JAKARTA - Presiden Joko Widodo (Jokowi) bertekad agar tingkat inflasi di Indonesia menurun dan ditargetkan konsisten di bawah 5 persen. Pasalnya, inflasi Indonesia saat ini paling tinggi jika dibandingkan dengan negara-negara ASEAN lainnya yang sudah di bawah lima persen.

"Di negara-negara ASEAN, tingkat inflasi kita masih tinggi, tercatat pada 2014 inflasi sebesar 8,3 persen. Ini tinggi," tegas Jokowi saat meresmikan pembukaan Rapat Koordinasi Nasional VI Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) 2015 di Hotel Grand Sahid, Jakarta, Rabu (27/5/2015).

Jokowi pun membandingkan tingkat inflasi dengan negara Malaysia dan Filipina. Tercatat, inflasi Malaysia sekira 0 sekian persen atau di bawah satu persen, sedangkan inflasi Filipina dibawah lima persen.

"Cuma kita saja inflasi di atas lima persen. Oleh karena itu target inflasi kita 4 plus minus 1 persen tahun ini, target yang kita capai tahun ini. Semoga target kita bisa capai," yakin Jokowi.

Jokowi mengatakan, pengaruh inflasi paling tinggi di dominasi oleh‎ komoditas pangan terutama beras. Jokowi mengungkapkan kontribusi beras untuk angka inflasi sebesar 4,02 persen, sementara yang tertinggi lainnya seperti cabai merah, bawang merah, daging ayam dan daging sapi.

"Alasan lainnya yakni fundamental seperti infrastruktur, hingga faktor-faktor lain seperti kenaikan tarif listrik, tarif angkutan, hingga harga elpiji itu penyumbang inflasi," tukasnya.