- Beranda
- Komunitas
- News
- Berita dan Politik
Ini Kata Warga Soal Bioskop di Aceh


TS
ketek..basah
Ini Kata Warga Soal Bioskop di Aceh
Quote:
SERAMBINEWS.COM, BANDA ACEH - Anggota Dewan Perwakilan Daerah (DPD) RI asal Aceh, Sudirman atau lebih terkenal Haji Uma, mendukung keberadaan bioskop di Aceh yang sudah lama tidak ada. Ia sampaikan gagasan itu saat bertemu dengan para pelaku wisata yang tergabung dalam Asosiasi Pariwisata Indonesia (Asppi) Aceh di Hotel Rasamala, Kamis (7/5/2015) malam lalu.
Ia mengatakan, bioskop bukan hal tabu tetapi bisa juga sebagai sarana dakwah dan pengembangan pengetahuan yang mendidik rakyat. Apa yang disampaikan Sudirman, mendapat respons dari pengguna sosial media di Aceh. [Baca: Haji Uma Dukung Bioskop di Aceh]
Para netizen terbagi menjadi dua kubu, kontra dan mendukung apa yang disampaikan Haji Uma tersebut. Jan Nati, misalnya, melalui akun facebooknya di fanspagee serambinews.com ia menulis, "Setuju di bangun bioskop di Aceh, tapi penonton laki laki dan penonton prempuan dipisahkan dan film yg diputar film film Islami ataupun film film yang mendidik," kata Haji Uma
Sementara itu, tokoh perdamaian Aceh Nur Djuli juga tak kalah bersuara dari para netizen muda lainnya. Melalui akun Nur Djuli, ia menulis, "Dulu ada bioskop di tiap kota di Aceh, apakah kejadian maksiat lebih banyak dulu atau sekarang? Kalau otak maksiat tidak perlu bioskop, di belakang surau juga bisa maksiat, anak-anak sekarang sudah pandai download filem porno dari internet. Akhlak harus dibentuk di rumah dan di sekolah sebagai benteng, bukan dengan meniadakan bioskop yang bisa memutar filem-filem yang berunsur pendidikan dan membuat orang berpikir."
Diskusi soal bioskop di Aceh juga dibahas oleh seniman Aceh, Medya Hus Nyoe. Ia menulis di akun facebooknya, "Kon le jameun Bioskop...dan han jeut le di Aceh....meunyo ka serius keu Syariat..kon nyan tapi untuk generasi beu islami meu iman na cara....nyan tapike....Yang hireun lon pakon haji uma han geupublikasi..nan asli keupeue sabe nan lam film....padahai gop nyan ka resmi DPD...sidroe tokoh seni komedian aceh..yg terpileh...lebeh resmi nan Asli karna DPD kon le adegan flm.,"
Terjemahnya kurang lebih "Ini bukan zaman lagi bioskop, dan tak boleh ada lagi di Aceh, kalau sudah serius dengan syariat. Bukan itu, tapi untuk generasi yang islami dan beriman ada caranya sendiri. Itu yang kita pikir. Yang mengherankan saya kenapa Haji Uma tidak mempublikasi nama asli. Kenapa selalu nama di dalam film. PAdahal dia itu resmi anggota DPD, satu tokoh seni komedi Aceh yang terpilih, lebih resmi nama karena DPD bukan lagi adegan film."
Selain itu, Basri Yusuf juga menulis," Bukankah semua Masyarakat Acheh setuju Bioskop berada di Bumi Acheh buktinya di semua Rumah2 di Acheh mereka mempunyi TV di dalam Rumahnya bukankah itu juga Bioskop?"
Senada dengan Teuku Ridwan Iwan, Bagi saya bioskop di bumi Aceh tidak asing lagi sebab jauh hari sebelum Haji Uma belum lahir udah ada piasan masyarakat tersebut. Saya sangat setuju bioskop ada di Aceh. Tentunya ada aturan dan batasan yang sesuai syariat dan adat budaya Aceh.
Respons positif terkait bioskop di Aceh juga disampaikan Taufik Perfumery, pada akun facebooknya ia menulis, "Hana masalah nyan yang penting positif-positif saja. Di Medan lee maksiat. Tapi yang benar-benar menjadi muslim sejati banyak juga, tergantung keimanan seseorang nyan. pih bioskop nyan na peraturan.. bukan sembarangan putar film. Na ijak sikula sit awak nyan," tulisnya.
