- Beranda
- Komunitas
- Entertainment
- The Lounge
Renungan : Pilih Jadi Gelas atau Danau ???


TS
unitedd
Renungan : Pilih Jadi Gelas atau Danau ???

BismillahHirrohmanNirrohim
Assalamualaikum Warohmatullahi Waberokatuh
Selamat Datang Di Thread Unitedd
Mudah"han Tidak Repost



Selamat Datang Di Thread Unitedd
Mudah"han Tidak Repost


Quote:
Quote:
Kisah Garam, Gelas dan Danau
Quote:

Siapa yang belum pernah melihat gelas atau danau? Saya yakin sebagian besar dari Gansis sudah pernah melihat keduanya.

Bicara soal gelas dan danau, kali ini saya akan share seputar catatan inspirasi mengenai filosofi gelas atau danau.
Semoga saja catatan motivasi kali ini bisa membangkitkan semangat Gansis untuk menjadi pribadi yang lebih sukses lagi.

Quote:
Quote:
filosofi gelas atau danau
Quote:

Suatu ketika, seorang kakek bijaksana mendatangi cucunya yang belakangan ini selalu tampak murung. “Kenapa kau selalu murung, nak? Bukankah banyak hal yang indah di dunia ini? Ke mana perginya wajah ceriamu itu?” tanya si Kakek.
“Kakek, belakangan ini hidup saya penuh masalah. Sulit bagi saya untuk tersenyum. Masalah datang seperti tidak ada habis-habisnya,” jawab pemuda itu dengan lesu.
Si Kakek tersenyum. “Ambillah segelas air dan dua genggam garam, bawalah kemari. Biar kuperbaiki suasana hatimu itu.” Si pemuda pun beranjak pelan tanpa semangat. Ia laksanakan permintaan kakeknya itu, lalu kembali lagi membawa gelas dan garam sebagaimana yang diminta.
“Coba ambil segenggam garam, dan masukkan ke gelas itu,” kata Si Kakek.
“Setelah itu coba kau minum airnya sedikit.”
Pemuda itu pun melakukannya. Wajahnya kini meringis karena meminum air asin. “Bagaimana rasanya?” tanya si Kakek.
“Asin, dan perutku jadi mual,” jawab pemuda itu dengan wajah yang masih meringis. Si Kakek tertawa terkekeh-kekeh melihat wajah cucunya yang meringis keasinan.
“Sekarang kau ikut aku.” Si Kakek membawa cucunya ke danau di dekat tempat mereka. “Ambil garam yang tersisa, dan tebarkan ke danau.”
Pemuda itu menebarkan segenggam garam yang tersisa ke danau, tanpa bicara. Rasa asin di mulutnya belum hilang. Ia ingin meludahkan rasa asin dari mulutnya, tapi tak dilakukannya. Rasanya tak sopan meludah di hadapan kakek, begitu pikirnya.
“Sekarang, coba kau minum air danau itu,” kata si Kakek.
Pemuda itupun menangkupkan kedua tangannya, mengambil air danau, lalu meneguknya. Ketika air danau yang dingin dan segar mengalir di tenggorokannya, si Kakek bertanya kepadanya, “Bagaimana rasanya?”
“Segar, segar sekali,” kata pemuda itu sambil mengelap bibirnya dengan punggung tangannya. Dan sudah pasti, air danau ini juga menghilangkan rasa asin yang tersisa di mulutnya.
“Terasakah rasa garam yang kau tebarkan tadi?”
“Tidak sama sekali,” kata pemuda itu sambil mengambil air dan meminumnya lagi. Si Kakek hanya tersenyum memperhatikannya, membiarkan cucunya itu meminum air danau sampai puas.
“Nak,” kata si Kakek setelah cucunya selesai minum.
“Segala masalah dalam hidup itu seperti segenggam garam. Tidak kurang, tidak lebih. Begitulah hidup..kau masih muda dan perlu banyak makan garam kehidupan.”
“Semua orang mengalami masalah dalam hidupnya, dan merasakan asinnya penderitaan karena masalah tersebut. Namun yang membedakan adalah sangat bergantung dari besarnya hati yang menampungnya. Jadi, supaya kamu tidak merasa menderita, berhentilah jadi gelas, dan jadikan hatimu sebesar danau.”

Quote:
Quote:
Filosofi Dengan Versi Berbeda
Quote:

Suatu hari, ada seorang pemuda yang sedang duduk di pinggir sebuah danau yang indah, luas dan sangat bernuansa alam. Siapapun yang duduk dan menikmati suasana danau tersebut akan mendapatkan sebuah ketenangan dan rasa syukur yang luar biasa. Tapi kali ini sang pemuda justru sedang galau dan gundah gulana. Ia merasa bahwa hidupnya penuh dengan masalah-masalah yang berat dan seakan tanpa ada jalan ke luar.
Sembari merenungi nasibnya, datang seorang guru pemuda tersebut. Sang guru bertanya pada pemuda itu, “wahai anak muda, kenapa kau terlihat sedih dan gundah?”
Dengan lesu pemuda itu menjawab, “hidup ku seakan selalu dihujani masalah, selesai satu masalah muncul lagi masalah yang lain, apakah Tuhan itu tidak adil?”
Sang guru tahu bahwa pemuda tersebut butuh solusi, karena sang guru yang bijaksana lalu ia berkata, “mari mendekat kemari wahai anak muda”, setelah pemuda itu mendekat, sang guru mengisi sebuah gelas yang ia bawa dengan air danau. Setelah gelas terisi penuh lalu ia menuangkan 3 sendok garam (*Anda tahu apa yang selanjutnya terjadi?). Dengan penuh kewibawaan sang guru menyuruh si anak muda meminum air yang sudah dicampur dengan 3 sendok garam tersebut
Sontak saja setelah meminum air tersebut si pemuda merasa ke-asinan dan bertanya pada guru.
Kenapa engkau menyuruhku meminum segelas air yang dicampur garam itu?
Tanpa menjawab pertanyaan itu, sang guru memasukkan tiga (*wah 3 lagi, ada apa dengan 3?) bungkus garam ke dalam danau dan menyuruh si pemuda minum air danau tersebut. Tanpa berbasa-basi si pemuda langsung meminum air danau yang dicampur satu bungkus garam tersebut.
Lalu guru bertanya “bagaimana rasa airnya?” Si pemuda tersenyum simpul kepada guru dan menunjukkan rasa segar setelah meminum air danau yang dicampur 3 bungkus garam itu. Sang guru mempersilakan pemuda itu duduk lalu memulai pembicaraan.
“Begitulah hidup.. engkau masih muda dan kau perlu banyak makan garam. Garam itu berguna untuk membentuk kedewasaanmu, dan tahukah kamu bahwa masalah bisa kita ibaratkan sebagai garam.
Ketika kamu meminum segelas air dengan 3 sendok garam rasanya begitu asin. Namun ketika kau meminum air danau yang dicampur 3 bungkus garam sekalipun kau tidak merasa keasinan. Begitu juga kehidupan ini.
Sang pemuda kini mendapat satu pelajaran dan ia tersenyum pada guru itu. Ia pun tidak gundah dan bersedih lagi.

Quote:
Quote:
Nilai yang dapat diambil
Quote:

Seperti yang telah dikatakan oleh kakek bijaksana, bahwa garam bisa kita ibaratkan sebagai masalah yang ada dalam kehidupan ini. Dan tentu saja setiap orang memiliki masalah dalam hidupnya, hanya saja cara mereka mengatasi masalah itu berbeda-beda.
Di sinilah kita harus memahami cara merespon yang baik ketika kita sedang menghadapi suatu masalah, apakah kita mau memilih menjadi gelas, yang dimana ketika ada masalah (garam) datang, dan kita merasakan penderitaannya (asinnya). Atau kita mau memilih menjadi sebuah danau, dimana ketika ada masalah (garam) datang, kita tidak terpengaruh dengan penderitaan (asin) yang ada, namun tetap positif thinking (segar).
Kita mau pilih jadi gelas atau danau, jika kita memilih menjadi gelas maka ketika dicampur dengan 3 sendok garam saja rasanya sudah asin dan orang tidak suka meminum airnya. Akan tetapi ketika kita memlih menjadi danau, 3 bungkus garam pun seakan tidak berdampak pada kesegaran air kita.
Semoga saja cerita inspiratif kali ini bisa membangkitkan semangat kita untuk menjadi pribadi yang lebih sukses lagi.
Berat ringannya masalah setiap orang tidak bisa disamakan. Semua tergantung dari lapang tidaknya diri kita dalam menyikapi permasalahan yang ada dalam hidup kita.
Sumber : Dari Berbagai Sumber











Recomend HT



0
6.9K
Kutip
36
Balasan


Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama


Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan