Praktek dokter kecantikan palsu seperti yang dilakukan oleh Janice Sowolino (34), yang ditangkap oleh anggota Polres Jakarta Selatan beberapa waktu lalau, bukanlah hal yang baru terjadi di dunia kecantikan. Modus ini diyakini sudah ada sejak lama dan masih berlangsung hingga sekarang.

Tapi ada Yang membuat berbeda antara kasus Janice sowolino dengan yang kita bahas kali ini. Janice sama sekali tak memiliki ilmu dasar dalam bidang kesehatan, ia hanya tamat sekolah SMA saja. Sedangkan praktek kecantikan palsu lain yang ditelusuri oleh Infonitas, pelakunya memiliki dasar ilmu kesehatan.

Namun mereka bukanlah dokter, profesi mereka hanya sebagai perawat yang memiliki keahlian dalam bidang estetika wajah. Oknum ini diam-diam sering melayani pelanggan yang bermasalah dengan kecantikan.

Sebut saja Any (30), wanita yang berkerja sebagai perawat di rumah sakit di Jakarta ini mengaku sempat melakoni seperti yang dilakukan Janice. Pelanggannya adalah para wanita yang ingin badannya langsing dan kulitnya cantik. Namun karena sadar akan pekerjaannya berisiko tinggi, ‎akhirnya Any meninggalkan pekerjaannya itu sejak 3 tahun lalu.

Dia menuturkan, praktek tersebut bermula tanpa kesengajaan. Ada salah satu teman perawat satu klinik yang menawarkan untuk meneruskan pekerjaannya, sebagai dokter kecantikan gadungan.

"Saya ditawarin ngelanjutin pekerjaannya karena dia tengah hamil. Pelanggannya banyak ada yang di Bekasi ada juga yang di Jakarta, jadi saya waktu itu disuruh nerusin," ujarnya pada Infonitas, Minggu (24/05).

Lanjut Any, berbekal dengan ilmu dan pengalaman yang sama, ia pun diperkenalkan kepada pelanggan temannya itu. "Sebagaian yang mau saya suntik waktu itu ternyata orang yang sudah saya kenal, kebanyakan ternyata teman-teman saya juga. Dan mereka semua terbilang orang yang berduit semua," ungkapnya.‎

Lebih jauh dijelaskan Any‎, banyak pelanggannya yang kerap meminta diberi obat-obat kecantikan. Kalau soal itu, dirinya tidak kesulitan untuk mencarinya. Cukup mendatangi Pasar Pramuka yang berada di Jakarta Timur, macam-macam obat tersedia disana.

"Belinya di pasar pramuka, obat yang saya beli itu harganya mahal, seperti vitamin E, satu botol saja untuk sekali suntik saja harganya dulu Rp 120 ribu," bebernya.

Tak heran, kata Any, penghasilannya saat itu sangat menggiurkan. Pasalnya dalam bisnis ini ia menerapkan sistem kontrak. Salah satu contohnya, ada perjanjian 4 kali suntik vitamin c yang dilakukan sekali dalam seminggu dihargai Rp 1,5 juta.

"Langgananan saya itu kebanyakan minta disuntikin vitamin c, dan mereka dari kalangan yang berduit juga jadi gak ada keluhan soal harga, semua berjalan lancar," ungkapnya.

Lanjut Any, mulusnya perjalanan praktek terselubung ini selama beberapa tahun adalah dari promosi sederhana. Dia juga tak menampik berpenghasilan cukup tinggi dari praktek ilegal ini, jumlahnya pun bisa puluhan juta sebulan.

"Awalnya sesama teman dulu, kemudian berlanjut ke orang lain yang disampaikan dari mulut ke mulut. Biasalah kalau dari mulut ke mulut itu infonya cepat. Mereka juga percaya saya, mungkin karena saya sekolah perawat dan bekerja di rumah sakit," pungkasnya.

Selain para pelanggan Any lebih memilih dirinya dalam menangani masalah kecantikan lantaran tarif yang patok lebih murah dibanding di klinik kecantikan.

Dikatakannya kalau perawatan di klinik kecantikan bisa mencapai puluhan juta. "Kalau di klinik kecantikan itu biayanya mahal," pungkasnya.

Kini, dia sudah memang sudah berhenti melakukan praktek illegal. Terlebih, Janice diringkus polisi karena kasus yang pernah dia lakukan. Namun yang paling dikhawatirkan Any, adalah efek samping dari para pasiennya akibat perawatan kecantikan yang tak sesuai kaidahnya.

Tekape : http://www.infonitas.com/megapolitan...0#.VWGdi0_tmko

Hati-hati Gan, Dokternya hanya Lulus SMA