- Beranda
- Komunitas
- News
- Berita dan Politik
Menteri Anies Diminta Masukkan Pencak Silat Dalam Kurikulum


TS
stanin
Menteri Anies Diminta Masukkan Pencak Silat Dalam Kurikulum
Quote:

TEMPO.CO, Yogyakarta - Menteri Pendidikan Anies Baswedan menghadiri even pembuka festival pencak silat nasional 'Jambore Pencak Nusantara' di Plaza Pasar Ngasem, Yogyakarta Sabtu, 14 Februari 2015.
Acara itu sebagai rangkaian pelaksanaan jambore pencak silat nasional pertama yang akan dihelat di Kota Yogyakarta pada 28 hingga 31 Mei 2015 nanti.
Dalam acara itu, Anies diminta memasukkan pencak silat sebagai bagian kurikulum nasional pendidikan..
"Pencak silat kami harap bisa masuk sebagai muatan lokal dalam kurikulum pendidikan," ujar Ketua Ikatan Pencak Silat Seluruh Indonesia Daerah Istimewa Yogyakarta, Kanjeng Gusti Pangeran Hario Hadiwinoto, di hadapan Anies dan ratusan pesilat dari perwakilan sejumlah perguruan yang hadir.
Hadiwinoto menuturkan sudah saatnya pemerintah yang kini di bawah kepemimpinan Presiden Joko Widodo mulai mengakui pencak silat secara lebih nyata. Tak hanya sekedar olahraga, namun bagian tradisi budaya yang telah mengakar.
"Pencak silat sangat bisa membantu pembentukan karakter bangsa, khususnya lewat bidang pendidikan," kata Hadi yang juga adik kandung Raja Keraton sekaligus Gubernur DIY Sri Sultan Hamengku Buwono X itu.
Pencak silat dinilai Hadi layak masuk menjadi materi wajib muatan lokal atau kegiatan ekstrakurikuler di sekolah. Sebab pencak silat ini hampir ada di seluruh daerah dan secara tidak langsung telah mengangkat potensi lokalitas lain.
Pencak silat pun telah mengalami berbagai pengembangan dengan terbentuknya sejumlah aliran yang eksis.
"Untuk awalan, penerapan pencak silat itu bisa dari sekolah negeri dulu, baru swasta."
Anies menuturkan pihaknya setuju pencak silat menjadi bagian proses pendidikan dalam membentuk kebudayaan. Terlebih saat ini Kementerian Pendidikan tengah membenahi sistem pendidikan melalui perubahan kurikulum.
"Jadi bentuknya nanti bisa kurikuler, ekstrakurikuler, dan non kurikuler,kami pelajari (usulan masuk kurikulum) itu."
Anies mengakui, pencak silat bukan sekedar bagian cabang olahraga, tapi cermin ekspresi lokal yang menjadi tradisi hidup.
"Tapi tidak semua muatan langsung bisa dimasukkan sebagai kurikulum, perlu dikaji bagaimana agar tak membebani siswa," kata Anies.
Anies berjanji dalam masa perbaikan kurikulum saat ini, segala ekspresi lokal berbagai daerah tengah dikumpulkan dan dipelajari sehingga bisa mendapat ruang lebih pada sistem pendidikan nasional.
"Agar pendidikan kita tak menjadi bentuk penyeragaman, tapi memberi ruang kreasi yang kelak mendorong semangat produktivitas," ujar Anies.
Anies pun mengapresiasi masih banyaknya perguruan silat tanah air yang mau bertahan di balik kesunyian publikasi.
"Padepokan-padepokan itu sudah menjaga tradisi lokalitas hidup, kita harus mengapresiasinya," kata Anies.
Pimpinan Perguruan Silat Nasional (Persinas) ASAD Daerah Istimewa Yogyakarta, Suryadi, berharap pencak silat bisa diakomodasi dalam muatan lokal kurikulum.
"Langkah itu bisa memotivasi perguruan silat terus hidup dan merasa diakui untuk terlibat menjaga tradisi," kata Suryadi yang perguruannya kini beranggotakan 2.000 orang itu.
Suryadi menuturkan, meski pengurus padepokan kebanyak kerap tombok alias menuturpi kekurang operasional, namun masih terbantu dengan iuran anggotanya.
"Kami lakukan ini dengan rasa senang dulu dengan pencak silat, meskipun tombok."
Sumber: Tempo.co
~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~
Quote:
Sultan Dukung Pencak Silat Masuk Kurikulum Sekolah

