- Beranda
- Komunitas
- News
- Berita dan Politik
Walubi Minta Myanmar Tangani Persoalan Rohingya Tanpa Kekerasan


TS
daimond25
Walubi Minta Myanmar Tangani Persoalan Rohingya Tanpa Kekerasan
Jakarta - Hari ini perwakilan Umat Buddha Indonesia (Walubi) menyambut kedatangan Rhoma Irama
selaku ketua umum Forum Silaturahmi Ta'mir Masjid dan Mushola Indonesia (Fahmi Tamami).
Kedatangan Rhoma terkait pernyataan sikapnya untuk pengungsi Rohingya disambut baik oleh Walubi.
Menurut mereka, pernyataan sikap dan imbauan yang disampaikan Fahmi Tamami itu memiliki arti penting
untuk mencarikan solusi dari permasalahan yang berhubungan dengan kemanusiaan, etnis serta agama
tertentu.
"Imbauan ini kami terima dengan sangat tulus dan dalam kesempatan ini dalam agama Budha disebut
sebagai pertemuan yang ada sebab jodohnya. Tentu semua berniat baik untuk kemanusiaan," ujar Ketua
Perwakilan Umat Buddha Indonesia (Walubi) Suhadi Sendjaja di kantor Walubi, Jalan Abdul Muis, Jakarta
Pusat, Rabu (27/5/2015).
Menurutnya, konflik etnis Rohingya tersebut terjadi bukan hanya saat ini. Beberapa tahun lalu hal tersebut
pernah terjadi dan Walubi telah melakukan beberapa tindakan.
"Memang kejadian ini bukan terjadi sekarang, 2 tahun lalu sudah terjadi. Sehingga demikian setiap langkah
sampai hari ini kami tetap konsisten menangani masalah ini," kata dia.
Pada 6 Agustus 2013, Walubi dan Majelis Ulama Indonesia (MUI) telah membuat pernyataan sikap tentang
nasib warga Rohingya di Myanmar. Selain menyatakan keprihatinannya, Walubi juga ikut mendatangi
kedutaan besar Myanmar yang ada di Jakarta untuk menyatakan sikap mereka terhadap permasalahan
yang menimpa etnis Rohingya.
"Dalam pernyataan sikap, kami minta pemerintah Rohingya tidak menggunakan kekerasan dalam
penyelesaian konflik, dan juga meminta pemerintah RI berperan aktif untuk menyelesaikan masalah
Rohingya tanpa kekerasan," ujar Suhadi.
Mereka pun sempat berkunjung ke Myanmar untuk bertemu langsung dengan perwakilan pemerintah
disana terkait konflik etnis dan agama tersebut. Namun dirinya mengatakan, pada saat itu permasalahan
yang terjadi waktu itu hanyalah seputar persoalan kewarganegaraan.
Ternyata saat ini kita secara tak terduga menerima eksodus dari saudara kita yang terdampar di
Sumatera Utara dan Aceh," jelasnya
Berkaitan dengan itu, Walubi dan MUI pada 20 Mei lalu langsung membuat pernyataan sikap tentang
pengungsi Rohingya yang terdampar di Indonesia, yang isinya antara lain:
1. Menyatakan keprihatinan yang mendalam atas permasalahan etnis Rohingya yang berdampak pada
masalah sosial dan kemanusiaan
2. Kompleksitas permasalahan Rohingya antara lain status kewarganegaraan, sentimen keagamaan dan
masalah sosial ekonomi. Dari peningkatan eksodus entnis Rohingya, sangat diperlukan kerjasama negara
ASEAN untuk bersama mengatasinya.
3. PMI diminta membantu masalah pengungsi Rohingya yang akan terus meningkat
4. Mengimbau pemerintah Indonesia untuk dapat menggalang dukungan dengan negara ASEAN untuk
menangani permasalahan pengungsi dan status kewarganegaraannya
5. Tanpa mencampuri urusan luar negeri Myanmar, kami mengimbau pemerintah Myanmar mengambil
sikap fundamental terhadap warganya, sehingga tidak terjadi eksodus manusia perahu terus menerus
6. Meminta Indonesia menampung pengungsi di tempat penampungan khusus seperti tempat
penampungan di Kamboja dan Myanmar
7. MUI dan Walubi bertekad melakukan kegiatan kemanusiaan untuk pengungsi Rohingya di Sumut dan
Aceh.
http://m.detik.com/news/read/2015/05/27/164356/2926777/10/2/walubi-minta-myanmar-tangani-persoalan-rohingya-tanpa-kekerasan
Harus di ingat pemerintahan mynmar bukanlah negara demokratis sejak kudeta militer yang berhasil oleh NeWin , di saat ini masih peralihan dari pemerintahan militer diktator ke Semi demokratis (demokratis abal abal) ini juga atas jerih payah dan dorongan dari negara negara Asean, Lady Aung sang su ki dan Usa dan banyak negara negara asia timur dan selatan lain nya.
selaku ketua umum Forum Silaturahmi Ta'mir Masjid dan Mushola Indonesia (Fahmi Tamami).
Kedatangan Rhoma terkait pernyataan sikapnya untuk pengungsi Rohingya disambut baik oleh Walubi.
Menurut mereka, pernyataan sikap dan imbauan yang disampaikan Fahmi Tamami itu memiliki arti penting
untuk mencarikan solusi dari permasalahan yang berhubungan dengan kemanusiaan, etnis serta agama
tertentu.
"Imbauan ini kami terima dengan sangat tulus dan dalam kesempatan ini dalam agama Budha disebut
sebagai pertemuan yang ada sebab jodohnya. Tentu semua berniat baik untuk kemanusiaan," ujar Ketua
Perwakilan Umat Buddha Indonesia (Walubi) Suhadi Sendjaja di kantor Walubi, Jalan Abdul Muis, Jakarta
Pusat, Rabu (27/5/2015).
Menurutnya, konflik etnis Rohingya tersebut terjadi bukan hanya saat ini. Beberapa tahun lalu hal tersebut
pernah terjadi dan Walubi telah melakukan beberapa tindakan.
"Memang kejadian ini bukan terjadi sekarang, 2 tahun lalu sudah terjadi. Sehingga demikian setiap langkah
sampai hari ini kami tetap konsisten menangani masalah ini," kata dia.
Pada 6 Agustus 2013, Walubi dan Majelis Ulama Indonesia (MUI) telah membuat pernyataan sikap tentang
nasib warga Rohingya di Myanmar. Selain menyatakan keprihatinannya, Walubi juga ikut mendatangi
kedutaan besar Myanmar yang ada di Jakarta untuk menyatakan sikap mereka terhadap permasalahan
yang menimpa etnis Rohingya.
"Dalam pernyataan sikap, kami minta pemerintah Rohingya tidak menggunakan kekerasan dalam
penyelesaian konflik, dan juga meminta pemerintah RI berperan aktif untuk menyelesaikan masalah
Rohingya tanpa kekerasan," ujar Suhadi.
Mereka pun sempat berkunjung ke Myanmar untuk bertemu langsung dengan perwakilan pemerintah
disana terkait konflik etnis dan agama tersebut. Namun dirinya mengatakan, pada saat itu permasalahan
yang terjadi waktu itu hanyalah seputar persoalan kewarganegaraan.
Ternyata saat ini kita secara tak terduga menerima eksodus dari saudara kita yang terdampar di
Sumatera Utara dan Aceh," jelasnya
Berkaitan dengan itu, Walubi dan MUI pada 20 Mei lalu langsung membuat pernyataan sikap tentang
pengungsi Rohingya yang terdampar di Indonesia, yang isinya antara lain:
1. Menyatakan keprihatinan yang mendalam atas permasalahan etnis Rohingya yang berdampak pada
masalah sosial dan kemanusiaan
2. Kompleksitas permasalahan Rohingya antara lain status kewarganegaraan, sentimen keagamaan dan
masalah sosial ekonomi. Dari peningkatan eksodus entnis Rohingya, sangat diperlukan kerjasama negara
ASEAN untuk bersama mengatasinya.
3. PMI diminta membantu masalah pengungsi Rohingya yang akan terus meningkat
4. Mengimbau pemerintah Indonesia untuk dapat menggalang dukungan dengan negara ASEAN untuk
menangani permasalahan pengungsi dan status kewarganegaraannya
5. Tanpa mencampuri urusan luar negeri Myanmar, kami mengimbau pemerintah Myanmar mengambil
sikap fundamental terhadap warganya, sehingga tidak terjadi eksodus manusia perahu terus menerus
6. Meminta Indonesia menampung pengungsi di tempat penampungan khusus seperti tempat
penampungan di Kamboja dan Myanmar
7. MUI dan Walubi bertekad melakukan kegiatan kemanusiaan untuk pengungsi Rohingya di Sumut dan
Aceh.
http://m.detik.com/news/read/2015/05/27/164356/2926777/10/2/walubi-minta-myanmar-tangani-persoalan-rohingya-tanpa-kekerasan
Harus di ingat pemerintahan mynmar bukanlah negara demokratis sejak kudeta militer yang berhasil oleh NeWin , di saat ini masih peralihan dari pemerintahan militer diktator ke Semi demokratis (demokratis abal abal) ini juga atas jerih payah dan dorongan dari negara negara Asean, Lady Aung sang su ki dan Usa dan banyak negara negara asia timur dan selatan lain nya.
Diubah oleh daimond25 27-05-2015 17:39
0
1.1K
4


Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama


Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan