PT Puradelta Lestari Tbk resmi menjadi emiten kelima di tahun ini atau menjadi perusahaan go public ke-511 di Bursa Efek Indonesia (BEI) setelah mencatatkan saham perdananya atau initial public offering (IPO) dengan kode saham DMAS. Pengembang kawasan Industri Deltamas tersebut melepas sebanyak 4,81 miliar, atau 10% dari total modal ditempatkan dan disetor penuh dari modal ditempatkan dan disetor penuh. Perseroan menawarkan harga pada saat IPO sebesar Rp210 per saham, dengan harga nominal Rp100 per saham. Alhasil perseroan bakal meraup dana segar dari hasil IPO sebesar Rp1,01 triliun.

Selama masa Penawaran Umum yang berlangsung dari tanggal 21 sampai dengan 25 Mei 2015, perseroan mencatatkan kelebihan permintaan atau oversubcribe sebesar 3.5 kali atas saham yang ditawarkan. Hal tersebut menunjukan minat yang tinggi dari investor domestik, internasional serta ritel terhadap potensi pertumbuhan perseroan di masa mendatang.

Tepat saat pembukaan perdagangan, harga pembukaan transaksi perseroan dibuka Rp220 per saham, harga terendah Rp212 per saham, harga tertinggi Rp225 per saham, dan posisi terakhir Rp215 per saham. Sedangkan total frekuensi berada di 315 kali dan volume 418 ribu lot.

Sementara untuk dana yang diperoleh dari IPO, sebanyak 60% dari dana hasil IPO untuk pembangunan infrastruktur dan properti investasi di Deltamas, sebesar 30% untuk pembebasan lahan di Kabupaten Bekasi dan sisanya 10% untuk modal kerja. Puradelta Lestari sendiri menunjuk PT Sinarmas Sekuritas, PT Macquarie Capital Securities Indonesia dan PT CLSA Indonesia sebagai pelaksana penjamin emisi efek. Setelah langkah IPO berhasil, struktur permodalan Puradelta akan berubah. Sojitz menjadi 22,5%, Jermina sebesar 2,47%, Sumber Arusmulia sebesar 1,16%, AFP sebesar 41,37%, Fame Bridge sebesar 22,5% dan sisanya publik 10%.

Untuk kinerja keuangan, perseroan mencetak pendapatan turun menjadi Rp 1,53 triliun pada 2014 dari periode sama tahun sebelumnya Rp 1,82 triliun. Meski pendapatan turun, laba bersih periode berjalan tercatat naik menjadi Rp 964,56 miliar pada 2014 dari periode 2013 sebesar Rp 941,45 miliar.



Sumber http://securitiesacademy.co.id/2015/...-oversubcribe/