Ia mengatakan, bioskop bukan hal tabu tetapi bisa juga sebagai sarana dakwah dan pengembangan pengetahuan yang mendidik rakyat. Apa yang disampaikan Sudirman, mendapat respons dari pengguna sosial media di Aceh. [Baca: Haji Uma Dukung Bioskop di Aceh]
Para netizen terbagi menjadi dua kubu, kontra dan mendukung apa yang disampaikan Haji Uma tersebut. Jan Nati, misalnya, melalui akun facebooknya di fanspagee serambinews.com ia menulis, "Setuju di bangun bioskop di Aceh, tapi penonton laki laki dan penonton prempuan dipisahkan dan film yg diputar film film Islami ataupun film film yang mendidik," kata Haji Uma
Sementara itu, tokoh perdamaian Aceh Nur Djuli juga tak kalah bersuara dari para netizen muda lainnya. Melalui akun Nur Djuli, ia menulis, "Dulu ada bioskop di tiap kota di Aceh, apakah kejadian maksiat lebih banyak dulu atau sekarang? Kalau otak maksiat tidak perlu bioskop, di belakang surau juga bisa maksiat, anak-anak sekarang sudah pandai download filem porno dari internet. Akhlak harus dibentuk di rumah dan di sekolah sebagai benteng, bukan dengan meniadakan bioskop yang bisa memutar filem-filem yang berunsur pendidikan dan membuat orang berpikir."
Diskusi soal bioskop di Aceh juga dibahas oleh seniman Aceh, Medya Hus Nyoe. Ia menulis di akun facebooknya, "Kon le jameun Bioskop...dan han jeut le di Aceh....meunyo ka serius keu Syariat..kon nyan tapi untuk generasi beu islami meu iman na cara....nyan tapike....Yang hireun lon pakon haji uma han geupublikasi..nan asli keupeue sabe nan lam film....padahai gop nyan ka resmi DPD...sidroe tokoh seni komedian aceh..yg terpileh...lebeh resmi nan Asli karna DPD kon le adegan flm.,"
Terjemahnya kurang lebih "Ini bukan zaman lagi bioskop, dan tak boleh ada lagi di Aceh, kalau sudah serius dengan syariat. Bukan itu, tapi untuk generasi yang islami dan beriman ada caranya sendiri. Itu yang kita pikir. Yang mengherankan saya kenapa Haji Uma tidak mempublikasi nama asli. Kenapa selalu nama di dalam film. PAdahal dia itu resmi anggota DPD, satu tokoh seni komedi Aceh yang terpilih, lebih resmi nama karena DPD bukan lagi adegan film."
Selain itu, Basri Yusuf juga menulis," Bukankah semua Masyarakat Acheh setuju Bioskop berada di Bumi Acheh buktinya di semua Rumah2 di Acheh mereka mempunyi TV di dalam Rumahnya bukankah itu juga Bioskop?"
Senada dengan Teuku Ridwan Iwan, Bagi saya bioskop di bumi Aceh tidak asing lagi sebab jauh hari sebelum Haji Uma belum lahir udah ada piasan masyarakat tersebut. Saya sangat setuju bioskop ada di Aceh. Tentunya ada aturan dan batasan yang sesuai syariat dan adat budaya Aceh.
Respons positif terkait bioskop di Aceh juga disampaikan Taufik Perfumery, pada akun facebooknya ia menulis, "Hana masalah nyan yang penting positif-positif saja. Di Medan lee maksiat. Tapi yang benar-benar menjadi muslim sejati banyak juga, tergantung keimanan seseorang nyan. pih bioskop nyan na peraturan.. bukan sembarangan putar film. Na ijak sikula sit awak nyan," tulisnya.
sumber


0
15.9K
Kutip
219
Balasan


Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama


Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan