Badan Penyelenggaran Jaminan Sosial (BPJS) Ketenagakerjaan akan mulai menjalankan program pensiun, atau jaminan hari tua bulan depan. Bagi pekerja swasta yang ikut program ini bagaimana perhitungannya?

Direktur Utama BPJS Ketenagakerjaan Elvyn G. Masassya, Kamis 4 Juni 2015, menjelaskan, skema program pensiun untuk pekerja swasta disamakan dengan jaminan hari tua yang diperoleh Pegawai Negeri Sipil (PNS).

Pekerja swasta membayarkan uang pensiun yang dipotong dari gaji tiap bulannya hingga memasuki usia pensiun 56 tahun. Iuran yang harus dibayarkan, rencananya sebesar delapan persen, dengan rincian lima persen ditanggung perusahaan dan tiga persen ditanggung pekerja.

"Nanti, setiap bulan sampai meninggal dunia, lalu dilanjutkan istrinya dan anaknya sampai 23 tahun akan mendapatkan uang pensiun. Jadi, persis seperti format pensiun PNS," ujarnya di kantor Presiden.

Berapa besar pensiun yang didapat, tergantung besar pendapatan yang dipotong persentase iuran yang telah ditetapkan sesuai aturan. Semakin besar gaji pekerja, makin besar pensiun yang berhak diterima.

"Pekerja akan terima sekitar 40 persen dari rata-rata upah dia per bulan. Kalau dia meninggal, istrinya terima. Kalau istrinya meninggal, anaknya terima," ungkapnya.

Sementara itu, bagi pekerja swasta yang baru mengikuti program ini menjelang masa pensiunnya akan diberikan secara akumulasi sesuai dengan berapa lama terdaftar sebagai peserta.

"(Kalau pekerja baru ikut sekarang lalu pensiun dua tahun lagi) akan diberikan lamsam, atau sekaligus akumulasi iurannya. Dia menerima penuh itu, harus 15 tahun terdaftar jadi peserta," tambahnya.

Saat ini, peraturan pemerintah (PP) yang menjadi petunjuk pelaksanaan program jaminan sosial tersebut sedang difinalisasi pemerintah. Rencananya, Presiden Joko Widodo akan menggelar rapat terbatas guna memutuskan aturan tersebut.

http://bisnis.news.viva.co.id/news/r...edium=facebook

Semoga sukses