JAKARTA, (PRLM).- Perubahan komposisi dan nomor pertandingan di cabang tenis meja membuat Satlak Prima akhirnya memberangkatkan sembilan atlet menuju SEA Games 2015 mendatang.

Meskipun baru delapan nama yang didaftarkan ketika delegate registration meeting (DRM) 21 Mei 2015 lalu. Nasib satu atlet lainnya masih menunggu "technical meeting" pertandingan pada 31 Mei mendatang.

Sebelumnya, dualisme kepengurusan Persatuan Tenis Meja Seluruh Indonesia (PTMSI) membuat pihak Komite Olimpiade Indonesia (KOI) akhirnya mengakomodir atlet dari Oegroseno.

Padahal sebelumnya, Satlak Prima hanya memelatnas adalah enam atlet, empat putra dan dua putri yang berasal dari kubu Marzuki Alie karena pihak Oegroseno tidak datang ketika seleksi.

Namun, karena hak "entry by name" ada di kubu Oegroseno maka KOI pun mencari jalan tengah dengan memasukan tambahan tiga atlet dan mencoret satu nama dari daftar atlet pelatnas yakni Yon Mardiono, hingga terpenuhilah kuota atlet untuk SEA Games.

Koordinator Cabor Permainan Satlak Prima, Mimi Irawan kepada wartawan usai rapat koordinasi di Plaza KOI, FX Senayan, Jakarta, Rabu (27/5/2015), mengatakan perubahan di lakukan bukan karena tidak ada koordinasi antara Satlak dan KOI, tapi lebih karena pihak KOI, menurutnya, mau menunggu setelah DRM kemarin apakah bisa melakukan perubahan.

Perubahan itu membuat Yon dan para atlet lainnya yang telah mengikuti pelatnas pun mengajukan protes ketika pertemuan kemarin. Yon kecewa karena sudah menjalani pemusatan latihan sejak Januari lalu justru harus tergantikan oleh Gilang Ramadhan yang masuk belakangan.

Masuknya Gilang mengisi posisi Yon di sektor tunggal putra pun menggeser kedudukan Gilang Maulana di nomor tersebut. Gilang Maulana yang tadinya turun di dua nomor akhirnya hanya bermain di ganda putra.

Padahal, menurut Gilang Maulana, di pelatnas dirinya justru fokusnya di sektor single. Sementara penggantinya di sektor single, dianggapnya masih belum tepat bermain di level SEA Games.

Protes itu membuat, Mimi akhirnya merapatkannya kembali dengan Chef de Mission (CDM) dan akhirnya diputuskan Yon tetap disertakan, namun status dimainkan atau tidak menunggu technical meeting cabor pada 31 Mei mendatang. Karena di situ, ujarnya, merupakan harapan terakhir bagi Indonesia untuk bisa menambah perubahan nomor lagi.

"Dengan adanya perubahan itu, maka otomatis komposisi tim pun berubah terutama di sektor ganda putra dan tunggal putra. Di tunggal jadi lima pemain yang akan turun. Kubu Marzuki memang sempat mengatakan jika perubahan yang mendadak ini bisa membuat kekuatan tim tenis meja Indonesia tidak solid dan bisa berpengaruh kepada target medali. Tapi akhirnya Yon tadi sudah sepaham, main atau tidak nantinya dia akan tetap siap. Jika di technical meeting diterima, maka dia akan main, jika tidak ya sudah. Tapi kta tidak ingin berangan-angan," ucap Mimi.

Sebelumnya, diakui oleh Wakil CDM kontingen Indonesia, Ade Lukman jika setelah disatukan memang kedua belah kubu belum duduk bersama untuk menentukan komposisi dan nomor pertandingan.

Tapi pihaknya mengharapkan semua atlet yang telah masuk dipilih tidak lagi membeda-bedakan dirinya dari mana dan harus memiliki semangat yang sama. Karena ini menurutnya satu menjadi satu kontingen yang sama, Indonesia dam bisa memenuhi target medali.

Target cabor tenis meja ini sendiri adalah satu emas dari nomor ganda campuran. Pasangan yang diunggulkan adalah Akhmad Dahlan Daruri/Gustin Dwijayanti atau Vicky Supit/Kharisma Nurhawa. Selain satu emas, cabor ini juga mentarget tiga medali perunggu dari single putra, ganda putra, dan ganda putri. (Wina Setyawatie/A-89)***

http://www.pikiran-rakyat.com/olah-raga/2015/05/27/328854/tenis-meja-akhirnya-berangkatkan-9-atlet-ke-sea-games

Gak terlalu berharap,tanpa dilanda masalah pun sering kalah sm singapura