve Jobs mengatakan, “Ini terjadi setiap menit dalam setiap jam dalam setiap hari.”

Jika audience hanya diberikan data 2 miliar lagu yang sudah terjual atau 5 juta lagu per hari, mungkin mereka sulit membayangkan apa arti angka tersebut. Namun, ketika Steve Jobs membantu dengan analogi bahwa jumlah itu sama dengan 58 lagu per detik setiap harinya, audience dengan cepat bisa membayangkan bahwa angka tersebut sangatlah besar dan fantastis. Untuk menekankan angka 5 juta lagu per hari, Steve Jobs menjelaskannya dengan 58 lagu setiap detik, setiap menit, setiap jam dan setiap harinya. Menarik bukan?

Memilih Cerita Yang Baik

Menurut Garr Reynolds dalam bukunya Presentation Zen, ada dua teknik dalam memilih sebuah cerita yang mampu menarik perhatian audience. Pertama, menampilkan cerita yang mengandung elemen konflik dalam cerita tersebut. Cerita yang baik bukanlah cerita yang berakhir tanpa konflik. Sebaliknya, cerita yang menarik akan menghadirkan sebuah konflik yang menggambarkan ekspektasi dan realita. Dan storyteller yang baik adalah storyteller yang mampu menyampaikan kisah yang menceritakan masa-masa sulit sampai akhirnya apa yang diinginkan dapat tercapai. Atau, bagaimana ia bisa mencapai hal yang dia inginkan dengan tantangan yang berarti.

Kedua, menciptakan karakter-karakter yang berbeda dalam cerita kita. Dalam presentasi, sebaiknya kita menampilkan hal-hal yang kontras, misalnya kondisi sebelum dan sesudah, hal dulu dan sekarang, masalah dan solusi, konflik dan perdamaian, peningkatan dan penurunan, masa sedih dan bahagia, hal yang besar dan kecil, dan lain sebagainya. Dengan menggabungkan dua hal yang kontras ini, audience dapat lebih mengerti dan mengingat pesan yang ingin kita sampaikan dengan lebih baik.

Yang terpenting dan harus diperhatikan adalah cerita tersebut haruslahrelevan dan memiliki arti bagi audience. Sehingga, mereka yang hadir bisa melihat dirinya seolah-olah berada di dalam cerita kita. Pada saat itulah engagement akan terjadi dan emosi peserta dan penyaji materi akan terkoneksi.

Karenanya, jangan pernah lagi ada data, gambar, dan angka yang ditampilkan dalam presentasi Anda tanpa cerita menarik. Selamat berbagi cerita di setiap presentasi Anda!

sumber : http://marketeers.com/article/rahasi...resentasi.html

0
1.9K
7
GuestAvatar border
Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama
GuestAvatar border
Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan