Claudia malam itu pulang agak malam karena harus mengikuti kelas tambahan di kampusnya. Karena cuma membawa uang 15 ribu, ia terpaksa harus naik bajaj. Ia menunggu di trotoar hingga sebuah bajaj yang sedang tidak mengangkut penumpang melintas. Claudia memberhentikannya...
"Bang, ke Pondok Aren berapa?" tanya Minami.
"Dua belas, neng!" jawab si supir bajaj.
Karena hari sudah sangat malam dan ia hanya membawa uang terbatas, Claudia setuju dan masuk ke dalam bajaj tersebut.
Agar suasananya tidak terlalu sepi, Claudia berusaha mengajak sang supir bajaj untuk berbicara namun karena suara mesin bajaj agak berisik, suaranya tidak kedengaran. Akhirnya, Claudia berusaha menepuk pundak si supir agar ia memperhatikannya. Namun apa yang terjadi? Si supir langsung kaget dan hampir saja mereka menabrak sebuah pohon.
"Aduh, eneng gak apa-apa, 'kan?' tanya si supir.
"Iya, gak apa-apa bang! Abang kenapa sih?! Kok langsung kaget begitu pas saya tepuk pundaknya?" tanya Claudia keheranan.
'Iya, neng! Soalnya ini hari pertama saya jadi supir bajaj dan eneng itu penumpang pertama saya. Saya masih kebawa suasana dari pekerjaan saya dulu!" balas si supir.
"Emangnya dulu abang kerja apaan?" tanya Claudia.
"Dulu saya 20 tahun jadi supir mobil jenazah," jawab si supir.