- Beranda
- Komunitas
- News
- Berita dan Politik
SBY Angkat Bicara Soal Petral, Faisal Basri Tiarap


TS
ketek..basah
SBY Angkat Bicara Soal Petral, Faisal Basri Tiarap
Quote:
Jakarta, CNN Indonesia -- Polemik mengenai adanya konspirasi di balik gagalnya pembubaran (likuidasi) Pertamina Energy Trading Limited (Petral) di era kepemimpinan mantan Presiden Soesilo Bambang Yudhoyono (SBY) kian menyeruak.
Setelah SBY mengeluarkan pembelaan atas tudingan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Sudirman Said dan Mantan Ketua Tim Reformasi Tata Kelola Migas Faisal Basri melalui media sosial, kini Faisal balik meminta pihak-pihak yang bersinggungan untuk angkat bicara.
Hal ini dimaksudkan untuk membuka cerita yang sebenarnya mengenai gagalnya rencana pembubaran Petral pada medio 2011.
"Ada baiknya mereka semua muncul dan bicara. Saya diam dulu," ujar Faisal saat dihubungi CNN Indonesia, Selasa (19/5).
Sebelumnya, pria yang juga ekonom Universitas Indonesia itu menyatakan gagalnya rencana pembubaran Petral di era SBY tak lepas dari adanya perang kepentingan antar pemburu rente.
Padahal, Menteri BUMN saat itu Dahlan Iskan dan Direktur Utama Pertamina Karen Agustiawan telah memiliki niat baik untuk mengubah praktik-praktik impor migas yang tidak sesuai dengan ketentuan dan aturan.
Salah satu solusinya ialah melikuidasi Petral dengan diiringi penguatan fungsi divisi pengadaan minyak Pertamina yakni Integrated Supply Chain (ISC) dalam melakukan impor minyak demi memenuhi kebutuhan bahan bakar minyak (BBM) dalam negeri. (Baca: Petral Sulit Bubar, Faisal Basri Sebut Intervensi RI 1)
Namun, alih-alih merencanakan pembubaran Petral fungsi ISC dipreteli oleh para pemburu rente sehingga pengadaan minyak impor dialihkan ke Pertamina Energy Services (PES), anak usaha Petral di Singapura.
“Menteri ESDM terdahulu sampai Presiden intervensi. Ingat Dahlan coba bubarkan Petral, langsung kuncup. Ada satu kekuatan yang tidak setuju, tetapi tiga kali dipanggil SBY akhirnya tidak dibubarkan,” kata Faisal di Jakarta, Minggu (17/5).
Pernyataan Faisal ini pun seakan mendapat dukungan dari Sudirman Said yang kala itu harus menelan pil pahit lantaran digeser dari posisinya sebagai Deputi Direktur ISC. Sudirman mengatakan, pembubaran Petral tak tuntas karena terhambat pada diskusi di level pimpinan.
"Dulu banyak kegiatan inisiatif yang tidak tuntas selesai di level Presiden. Jadi sepanjang pemimpin nasional lurus, persoalan teknis untuk memperbaiki supply chain tidak lepas dari keterbukaan Presiden. Oleh karena itu kami ditanya banyak hal urusan mafia ini oleh Presiden Joko Widodo (Untuk dituntaskan)," kata Sudirman.
Menanggapi tudingan tersebut, SBY melalui akun twitter resminya @SBYudhoyono sekitar 12 jam yang lalu menilai tudingan tersebut merupakan fitnah dan telah mencemarkan nama baiknya. Presiden Indonesia ke-enam tersebut memastikan, selama dirinya menjadi pimpinan negara tidak pernah ada pihak yang mengusulkan kepadanya agar Petral dibubarkan.
“Saya ulangi, tidak ada. Kalau ada pasti sudah saya tanggapi secara serius. Saya tertib dalam manajemen pemerintahan. Isu serius seperti mafia migas, pasti saya respons. Tidak mungkin berhenti di meja saya,” tegas SBY.
Suami dari Ani Yudhoyono tersebut mengaku masih menunggu Sudirman Said, Faisal Basri dan pihak-pihak lain yang menyebarkan tudingan tersebut untuk melakukan klarifikasi. (gen)
Setelah SBY mengeluarkan pembelaan atas tudingan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Sudirman Said dan Mantan Ketua Tim Reformasi Tata Kelola Migas Faisal Basri melalui media sosial, kini Faisal balik meminta pihak-pihak yang bersinggungan untuk angkat bicara.
Hal ini dimaksudkan untuk membuka cerita yang sebenarnya mengenai gagalnya rencana pembubaran Petral pada medio 2011.
"Ada baiknya mereka semua muncul dan bicara. Saya diam dulu," ujar Faisal saat dihubungi CNN Indonesia, Selasa (19/5).
Sebelumnya, pria yang juga ekonom Universitas Indonesia itu menyatakan gagalnya rencana pembubaran Petral di era SBY tak lepas dari adanya perang kepentingan antar pemburu rente.
Padahal, Menteri BUMN saat itu Dahlan Iskan dan Direktur Utama Pertamina Karen Agustiawan telah memiliki niat baik untuk mengubah praktik-praktik impor migas yang tidak sesuai dengan ketentuan dan aturan.
Salah satu solusinya ialah melikuidasi Petral dengan diiringi penguatan fungsi divisi pengadaan minyak Pertamina yakni Integrated Supply Chain (ISC) dalam melakukan impor minyak demi memenuhi kebutuhan bahan bakar minyak (BBM) dalam negeri. (Baca: Petral Sulit Bubar, Faisal Basri Sebut Intervensi RI 1)
Namun, alih-alih merencanakan pembubaran Petral fungsi ISC dipreteli oleh para pemburu rente sehingga pengadaan minyak impor dialihkan ke Pertamina Energy Services (PES), anak usaha Petral di Singapura.
“Menteri ESDM terdahulu sampai Presiden intervensi. Ingat Dahlan coba bubarkan Petral, langsung kuncup. Ada satu kekuatan yang tidak setuju, tetapi tiga kali dipanggil SBY akhirnya tidak dibubarkan,” kata Faisal di Jakarta, Minggu (17/5).
Pernyataan Faisal ini pun seakan mendapat dukungan dari Sudirman Said yang kala itu harus menelan pil pahit lantaran digeser dari posisinya sebagai Deputi Direktur ISC. Sudirman mengatakan, pembubaran Petral tak tuntas karena terhambat pada diskusi di level pimpinan.
"Dulu banyak kegiatan inisiatif yang tidak tuntas selesai di level Presiden. Jadi sepanjang pemimpin nasional lurus, persoalan teknis untuk memperbaiki supply chain tidak lepas dari keterbukaan Presiden. Oleh karena itu kami ditanya banyak hal urusan mafia ini oleh Presiden Joko Widodo (Untuk dituntaskan)," kata Sudirman.
Menanggapi tudingan tersebut, SBY melalui akun twitter resminya @SBYudhoyono sekitar 12 jam yang lalu menilai tudingan tersebut merupakan fitnah dan telah mencemarkan nama baiknya. Presiden Indonesia ke-enam tersebut memastikan, selama dirinya menjadi pimpinan negara tidak pernah ada pihak yang mengusulkan kepadanya agar Petral dibubarkan.
“Saya ulangi, tidak ada. Kalau ada pasti sudah saya tanggapi secara serius. Saya tertib dalam manajemen pemerintahan. Isu serius seperti mafia migas, pasti saya respons. Tidak mungkin berhenti di meja saya,” tegas SBY.
Suami dari Ani Yudhoyono tersebut mengaku masih menunggu Sudirman Said, Faisal Basri dan pihak-pihak lain yang menyebarkan tudingan tersebut untuk melakukan klarifikasi. (gen)
sumber


0
19.2K
Kutip
190
Balasan


Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama


Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan