Quote:
Lima, CNN Indonesia -- Seorang wanita asal Sukabumi, Indonesia, diperalat pria asal Peru untuk menjadi kurir narkotika. Wanita ini tertangkap di kota terpencil di Peru saat hendak mengambil tas yang ternyata berisi barang haram tersebut.
Menurut staf Kedutaan Besar RI di Peru, Rinoldy Sidiki, pada CNN Indonesia, Kamis (4/6), wanita berinisial LS itu datang sekitar tanggal 26-27 Mei ke Lima, Peru, atas ajakan teman prianya asal negara itu yang dikenalnya di Facebook. Dibiayai sepenuhnya oleh pria tersebut, wanita ini datang untuk menemuinya di Lima.
"Keduanya janjian lewat Facebook, lalu berkomunikasi melalui email. Ini terkait hubungan asmara, karena pria itu mengaku single," kata Rinoldy.
Sesampainya di Lima, pria tersebut mengaku tengah ada pekerjaan mendadak di Thailand. LS diperintahkannya pergi ke Piura, kota yang terletak 989 kilometer sebelah baratlaut ibukota Lima, untuk mengambil barangnya yang tertinggal.
Barang itu ternyata adalah sebuah tas berisikan narkoba. Beruntung, beberapa hari sebelum LS sampai di Piura, polisi telah lebih dulu mengamankan tas itu dari suatu tempat. Sesampainya di Piura, LS kemudian ditangkap polisi yang telah mengawasi sindikat narkotika di kota tersebut.
"LS dibebaskan setelah terbukti tidak bersalah dan tidak ada barang bukti apapun bersama dia," ujar Rinoldy.
Polisi Peru, kata Rinoldy, memang tengah memburu sindikat narkotika internasional ini.
Banyak jalur transit
Karena ketakutan, LS ingin langsung pulang ke Jakarta menggunakan tiket yang telah dibeli sebelumnya oleh sindikat yang menipunya. Menurut Rinoldy, tiket itu punya jalur transit yang sangat banyak.
"Tiket itu punya jalur transit yang banyak. Dari Lima transit di Sao Paulo, Brasil, kemudian ke salah satu negara Amerika Latin, Thailand, Malaysia baru Jakarta. Biasanya di tengah perjalanan, sindikat itu akan melakukan perubahan jalur tujuan," ujar dia.
Namun sindikat itu telah membatalkan tiket saat LS telah terbang dari Lima menuju Sao Paulo. Akhirnya oleh aparat di Sao Paulo, LS dikembalikan ke Lima. Saat ini, kata Rinoldy, LS berada di tempat yang dirahasiakan karena khawatir nyawanya terancam oleh sindikat narkotika Peru.
"Kami masih menunggu instruksi dari Jakarta untuk pemulangannya," kata Rinoldy.
Kasus kedua
Rinoldy mengatakan, ini adalah kali kedua modus penipuan serupa menimpa WNI di Peru. Sebelumnya pertengahan tahun lalu, seorang wanita asal Solo juga diperalat untuk datang ke negara itu, setelah diimingi pekerjaan singkat dengan gaji besar.
"Saat itu ketika sampai di Peru, korban langsung ngeh ketika dia disuruh mengambil barang berupa koper. Dia takut dan langsung mencari KBRI untuk meminta perlindungan. Setelah melalui proses yang panjang, dia akhirnya pulang dengan biaya sendiri," ujar Rinoldy.
Belajar dari dua kasus ini, warga Indonesia diimbau untuk tidak mudah diimingi uang atau rayuan gombal para sindikat narkotika di Peru.
"Jangan sampai modus ini terulang kembali, dengan iming-iming uang atau asmara," tegas Rinoldy.
http://m.cnnindonesia.com/internasional/20150604082131-106-57572/wanita-sukabumi-diperalat-untuk-jadi-kurir-narkoba-di-peru/
ini pelajaran berharga buat kita semua, jgn gampang tergiur ke luar negeri pergi pulang gratis. apalagi dibiayai oleh orang yg tdk kita kenal/ hanya kenal via medsos. untung polisi peru bijak dalam menangani kasus ini. kalo kasus ini terjadi di indonesia sdh di dor mati si cewe ini. polisi ga mau tau duduk perkaranya