Sejarah

Bemo berasal dari Jepang. Di Jepang, kendaraan ini diproduksi oleh
Daihatsudengan nama
Daihatsu Midget. Namun, kendaraan ini tidak memiliki tempat memanjang untuk penumpang dengan terpal pelindung seperti yang biasa kita lihat dan digunakan untuk mengangkut barang. Daihatsu sudah tidak memproduksi suku cadangnya lagi. Bemo masuk ke Indonesia, tepatnya Jakarta pada awal 1962 saat Asian Games ke-4 akan berlangsung.
Bentuk Fisik

Bemo memiliki tiga roda, berwarna biru, dikendalikan dengan kemudi seperti kemudi mobil, dan memiliki ruang untuk menampung penumpang di bagian belakang yang dilengkapi terpal. Suku cadang aslinya sulit diperoleh karena Daihatsu sudah tidak memproduksinya lagi. Namun, suku cadang dari mobil-mobil keluaran Jepang umumnya dapat pula digunakan untuk bemo. Bagian depannya berbentuk mengerucut seperti moncong dan dilengkapi dengan 2 lampu bundar di samping kiri dan kanannya. Karena tidak didesain untuk mengangkut orang, maka ruang penumpang bemo umumnya sempit dan membuat penumpang harus berdesakan dan "beradu lutut".
Bemo di Indonesia

Bemo hadir di Jakarta dan kota-kota besar lainnya di Indonesia seperti Bogor, Bandung, dan Surabaya. Bemo sudah mulai disingkirkan pada 1971 di Jakarta dan menyusul di kota-kota lain. Sebagai gantinya, dimunculkan angkot(angkutan kota)yang merupakan mobil
Suzuki Carryatau
Toyota Kijang yang dimodifikasi menjadi non-AC oleh industri karoseri. Kini, bemo hanya beroperasi secara terbatas di daerah Mangga Dua, Stasiun Jakarta Kota, dan beberapa tempat lain di Jakarta.
Bemo dalam Budaya Populer

Salah satu anggota Warkop DKI, almarhum Dono(30 September 1951 - 30 Desember 2001)sering disapa "Bemo" oleh fansnya karena memiliki bentuk wajah seperti bemo apabila dilihat dari samping.