Yogyakarta, - Raja Keraton Ngayogyakarto Hadiningrat sekaligus Gubernur DIY, Sri Sultan Hamengku Bawono X mendukung pencak silat masuk dalam kurikulum pendidikan di sekolah. Sebab pencak silat adalah salah satu warisan budaya yang harus tetap dilestarikan.
Hal itu diungkapkan Sultan saat bertemu dengan 100-an pendekar pencak silat di Gedung Pracimosono kompleks kantor Gubernur DIY, di Jl Malioboro, Yogyakarta, Sabtu (30/5/2015) sore.
"Saya sudah bertemu dengan Mendikbud dan sudah membicarakan hal itu, biar nanti kementrian yang akan menyampaikan sendiri," kata Sultan.
Menurut Sultan, Mendikbud sangat mendukung bila pencak silat masuk kurikulum pendidikan di sekolah. Sebab pencak silat bisa jadi alternatif pilihan pendidikan karakter bangsa yang bisa jadi dikembangkan di masa depan.
Sultan juga meminta kepada perguruan-perguruan silat seluruh Indonesia agar menyiapkan materi-materi semacam silabus. "Biar pas, istilahnya tumbu oleh tutup. Kita bisa menyiapkan materinya dan kementerian juga menyiapkannya," kata Sultan.
Apabila pencak silat masuk kurikulum wajib di sekolah baik SD dan SMP, Sultan meminta para perguruan silat harus siap melakukannya. "Tidak ada pilihan lain kecuali mengatakan siap dan sanggup. Ini momentum yang baik," tegas Sultan.
Oleh karena tidak semua daerah akan terpenuhi guru dan pelatih silat, dia juga meminta agar semua perguruan silat di Indonesia untuk saling membangun jaringan dan saling membantu.
"Karena setiap provinsi tidak semua bisa memenuhi, ini perlu jaringan dan saling membantu mengatasi kekurangan. Ini kesempatan bagus, untuk mendukung eksistensi pencak silat," tegas Sultan.
Sementara panitia Jambore Pencak 2015, Siswantoyo menambahkan dalam acara pawai pencak silat di Malioboro pada hari Minggu (31/5/2015) sore akan diikuti sekitar 7.500 peserta.
"Kami berharap pencak silat yang lahir di seluruh nusantara ini sebagai warisan nusantara yang dapat mendukung untuk pendidikan karakter bangsa dan memberikan pendidikan alternatif bagi anak-anak sekolah," katanya.
Siswantoyo menambahkan beberapa perguruan silat yang ikut pawai diantaranya Wahyu Sejati, Satria Nusantarra, Tapak Suci, Setia Hati, Cepedi, Perisai Diri, Kera Saksi, Perpi Harimurti, Tapak Suci dan lain-lain.
Sedangkan dari luar DIY diantaranya Bayu Suci Malang, Pagar Nusa kartasura, Persinas ASAD, KPSN Muntilan, Cakra V, Garis Paksi, Maenpo, Gerak Gulung Budi Daya, Cimande, Cikalong, Komunitas Pesilat Jawa Timur, gerak Gulung budi Daya, Sanggar terazam Jakarta, Beksi Kong Noer, Mutiara Betawi, Silat betawi gerak Rasa Sikilat, Getar Sukma, laskar bekasi dan lain-lain.

Yogyakarta, - Raja Keraton Ngayogyakarto Hadiningrat sekaligus Gubernur DIY, Sri Sultan Hamengku Bawono X mendukung pencak silat masuk dalam kurikulum pendidikan di sekolah. Sebab pencak silat adalah salah satu warisan budaya yang harus tetap dilestarikan.
Hal itu diungkapkan Sultan saat bertemu dengan 100-an pendekar pencak silat di Gedung Pracimosono kompleks kantor Gubernur DIY, di Jl Malioboro, Yogyakarta, Sabtu (30/5/2015) sore.
"Saya sudah bertemu dengan Mendikbud dan sudah membicarakan hal itu, biar nanti kementrian yang akan menyampaikan sendiri," kata Sultan.
Menurut Sultan, Mendikbud sangat mendukung bila pencak silat masuk kurikulum pendidikan di sekolah. Sebab pencak silat bisa jadi alternatif pilihan pendidikan karakter bangsa yang bisa jadi dikembangkan di masa depan.
Sultan juga meminta kepada perguruan-perguruan silat seluruh Indonesia agar menyiapkan materi-materi semacam silabus. "Biar pas, istilahnya tumbu oleh tutup. Kita bisa menyiapkan materinya dan kementerian juga menyiapkannya," kata Sultan.
Apabila pencak silat masuk kurikulum wajib di sekolah baik SD dan SMP, Sultan meminta para perguruan silat harus siap melakukannya. "Tidak ada pilihan lain kecuali mengatakan siap dan sanggup. Ini momentum yang baik," tegas Sultan.
Oleh karena tidak semua daerah akan terpenuhi guru dan pelatih silat, dia juga meminta agar semua perguruan silat di Indonesia untuk saling membangun jaringan dan saling membantu.
"Karena setiap provinsi tidak semua bisa memenuhi, ini perlu jaringan dan saling membantu mengatasi kekurangan. Ini kesempatan bagus, untuk mendukung eksistensi pencak silat," tegas Sultan.
Sementara panitia Jambore Pencak 2015, Siswantoyo menambahkan dalam acara pawai pencak silat di Malioboro pada hari Minggu (31/5/2015) sore akan diikuti sekitar 7.500 peserta.
"Kami berharap pencak silat yang lahir di seluruh nusantara ini sebagai warisan nusantara yang dapat mendukung untuk pendidikan karakter bangsa dan memberikan pendidikan alternatif bagi anak-anak sekolah," katanya.
Siswantoyo menambahkan beberapa perguruan silat yang ikut pawai diantaranya Wahyu Sejati, Satria Nusantarra, Tapak Suci, Setia Hati, Cepedi, Perisai Diri, Kera Saksi, Perpi Harimurti, Tapak Suci dan lain-lain.
Sedangkan dari luar DIY diantaranya Bayu Suci Malang, Pagar Nusa kartasura, Persinas ASAD, KPSN Muntilan, Cakra V, Garis Paksi, Maenpo, Gerak Gulung Budi Daya, Cimande, Cikalong, Komunitas Pesilat Jawa Timur, gerak Gulung budi Daya, Sanggar terazam Jakarta, Beksi Kong Noer, Mutiara Betawi, Silat betawi gerak Rasa Sikilat, Getar Sukma, laskar bekasi dan lain-lain.
Sumber: Detik.com


0
2.2K
Kutip
24
Balasan


Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama


Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan