intelijen - Presiden Joko Widodo (Jokowi) yang akan melakukan reshuffle kabinet menandakan tidak adanya perencanaan secara matang dalam memilih anggota menteri.

Demikian dikatakan pengamat politik Ahmad Yazid dalam keterangan kepada intelijen, Sabtu (9/5).

Menurut Yazid, sebagai kepala negara tentunya harus melihat track record menteri yang akan dipilih. “Kalau reshuffle menandakan Jokowi banyak dikendalikan partai pengusung,” jelas Yazid.

Kata Yazid, reshuffle kabinet tidak bisa menyelesaikan masalah dalam berbagai bidang. “Walaupun ada harapan dari masyarakat dengan reshuffle lebih baik tetapi kenyataannya tidak,” jelas Yazid.

Selain itu, ia mengatakan, sangat tidak baik jika orang di sekitar orang nomor satu di republik ini terus mendorong agar adanya bongkar pasang Kabinet Kerja. Jadi, lanjutnya, jika memang ada evaluasi kerja para menteri itu sudah memang keharusan, bukan justru karena adanya tekanan untuk melakukan reshuffle.

“Adalah tidak elok jika kita mendorong reshuffle, tapi Presiden belum ingin melakukan perombakan. Kabinet Kerja itu kan berbasis kinerja, jika ada evaluasi kerja itu memang keharusan,” tandasnya.

sumur

kapan yanh gw jadi anak band