Jakarta - Indonesia hingga Mei 2015 ini sudah menerima sekitar 13 ribuan pengungsi dari 41 negara. Indonesia menghadapi dilema bila para pengungsi itu ditolak, atau diterima.

"Ini dilema. Kalau ditolak, dituduh kejam, tidak memberikan perhatian kemanusiaan," jelas Deputi Wapres Bidang Politik, Dewi Fortuna Anwar.

Hal itu disampaikan Dewi Fortuna usai menerima Perwakilan UNHCR (Badan PBB yang Mengurusi Pengungsi) Thomas Vegas dan Deputi Kepala IOM (International Organization Migration) Steve Hamilton di Istana Wapres, Jalan Medan Merdeka Selatan, Jakarta Pusat, Rabu (20/5/2015).

"Kalau Indonesia jadi negara ketiga, Indonesia dianggap tempat yang enak, nanti negara kita yang marah," imbuh Dewi mengungkapkan dilema lainnya.

Untuk itu, Indonesia akan membicarakan hal-hal ini dengan komunitas internasional, negara-negara sahabat, untuk bekerja sama menangani pengungsi Rohingya. Wapres Jusuf Kalla, imbuhnya, sudah memerintahkan Kementerian Koordinator bidang Pemberdayaan Manusia dan Kebudayaan dan Kementerian Luar Negeri untuk membicarakan dilema-dilema Indonesia ini lebih teknis.

"Tapi kita juga harus menunggu, ini kan pertemuan di Malaysia masih berlangsung, jadi kita masih menunggu," tuturnya.

Hingga Mei 2015, Indonesia menjadi tempat persinggahan 13 ribu-an pengungsi dari 41 negara. Termasuk 1.300-an pengungsi Bangladesh dan Myanmar yang datang dalam 4 gelombang di Aceh dan Medan, Sumut sejak Mei 2015.