MAFIA BOLA: ..."Bos, bisa tambah, biar kita bisa "main".

BANDAR JUDI: "OK. Duit tambahin, berarti gua mau (sebut nama kesebelasan), under attack".

MAFIA BOLA: "Pasti! 15 Menit 1 (Gol)… 15 menit 1… 1 menit 1…

"Kutipan di atas adalah bagian dari transkrip percakapan antara seorang "Runner" alias calo pengatur skor dengan seorang bandar judi asal Singapura.

Dalam percakapan tersebut terungkap, soal pengaturan skor yang dilakukan keduanya terhadap sebuah kesebelasan di Indonesia.

Skor diatur, bahkan ditentukan menit dan babak, untuk kemenangan besar sang bandar yang bermain judi bola di Tiongkok. Uang ratusan juta rupiah pun mengalir ke sang "Runner".

Pembagian dilakukan ke anggota dari kesebelasan tersebut.

Berapa yang dibagikan? Berapa pula yang kesebelasan di Tanah Air yang terlibat praktik kotor ini? Sudah berapa lama, dan apa tindakan PSSI, hingga praktik yang "membunuh" prestasi anak bangsa ini, bisa berlangsung selama puluhan tahun?

Saksikan penelusuran Aiman Witjaksono, pembawa acara program AIMAN, ke sebuah daerah di wilayah Jawa Timur, menemui seorang "Runner" dan mewawancarainya secara ekslusif pada Senin, 18 Mei 2015 pukul 20.00 WIB hanya di KompasTV.
(KompasTV / Ike Kesuma)

Sumber : http://m.kompas.com/bola/read/2015/0...Dia.Mafia.Bola

Update terbaru :
Bagian pertama


Bagian kedua


Bagian ketiga


Bagian keempat


Bagian kelima


Mafia bola versi Mata Najwa :







Lumayan buat

Berita dukungan :

Gerakan Rakyat Anti Mafia Bola Jatim Dukung Reformasi PSSI

MALANG, KOMPAS.com- Gerakan Rakyat Anti Mafia Bola (Gerambol) Jawa Timur mendesak Menteri Pemuda dan Olahraga (Menpora) Imam Nahrawi segera melakukan reformasi di tubuh Persatuan Sepakbola Seluruh Indonesia (PSSI). Selain itu, pihaknya mendukung gerakan pemberantasan mafia bola di Indonesia.

"Generasi muda peduli sepak bola di Jawa Timur, yang tergabung dalam Gerakan Rakyat Anti Mafia Bola (Gerambol) Jawa Timur, terus melakukan gerakan penyelamatan sepak bola di Indonesia," kata Ketua Gerambol Jatim Hasan Tiro kepada Kompas.com, Jumat (22/5/2015) di Malang.

Menurutnya, sudah saatnya rakyat ikut bergerak berjuang bersama untuk menyelamatkan nasib sepak bola Indonesia, terutama sepak bola yang menjadi aset di beberapa daerah di Jawa Timur, seperti Arema Cronus, Persebaya Surabaya, Persela Lamongan, Gresik United, Persepam Madura United dan klub lainnya yang ada di Jatim.

"Kepedulian terhadap sepak bola merupakan bagian dari sikap nasionalisne. Karenanya, Menpora tidak boleh berjuang sendirian melawan penjahat-penjahat sepak bola. Menpora tak boleh sendirian berjuang menyelamatkan nasib pemain bola," ujarnya.

Selain itu, ungkap pria yang karib disapa Tiro itu, Menpora juga tidak boleh sendirian melakukan perlawanan terhadap mafia bola. Rakyat harus berdiritegak bergotong royong membantu Menpora memberantas mafia bola dan begundal-begundal yang mengekploitasi sepak bola Indonesia, hanya demi kepentingan individu dan keuntungan bisnisnya semata.

Untuk itu, pihaknya mengajak kepada seluruh elemen masyarakat di Indonesia, khususnya di Jatim, untuk mendukung apa yang menjadi kebijakan Menpora di antaranya, berantas mafia bola di Indonesia. Kedua, tim transisi yang sudah ditetapkan, didorong segera melakukan perubahan dan regulasi yang jelas untuk kemajuan sepak bola Indonesia.

"Berantas sekarang juga mafia bola sampai ke akar-akarnya. Dan yang terakhir, segera melakukan reformasi PSSI sesegera mungkin. Kaum pemuda di Jawa Timur, siap berada di belakang Menpora untuk berjuang melawan begundal-begundal mafia bola, yang jelas merusak sepak bola Indonesia," tegas Tiro.

http://m.kompas.com/bola/read/2015/0...yat.Anti.Mafia

Edited : melihat dua versi tayangan mafia bola memang sdh selayaknya PSSI dibubarkan bukan hanya dibekukan, orang2 yg ada didlm seperti sel2 kanker yg tak cukup diterapi dengan kemo