- Beranda
- Komunitas
- News
- Berita dan Politik
Toki Pulang ke Myanmar Untuk Kembali Pada Sri Wahyuni di Benjina


TS
ketek..basah
Toki Pulang ke Myanmar Untuk Kembali Pada Sri Wahyuni di Benjina
Quote:
Benjina - Sri Wahyuni (36) tidak bisa menahan air matanya. Sambil menenteng koper, dia mengantar Toki (23), ke tempat Anak Buah Kapal (ABK) asal Myanmar berkumpul dan bersiap pulang ke negara asal mereka.
Toki sudah lima tahun berada di Benjina. Sejak dia bekerja sebagai ABK untuk PT Pusaka Benjina Resources (PBR). Sejak itu pula dia mengenal Sri, perempuan asal Banyuwangi, Jawa Timur.
"Rencana beta balik dulu ke Birma enam bulan, lalu balik ke sini," kata Toki dengan aksen kental Maluku, saat dijumpai di Benjina, Aru Tengah, Kepulauan Aru, Maluku, Selasa (19/5/2015).
Sri, yang ada di sebelah Toki, meminta laki-laki kurus yang menemaninya setiap hari itu tidak ke mana-mana selama di kampung halaman. Dan, fokus untuk membuat dokumen-dokumen yang diperlukan untuk kembali ke Benjina, Pulau Maekor.
Disinggung soal pernikahannya dengan Toki, Sri hanya tertawa kecil sembari menutupi dengan kain batik gendongan bayi. Meski demikian, dari hubungan keduanya mereka dikaruniai seorang bayi lucu yang berusia tujuh bulan.
"Namanya Silvi," kata Sri.
Sementara itu, Toki menceritakan awal mula dia bisa berada di Benjina. Saat itu, dirinya melamar bekerja sebagai ABK. Tidak ada pemberitahuan berapa gaji yang dia harus terima. Kontrak kerja dilakukan lisan, yaitu bekerja untuk empat tahun ke depan
"Kalau melaut dua bulan, setiap bongkar kita dikasih uang sama tekong Rp 2 juta, kalau tiga bulan Rp 2,5 juta," kata dia.
Sementara saat kapal berhenti beroperasi sejak moratorium untuk kapal asing diberlakukan, uang yang dia terima tidak menentu, kadang per 15 hari dia mendapat Rp 300 ribu, bahkan kalau sedang apes sampai sebulan uang baru bisa dia terima.
Terkait identitas, Toki mengaku sejak awal bekerja tidak pernah melihat seaman book atau paspor. "Semuanya ada di Tekong," kata Toki.
Pemerintah Indonesia dan International Organitation for Migration (IOM) hari ini rencananya akan mengevakuasi 202 ABK asal Myanmar dan 38 orang asal Kamboja. Sementara 419 ABK asal Thailand masih menunggu koordinasi dengan pemerintah Thailand untuk pemulangan.
"Kepolisian Thailand pernah ke Benjina, tapi hanya mengecek makam yang katanya kuburan massal, bukan mengecek ABK mereka," kata Kapolres Kepulauan Aru AKBP Harold Wilson Huwae, Sabtu pekan lalu.
Toki sudah lima tahun berada di Benjina. Sejak dia bekerja sebagai ABK untuk PT Pusaka Benjina Resources (PBR). Sejak itu pula dia mengenal Sri, perempuan asal Banyuwangi, Jawa Timur.
"Rencana beta balik dulu ke Birma enam bulan, lalu balik ke sini," kata Toki dengan aksen kental Maluku, saat dijumpai di Benjina, Aru Tengah, Kepulauan Aru, Maluku, Selasa (19/5/2015).
Sri, yang ada di sebelah Toki, meminta laki-laki kurus yang menemaninya setiap hari itu tidak ke mana-mana selama di kampung halaman. Dan, fokus untuk membuat dokumen-dokumen yang diperlukan untuk kembali ke Benjina, Pulau Maekor.
Disinggung soal pernikahannya dengan Toki, Sri hanya tertawa kecil sembari menutupi dengan kain batik gendongan bayi. Meski demikian, dari hubungan keduanya mereka dikaruniai seorang bayi lucu yang berusia tujuh bulan.
"Namanya Silvi," kata Sri.
Sementara itu, Toki menceritakan awal mula dia bisa berada di Benjina. Saat itu, dirinya melamar bekerja sebagai ABK. Tidak ada pemberitahuan berapa gaji yang dia harus terima. Kontrak kerja dilakukan lisan, yaitu bekerja untuk empat tahun ke depan
"Kalau melaut dua bulan, setiap bongkar kita dikasih uang sama tekong Rp 2 juta, kalau tiga bulan Rp 2,5 juta," kata dia.
Sementara saat kapal berhenti beroperasi sejak moratorium untuk kapal asing diberlakukan, uang yang dia terima tidak menentu, kadang per 15 hari dia mendapat Rp 300 ribu, bahkan kalau sedang apes sampai sebulan uang baru bisa dia terima.
Terkait identitas, Toki mengaku sejak awal bekerja tidak pernah melihat seaman book atau paspor. "Semuanya ada di Tekong," kata Toki.
Pemerintah Indonesia dan International Organitation for Migration (IOM) hari ini rencananya akan mengevakuasi 202 ABK asal Myanmar dan 38 orang asal Kamboja. Sementara 419 ABK asal Thailand masih menunggu koordinasi dengan pemerintah Thailand untuk pemulangan.
"Kepolisian Thailand pernah ke Benjina, tapi hanya mengecek makam yang katanya kuburan massal, bukan mengecek ABK mereka," kata Kapolres Kepulauan Aru AKBP Harold Wilson Huwae, Sabtu pekan lalu.
sumber






0
524
Kutip
0
Balasan


Komentar yang asik ya


Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan