Merdeka.com - Penguasa Kerajaan Arab Saudi, Raja Salman, bersumpah menyeret otak di balik bom bunuh diri di masjid komunitas Syiah negaranya. Sekalipun benar pelakunya simpatisan Negara Islam Irak dan Syam (ISIS), Saudi berkukuh akan mencari siapapun dalang insiden menewaskan 21 orang itu.

"Raja mengaku sangat terpukul atas kejahatan keji tersebut. Siapapun orang di belakangnya, perencana, pendukung, maupun kolaborator aksi teror itu akan dimintai pertanggungjawaban dan dihukum," kata Menteri Dalam Negeri Saudi Pangeran Mohammad bin Nayef, seperti dilansir the Independent, Selasa (26/5).

Pekan lalu, bom bunuh diri mengguncang sebuah masjid komunitas Syiah di Kota al-Qadeeh, Provinsi Qatif, Saudi. Saat insiden itu terjadi, 150 warga ahlul bait itu sedang menggelar ibadah salat Jumat.

Pelaku bom bunuh diri itu diketahui bernama Abu Ali al-Zahrani dan fotonya terpampang pada situs ISIS. Selain 21 jamaah yang tewas, puluhan lain luka serius. Kelompok militan yang bercita-cita menegakkan khilafah Islamiyah itu mengaku bertanggung jawab atas serangan bom bunuh diri tersebut.

Situasi ini membikin runyam politik di sekitar Teluk. Saudi sementara ini sedang berada di dua front pertempuran. Satu adalah serangan ke Yaman untuk merebut kembali pemerintahan dari pemberontak Houthi. Sementara sebagian armada angkatan udara Negeri Petro Dollar itu berada di sekitar Suriah menggempur basis logistik ISIS.

Raja Salman, seperti ditirukan Nayef, menyatakan ledakan ini menunjukkan komunitas Islam Sunni maupun Syiah harus bersatu menghadapi teroris.

Setelah ledakan di masjid Syiah, lima orang telah dimintai keterangan. Belum ada tersangka baru dalam kasus ini selain pelaku yang turut tewas. "Kami akan terus melawan teroris dan menyapu mereka dari kawasan ini," kata Nayef.

(mdk/ard)