Pada perdagangan hari Kamis pagi ini mata uang rupiah mengalami pembukaan di teritori negatif terhadap dollar AS (4/6). Rupiah melanjutkan penurunan terhadap dollar AS. Mata uang dalam negeri tampak makin mendekati level harian terendah dalam 17 tahun belakangan atau sejak terjadinya krisis moneter di tahun 1998.

Mata uang dalam negeri masih sangat rentan terhadap tekanan jual akibat minimnya sentimen positif dari dalam negeri. Angka inflasi bulan Mei yang mengalami kenaikan mencapai angka 7,15 persen juga menjadi salah satu pendorong melemahnya nilai tukar mata uang dalam negeri ini.

Hari ini rupiah dibuka pada posisi 13.234,00 per dollar AS. Mata uang lokal ini mengalami pelemahan tipis dibandingkan posisi penutupan perdagangan Rabu sore yang ada di level 13.230,00 per dollar. Rupiah bukukan kenaikan sebesar 4,00 poin atau setara dengan 0,03 persen. Saat ini rupiah tampak makin teraniaya dan sudah melemah 21 poin ke level 13.251,00 per dollar AS.

Analyst Vibiz Research Center memperkirakan bahwa pergerakan nilai tukar rupiah terhadap dollar AS pada perdagangan hari ini berpotensi untuk bertahan di teritori negatif. Ketidakpastian mengenai langkah pemerintah untuk mengamankan nilai tukar rupiah menjadikan mata uang dalam negeri ini sangat rentan terhadap aksi jual.

Mata uang rupiah hari ini berpotensi mengetes level support pada posisi 13.300 dan 13.350 per dollar AS pada perdagangan hari ini. Sedangkan level resistance harian yang akan dites ada pada 13.200 dan 13. 150 per dollar.



Sumber http://vibiznews.com/2015/06/04/rupi...entimen-lokal/