- Beranda
- Komunitas
- News
- Berita dan Politik
Sucofindo Diminta Tunjukkan pada Publik Hasil Temuan Beras Plastik


TS
peyotpetot
Sucofindo Diminta Tunjukkan pada Publik Hasil Temuan Beras Plastik
Quote:
Sabtu, 23/05/2015 08:08 WIB
Sucofindo Diminta Tunjukkan pada Publik Hasil Temuan Beras Plastik
Mulya Nurbilkis - detikNews
Jakarta - Pihak Sucofindo sudah meneliti 2 sampel beras dan menemukan adanya kandungan zat kimia berbahaya Polyvinyl Chloride dalam kedua sampel tersebut. Sucofindo diminta untuk membuka pada khalayak hasil temuan itu secara detail apakah zat kimia itu berbentuk beras atau hanya tercampur bahan kimia.
Dari masing-masing sampel beras seberat 250 gram yang diuji, terdapat nilai protein sebesar 7,38% beras asli dan ada campuran klorida sekitar 6,76% dalam beras campuran dari bahan lain dan bahan beras asli.
"Sucofindo harus memaparkan dan menunjukkan secara gamblang pada masyarakat hasil temuannya dengan memperlihatkan apakah kandungan 6,76 persen campuran klorida dalam sampel itu benar-benar berbentuk beras atau berbentuk lain," kata pengamat kimia Harry Hardianto Nazaruddin saat berbincang dengan detikcom, Sabtu (23/5/2015).
Sebagai orang yang sudah bergelut dengan plastik selama 13 tahun, ia menilai sulit untuk mencetak bahan Polyvinyl Chloride (PVC) hingga benar-benar mirip seperti bulir beras. Jika ingin dibuat seperti beras, bahan PVC itu harus diberi filler pewarna kalsium karbonat (kapur) agar terlihat putih dan bisa disamarkan dengan beras.
Ia justru menaruh kemungkinan jika kandungan bahan kimia itu tercampur dengan beras seperti bubuk dan bukan berbentuk beras. Pasalnya, untuk membuat bahan PVC tersebut benar-benar mirip dengan bulir beras yang lancip diujungnya, maka dibutuhkan biaya yang mahal.
"Bagaimana pun campuran bahan kimia PVC sangat sulit bisa dibentuk mirip dengan bulir beras. Jika pun ingin dibuat benar-benar mirip maka itu tidak murah dan saya justru berpikir kemungkinannya kandungan itu terikut di beras namun tak berbentuk beras seperti yang selama ini ada dalam bayangan masyarakat," sambung lulusan Teknik Kimia ITB ini.
Ia dan beberapa temannya yang bekerja dalam pengolahan plastik mendesak Sucofindo untuk membuka hasil temuan itu pada publik. "Jika benar dia berbentuk beras, kami secara kasat mata langsung bisa mengidentifikasi apakah beras tersebut benar-benar terbuat dari plastik atau hanya tercemar bahan kimia," sambungnya.
Menurutnya, hal yang membuat masyarakat gusar yakni beredarnya video produksi beras plastik di Tiongkok. Dalam video itu, diperlihatkan cara mengolah bahan kimia dengan menggunakan mesin berteknologi tinggi yang mengurai bahan-bahan plastik menjadi benang panjang lalu dipotong-potong dengan warna yang menyerupai beras.
Video itu memperlihatkan seolah-olah gampang membuat padahal tidak. Lagi pula jika teknologinya hanya seperti itu, beras palsu itu akan mudah diidentifikasi maysarakat karena bentuknya yang tak selerti beras," ucapnya.
Hingga saat ini, Sucofindo memang baru menjelaskan kandungan zat kimia berbahaya yang ditemukan dalam 2 sampel beras yang diteliti. Sucofindo belum menjelaskan secara detail hasil penelitiannya apakah kandungan itu berbentuk bulir beras atau terurai.
Bahan PVC ini memang salah satu bahan kimia dengan material yang kuat. Karena itu kerap dijadikan bahan pembuatan pipa paralon. Namun, ia mengatakan dalam kadar tertentu PVC ini juga menjadi bagian pembuatan wadah makanan dan minuman berlogo 'food grade' yang aman digunakan berulang kali.
"Kalaupun akhirnya itu berbentuk beras, maka kita bisa sama-sama memikirkan solusinya gara itu tidak menyebar luas di masyarakat," terangnya.
Sucofindo Diminta Tunjukkan pada Publik Hasil Temuan Beras Plastik
Mulya Nurbilkis - detikNews
Jakarta - Pihak Sucofindo sudah meneliti 2 sampel beras dan menemukan adanya kandungan zat kimia berbahaya Polyvinyl Chloride dalam kedua sampel tersebut. Sucofindo diminta untuk membuka pada khalayak hasil temuan itu secara detail apakah zat kimia itu berbentuk beras atau hanya tercampur bahan kimia.
Dari masing-masing sampel beras seberat 250 gram yang diuji, terdapat nilai protein sebesar 7,38% beras asli dan ada campuran klorida sekitar 6,76% dalam beras campuran dari bahan lain dan bahan beras asli.
"Sucofindo harus memaparkan dan menunjukkan secara gamblang pada masyarakat hasil temuannya dengan memperlihatkan apakah kandungan 6,76 persen campuran klorida dalam sampel itu benar-benar berbentuk beras atau berbentuk lain," kata pengamat kimia Harry Hardianto Nazaruddin saat berbincang dengan detikcom, Sabtu (23/5/2015).
Sebagai orang yang sudah bergelut dengan plastik selama 13 tahun, ia menilai sulit untuk mencetak bahan Polyvinyl Chloride (PVC) hingga benar-benar mirip seperti bulir beras. Jika ingin dibuat seperti beras, bahan PVC itu harus diberi filler pewarna kalsium karbonat (kapur) agar terlihat putih dan bisa disamarkan dengan beras.
Ia justru menaruh kemungkinan jika kandungan bahan kimia itu tercampur dengan beras seperti bubuk dan bukan berbentuk beras. Pasalnya, untuk membuat bahan PVC tersebut benar-benar mirip dengan bulir beras yang lancip diujungnya, maka dibutuhkan biaya yang mahal.
"Bagaimana pun campuran bahan kimia PVC sangat sulit bisa dibentuk mirip dengan bulir beras. Jika pun ingin dibuat benar-benar mirip maka itu tidak murah dan saya justru berpikir kemungkinannya kandungan itu terikut di beras namun tak berbentuk beras seperti yang selama ini ada dalam bayangan masyarakat," sambung lulusan Teknik Kimia ITB ini.
Ia dan beberapa temannya yang bekerja dalam pengolahan plastik mendesak Sucofindo untuk membuka hasil temuan itu pada publik. "Jika benar dia berbentuk beras, kami secara kasat mata langsung bisa mengidentifikasi apakah beras tersebut benar-benar terbuat dari plastik atau hanya tercemar bahan kimia," sambungnya.
Menurutnya, hal yang membuat masyarakat gusar yakni beredarnya video produksi beras plastik di Tiongkok. Dalam video itu, diperlihatkan cara mengolah bahan kimia dengan menggunakan mesin berteknologi tinggi yang mengurai bahan-bahan plastik menjadi benang panjang lalu dipotong-potong dengan warna yang menyerupai beras.
Video itu memperlihatkan seolah-olah gampang membuat padahal tidak. Lagi pula jika teknologinya hanya seperti itu, beras palsu itu akan mudah diidentifikasi maysarakat karena bentuknya yang tak selerti beras," ucapnya.
Hingga saat ini, Sucofindo memang baru menjelaskan kandungan zat kimia berbahaya yang ditemukan dalam 2 sampel beras yang diteliti. Sucofindo belum menjelaskan secara detail hasil penelitiannya apakah kandungan itu berbentuk bulir beras atau terurai.
Bahan PVC ini memang salah satu bahan kimia dengan material yang kuat. Karena itu kerap dijadikan bahan pembuatan pipa paralon. Namun, ia mengatakan dalam kadar tertentu PVC ini juga menjadi bagian pembuatan wadah makanan dan minuman berlogo 'food grade' yang aman digunakan berulang kali.
"Kalaupun akhirnya itu berbentuk beras, maka kita bisa sama-sama memikirkan solusinya gara itu tidak menyebar luas di masyarakat," terangnya.
Kemungkinan asalnya dari pabrik penggilingan beras yang mesin gilingnya menggunakan rol karet dengan campuran pvc.
Dan gw yakin kalo seluruh sampel beras dari Indonesia bakal mengandung bahan itu ...
0
2.1K
Kutip
31
Balasan


Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama


Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan