- Beranda
- Komunitas
- Entertainment
- The Lounge
ISTILAH BERAS PLASTIK SALAH.YG BENAR PLASTICIZER


TS
xonet
ISTILAH BERAS PLASTIK SALAH.YG BENAR PLASTICIZER
Quote:
Menggugat Istilah 'Beras Plastik'
Waspada Beras Plastik
Jakarta - Pakar polimer dari Universitas Indonesia Dr Asmuwahyo Saptorahardjo memiliki pandangan soal fenomena beras campur plastik yang beredar di masyarakat. Dia meluruskan sejumlah hal yang bisa disalahtafsirkan oleh publik, termasuk soal istilah beras plastik.
Asmuwahyo memulai dengan penjelasan soal plastik. Menurutnya, kecil kemungkinan ada beras yang bisa terbuat dari plastik. Sebab sifat air sangat hidrofobik, artinya antiair. Jadi, tidak mungkin ada beras plastik yang bisa mengembang di dalam air.
Menurutnya hanya ada dua jenis plastik yang bisa larut dalam air. Namun itu harganya sangat mahal. Tidak mungkin bisa menjadi bahan baku untuk sebuah produk yang bisa beredar di masyarakat.
Pria yang pernah menjabat sebagai Ketua Departemen Kimia FMIPA UI periode 1992 – 1995 ini menduga, yang ditemukan laboratorium Sucofindo adalah sejenis plasticizer. Secara gampang, Asmuwahyo mengilustrasikan plasticizer sebagai alat perekat atau pembentuk. Misalnya air dan telur dalam sebuah adonan kue untuk membentuk terigu agar mudah dibuat sesuai kebutuhan.
"Jadi misalkan ada bahan baku semacam karbohidrat kaya tepung atau aci lalu melalui proses extruder (alat pembuat benda dengan penampang tetap), lalu ada plastisizer untuk membentuknya. Kalau itu mungkin terjadi," jelasnya saat berbincang dengan detikcom, Jumat (22/5/2015).
Asmuwahyo melihat dari pernyataan pihak Sucofindo tidak pernah ada kesimpulan plastik di dalam beras. Yang ada, temuan ditemukan positif kandungan senyawa Polyvinyl Chloride, yang kerap ditemukan dalam pipa. Tapi, bagi Asmuwahyo, penelitian itu masih dalam konteks positif atau negatif saja, belum sampai jumlah kadar senyawa Polyvinyl Chloride di dalamnya. (Pihak Sucofindo menyebutkan ada 6,76% campuran klorida dalam sampel 250 gram beras).
Dengan alat yang digunakan Sucofindo (screening spectrum infrared), yang disebut Asmuwahyo sangat sensitif, maka senyawa itu bisa berasal dari mana saja. Artinya, bisa saja terkontaminasi dari benda-benda lain dari luar.
Sekadar informasi, para penjual beras kadang menggunakan pipa paralon untuk 'meratakan' takaran literan beras. "Bisa saja jumlah kontaminasinya sedikit dan dari mana saja," terangnya.
Plastisizer, kata pria yang pernah melakukan riset soal singkong jadi kantong kemasan ini, ada beberapa jenis yang dilarang untuk digunakan di dunia internasional. Salah satunya termasuk Polyvinyl Chloride.
"Bahan itu juga sudah nggak dijual bebas. Nggak berani dijual bebas karena membahayakan manusia," terangnya.
Catatan kritis lain soal peredaran beras plastik juga disampaikan oleh Harry Nazarrudin. Dia membuat dua tulisan soal isu beras plastik yang beredar di masyarakat. Pertama, ada lima fakta yang dia sampaikan, mulai dari video pembuatan 'beras plastik' yang muncul di YouTube sampai beras yang tertukar PVC.
detikcom sudah mengirim email pada Harry untuk wawancara, namun belum mendapat respons.
http://news.detik.com/read/2015/05/2...-beras-plastik
Quote:
Uji Laboratorium Menyatakan Beras Sintetis Mengandung Senyawa Adiktif Plasticizer
BEKASI, KOMPAS — Uji laboratorium PT Sucofindo menyatakan, beras yang dijual di Pasar Tanah Merah, Kompleks Mutiara Gading Timur, Kota Bekasi, Jawa Barat, terbukti positif mengandung senyawa kimia berbahaya yang biasa digunakan untuk pembuatan pipa dan kabel. Untuk itu, beras tersebut dinyatakan tidak layak untuk dikonsumsi.
KOMPAS/HARRY SUSILO
Contoh beras yang diduga bercampur dengan senyawa pembuat plastik. Penyidik kepolisian menyita beras yang dibeli Dewi Septiyani (29), warga Kompleks Mutiara Gading Timur, Kota Bekasi, Jawa Barat, Selasa (19/5).
Hal itu terungkap dari hasil uji laboratorium PT Sucofindo yang dirilis Pemerintah Kota Bekasi bersama jajaran PT Sucofindo di Kantor Pemkot Bekasi, Kamis (21/5). Sebelumnya, Selasa lalu, Pemkot Bekasi mengirimkan sampel beras yang diduga mengandung bahan sintetis ke PT Sucofindo untuk diuji di laboratorium.
Kepala Bagian Pengujian Laboratorium PT Sucofindo Adisam ZN mengungkapkan, dari hasil uji laboratorium, beras tersebut mengandung senyawa polyvinyl chloride atau PVC yang biasa digunakan sebagai material untuk pipa, kabel, dan lantai.
PVC adalah produk polimer plastik sintetis yang paling banyak diproduksi di dunia urutan ketiga, setelah polyethylene dan polypropylene. Hasil bentukan PVC bisa berupa material keras atau kaku maupun material fleksibel.
Selain itu, beras tersebut juga mengandung tiga senyawa lain, yakni benzyl butyl phtalate (BBP), Bis (2-ethylhexyl phtalate / DEHP), dan diisononyl phtalate (DINP). BBP merupakan bahan bersifat plastik yang sering ditemukan pada lapisan keramik lantai, dikenal toksik atau beracun yang sudah dilarang di banyak negara.
KOMPASTV
Beredarnya beras plastik semakin meresahkan masyarakat yang mengkonsumsinya. Tak hanya konsumen di wilayah Jabodetabek, sejumlah pedagang di daerah juga mengalami kerugian.
Menurut Wikipedia, sama seperti BBP, DEHP dan DINP sering dipakai untuk membentuk atau melenturkan material seperti PVC agar memiliki efek seperti plastik. Istilah industrinya sebagai plasticizer, yaitu senyawa adiktif yang ditambahkan kepada polimer untuk menambah fleksibilitas dan daya kerja. Terkait kontak dengan makanan, ketiganya dikenal memiliki efek toksik dan sudah dilarang di beberapa negara.
"Tiga senyawa tersebut juga biasa dipakai untuk melenturkan pipa atau kabel yang kebanyakan dipakai untuk industri," ujar Adisam kepada wartawan.
Menurut Adisam, semua senyawa tersebut tidak mungkin terdapat di beras alami yang biasa dijual di pasaran. "Kemungkinan senyawa ini sengaja ditambahkan pada beras yang alami untuk kemudian dijual," ucap Adisam.
Wali Kota Bekasi Rahmat Effendi mengatakan, hasil uji laboratorium beras tersebut akan disampaikan kepada kepolisian agar dapat segera ditindaklanjuti. Pemkot Bekasi mengantisipasi peredaran beras ini dengan menginspeksi semua pasar tradisional.
KOMPAS/HARRY SUSILO
Beras yang diduga bercampur bahan sintetis tengah diselidiki kepolisian pada Selasa (19/5) setelah Dewi Septiyani, warga Kompleks Mutiara Gading Timur, Kota Bekasi, Jawa Barat, mengeluhkan kondisi beras tersebut dan mengunggah fotonya di media sosial.
Peredaran beras yang diduga berbahan sintetis ini diketahui setelah foto beras tersebut diunggah di media sosial oleh Dewi Septiyani (29), warga Kompleks Mutiara Gading Timur, pada Senin (18/5). Pada Selasa, polisi langsung menutup toko beras tersebut untuk kepentingan penyelidikan dan meminta keterangan Dewi serta penjual beras.
BACA JUGA
Isu Peredaran Beras Plastik Mencemaskan WargaSiang | 20 Mei 2015 16:18 WIB
Beras ”Sintetis” DiujiCetak | 21 Mei 2015
Dilihat dengan kasatmata, beras yang dibeli Dewi di Pasar Tanah Merah tersebut hampir serupa dengan beras yang pada umumnya beredar di pasaran. Namun, Dewi yang sehari-hari berjualan nasi uduk dan bubur ayam heran dengan kondisi beras tersebut setelah dimasak menjadi bubur karena bentuknya menggumpal dan saat dimakan terasa lengket.
Dikenal sebagai beras plastik
Selain disebut beras sintetis, beras tersebut juga sering diberi label sebagai beras plastik. Hal itu merujuk pada bahan-bahan yang digunakan merupakan bahan baku yang sama digunakan untuk membuat barang-barang plastik.
Media massa di Tiongkok sudah lama mengabarkan soal dugaan pembuatan beras plastik oleh perusahaan yang tak bertanggung jawab.
Kompas (20/5) melaporkan, isu beras plastik di Indonesia sudah marak sejak 2012. Di negeri Tiongkok, isu beras plastik ternyata sudah marak sejak 2011.
Tahun 2011, AsiaNews.it memberitakan plastic rice atau beras plastik dengan judul "Beras Plastik Buatan Taiyuan". Disebutkan, beras plastik dibuat dengan cara mencampurkan kentang dengan bahan plastik sintetis. Beras palsu ini tetap keras setelah dimasak dan sulit dicerna.
Namun, karena biaya produksi rendah, beras ini terus diproduksi. Asosiasi Restoran Tiongkok, seperti dikabarkan AsiaNews.it, memberi pengandaian: memakan tiga piring nasi yang terbuat dari beras sintetis ini sama dengan memakan satu tas plastik.
India dan Malaysia termasuk negara yang kini sedang waspada terhadap peredaran beras plastik. Di Kerala, India, beras plastik sudah beredar dan meresahkan warga. Bahkan, ketika beras plastik dimasak, muncul lapisan plastik yang tampak kasatmata dan, jika dibakar, reaksinya sama dengan plastik.
Di Youtube, banyak akun yang berbagi informasi tentang beras plastik ini. Mulai dari cara membedakan beras plastik dengan beras asli hingga ada yang menampilkan video cara pembuatan beras plastik.
Salah satu video cara pembuatan beras plastik menampilkan pabrik yang sedang memproses bahan baku plastik ke dalam sebuah mesin yang akhirnya menghasilkan butiran-butiran mirip beras. Namun, keaslian video itu belum bisa diverifikasi.
http://print.kompas.com/baca/2015/05...ntetis-Mengand
BEKASI, KOMPAS — Uji laboratorium PT Sucofindo menyatakan, beras yang dijual di Pasar Tanah Merah, Kompleks Mutiara Gading Timur, Kota Bekasi, Jawa Barat, terbukti positif mengandung senyawa kimia berbahaya yang biasa digunakan untuk pembuatan pipa dan kabel. Untuk itu, beras tersebut dinyatakan tidak layak untuk dikonsumsi.
KOMPAS/HARRY SUSILO
Contoh beras yang diduga bercampur dengan senyawa pembuat plastik. Penyidik kepolisian menyita beras yang dibeli Dewi Septiyani (29), warga Kompleks Mutiara Gading Timur, Kota Bekasi, Jawa Barat, Selasa (19/5).
Hal itu terungkap dari hasil uji laboratorium PT Sucofindo yang dirilis Pemerintah Kota Bekasi bersama jajaran PT Sucofindo di Kantor Pemkot Bekasi, Kamis (21/5). Sebelumnya, Selasa lalu, Pemkot Bekasi mengirimkan sampel beras yang diduga mengandung bahan sintetis ke PT Sucofindo untuk diuji di laboratorium.
Kepala Bagian Pengujian Laboratorium PT Sucofindo Adisam ZN mengungkapkan, dari hasil uji laboratorium, beras tersebut mengandung senyawa polyvinyl chloride atau PVC yang biasa digunakan sebagai material untuk pipa, kabel, dan lantai.
PVC adalah produk polimer plastik sintetis yang paling banyak diproduksi di dunia urutan ketiga, setelah polyethylene dan polypropylene. Hasil bentukan PVC bisa berupa material keras atau kaku maupun material fleksibel.
Selain itu, beras tersebut juga mengandung tiga senyawa lain, yakni benzyl butyl phtalate (BBP), Bis (2-ethylhexyl phtalate / DEHP), dan diisononyl phtalate (DINP). BBP merupakan bahan bersifat plastik yang sering ditemukan pada lapisan keramik lantai, dikenal toksik atau beracun yang sudah dilarang di banyak negara.
KOMPASTV
Beredarnya beras plastik semakin meresahkan masyarakat yang mengkonsumsinya. Tak hanya konsumen di wilayah Jabodetabek, sejumlah pedagang di daerah juga mengalami kerugian.
Menurut Wikipedia, sama seperti BBP, DEHP dan DINP sering dipakai untuk membentuk atau melenturkan material seperti PVC agar memiliki efek seperti plastik. Istilah industrinya sebagai plasticizer, yaitu senyawa adiktif yang ditambahkan kepada polimer untuk menambah fleksibilitas dan daya kerja. Terkait kontak dengan makanan, ketiganya dikenal memiliki efek toksik dan sudah dilarang di beberapa negara.
"Tiga senyawa tersebut juga biasa dipakai untuk melenturkan pipa atau kabel yang kebanyakan dipakai untuk industri," ujar Adisam kepada wartawan.
Menurut Adisam, semua senyawa tersebut tidak mungkin terdapat di beras alami yang biasa dijual di pasaran. "Kemungkinan senyawa ini sengaja ditambahkan pada beras yang alami untuk kemudian dijual," ucap Adisam.
Wali Kota Bekasi Rahmat Effendi mengatakan, hasil uji laboratorium beras tersebut akan disampaikan kepada kepolisian agar dapat segera ditindaklanjuti. Pemkot Bekasi mengantisipasi peredaran beras ini dengan menginspeksi semua pasar tradisional.
KOMPAS/HARRY SUSILO
Beras yang diduga bercampur bahan sintetis tengah diselidiki kepolisian pada Selasa (19/5) setelah Dewi Septiyani, warga Kompleks Mutiara Gading Timur, Kota Bekasi, Jawa Barat, mengeluhkan kondisi beras tersebut dan mengunggah fotonya di media sosial.
Peredaran beras yang diduga berbahan sintetis ini diketahui setelah foto beras tersebut diunggah di media sosial oleh Dewi Septiyani (29), warga Kompleks Mutiara Gading Timur, pada Senin (18/5). Pada Selasa, polisi langsung menutup toko beras tersebut untuk kepentingan penyelidikan dan meminta keterangan Dewi serta penjual beras.
BACA JUGA
Isu Peredaran Beras Plastik Mencemaskan WargaSiang | 20 Mei 2015 16:18 WIB
Beras ”Sintetis” DiujiCetak | 21 Mei 2015
Dilihat dengan kasatmata, beras yang dibeli Dewi di Pasar Tanah Merah tersebut hampir serupa dengan beras yang pada umumnya beredar di pasaran. Namun, Dewi yang sehari-hari berjualan nasi uduk dan bubur ayam heran dengan kondisi beras tersebut setelah dimasak menjadi bubur karena bentuknya menggumpal dan saat dimakan terasa lengket.
Dikenal sebagai beras plastik
Selain disebut beras sintetis, beras tersebut juga sering diberi label sebagai beras plastik. Hal itu merujuk pada bahan-bahan yang digunakan merupakan bahan baku yang sama digunakan untuk membuat barang-barang plastik.
Media massa di Tiongkok sudah lama mengabarkan soal dugaan pembuatan beras plastik oleh perusahaan yang tak bertanggung jawab.
Kompas (20/5) melaporkan, isu beras plastik di Indonesia sudah marak sejak 2012. Di negeri Tiongkok, isu beras plastik ternyata sudah marak sejak 2011.
Tahun 2011, AsiaNews.it memberitakan plastic rice atau beras plastik dengan judul "Beras Plastik Buatan Taiyuan". Disebutkan, beras plastik dibuat dengan cara mencampurkan kentang dengan bahan plastik sintetis. Beras palsu ini tetap keras setelah dimasak dan sulit dicerna.
Namun, karena biaya produksi rendah, beras ini terus diproduksi. Asosiasi Restoran Tiongkok, seperti dikabarkan AsiaNews.it, memberi pengandaian: memakan tiga piring nasi yang terbuat dari beras sintetis ini sama dengan memakan satu tas plastik.
India dan Malaysia termasuk negara yang kini sedang waspada terhadap peredaran beras plastik. Di Kerala, India, beras plastik sudah beredar dan meresahkan warga. Bahkan, ketika beras plastik dimasak, muncul lapisan plastik yang tampak kasatmata dan, jika dibakar, reaksinya sama dengan plastik.
Di Youtube, banyak akun yang berbagi informasi tentang beras plastik ini. Mulai dari cara membedakan beras plastik dengan beras asli hingga ada yang menampilkan video cara pembuatan beras plastik.
Salah satu video cara pembuatan beras plastik menampilkan pabrik yang sedang memproses bahan baku plastik ke dalam sebuah mesin yang akhirnya menghasilkan butiran-butiran mirip beras. Namun, keaslian video itu belum bisa diverifikasi.
http://print.kompas.com/baca/2015/05...ntetis-Mengand
Quote:
BIJI PLASTIK GA AKAN LUMER KALAU DI REBUS.BIJI PLASTIK HARUS DI PANASKAN RATUSAN DERAJAT CELSIUS DALAM HEATER MESIN INJECTION MOULDING
cara pembuatan ember n barang2 terbuat dari plastik
biji plastik harus di panaskan ratusan derajat celsius dlm nozzle ( tabung pemanas) sampe meleleh lalu di dorong piston ke dalam cetakan (moulding). di dlam cetakan plastik akan membentuk benda.setelah jadi cetakan membuka , cetakan plastik di keluarkan.lalu di dinginkan
semua mesinnya sama.mesin injection moulding namanya




so, emang bisa biji plastik di lelehkan pake air ???
cara pembuatan ember n barang2 terbuat dari plastik
biji plastik harus di panaskan ratusan derajat celsius dlm nozzle ( tabung pemanas) sampe meleleh lalu di dorong piston ke dalam cetakan (moulding). di dlam cetakan plastik akan membentuk benda.setelah jadi cetakan membuka , cetakan plastik di keluarkan.lalu di dinginkan
semua mesinnya sama.mesin injection moulding namanya






so, emang bisa biji plastik di lelehkan pake air ???
Diubah oleh xonet 22-05-2015 19:24
0
3.5K
Kutip
4
Balasan


Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama


Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan