- Beranda
- Komunitas
- News
- Berita dan Politik
DhawuhKuasaGustiAllah; SabdaRajaSHBX vs Ki AgengGiring III +Sultan HamengkuBuwonoIX


TS
daimond25
DhawuhKuasaGustiAllah; SabdaRajaSHBX vs Ki AgengGiring III +Sultan HamengkuBuwonoIX
YOGYA (KRjogja.com) - Adik Sultan HB X lainnya, GBPH Prabukusumo mengaku dirinya dan adik-adiknya
telah bertemu dengan Sultan HB X perihal sabdaraja dan dhawuh dalem. Menurutnya, ketika ditanya
mengenai sabdaraja tersebut, beliau menjawab bahwa apa yang diucapkan dan dilakukan itu perintah Allah
SWT, jangan marah, jangan tanya beliau, kalau tidak percaya silakan tanya kepada yang di atas, sambil
menunjuk ke atas.
"Jawaban beliau itu yang tidak bisa diterima oleh nalar. Kepada adik-adiknya yang mempertahankan
kebenaran paugeran, apakah itu pantas diucapkan seorang raja? Sekarang terserah masyarakat memaknai
ucapan dan tindakan Ngarso Dalem yang seperti itu," tutur Prabukusumo kepada KRjogja.com.
Gusti Prabu juga menegaskan, sabdaraja tersebut merupakan paugeran ageng namun sudah menyalahi
paugeran pokok. Untuk itu, dirinya bersama rayi-rayi dalem lainnya merasa sangat malu dengan hal
tersebut, karena Sultan dinilai sudah tidak menghargai paugeran itu sendiri. "Semoga masyarakat dapat
memahami. Kami beserta kakak dan adik-adik ini ingin njejegake jejege paugeran, dudu njejegake jejege
kekarepan sing bakal kena bebendhu. Ingat, tahta raja untuk rakyat, bukan untuk kekuasaan dan harta,"
tandas GBPH Prabukusumo yang juga Ketua KONI DIY. (M-33)
http://krjogja.com/m/read/259712/ini-hasil-pertemuan-gusti-prabu-dengan-sultan.kr
ki ageng giring III dan kejadian disana belum beberapa lama ini, ini bagaimana gusti allah punya kekuatan untuk memperlihatkan dan memberi petunjuk kepada khalayak rakyat seperti apa putri kedaton yogyakarta sowan dan nyekar ke Makam Ki ageng giring III.
belum lagi kejadian di makam imogiri dimana gusti allah memperlihat kan seperti apa putri kedaton punya tata krama terhadap yang lebih tua, ini baru tuh dawuh yang sebenarnya tidak hanya ucapan sesorang biarpun sultan yang tidak dapat di buktikan kebenaran nya.
Bertemu Putri Mahkota Kasultanan Yogya, Adik Sultan: Dia Enggak Tahu Diri
TEMPO.CO , Yogyakarta - Rombongan anak-anak Raja Kasultanan
Ngayogyakarta Hadiningrat Sri Sultan Hamengku Bawono X yang melakukan ziarah ke makam raja-
raja Mataram di Ginirejo, Kecamatan Imogiri, Kabupaten Bantul, bertemu dengan rombongan adik-
adik Sultan yang menolak sabda raja di lokasi yang sama, Rabu petang, 6 Mei 2015. Pertemuan itu
terjadi di makam Sultan Hamengku Buwono IX.
Berdasarkan pantauan Tempo di lokasi, rombongan adik-adik Sultan yang dipimpin Gusti Bendara
Pangeran Haryo (GBPH) Prabukusumo terlebih dulu masuk ke lokasi makam HB IX. Saat itu
rombongan anak-anak Sultan yang dipimpin Gusti Kanjeng Ratu (GKR) Mangkubumi Hamemayu
Hayuning Bawono Langgeng ing Mataram tengah berada di lokasi makam HB I, yang bersebelahan
dengan makam HB IX.
GKR Mangkubumi adalah anak sulung Sultan yang dulunya bernama GKR Pembayun. Nama dan gelar
barunya itu menandainya sebagai Putri Mahkota Kasultanan Yogyakarta melalui sabda raja II pada 5
Mei 2015.
Saat rombongan Mangkubumi memasuki lokasi makam HB IX, rombongan Prabukusumo belum
keluar. Rombongan itu meliputi Mangkubumi beserta suaminya, Kanjeng Pangeran Haryo (KPH)
Wironegoro, dan tiga adiknya, yaitu GKR Condrokirono; GKR Maduretno dan suaminya, KPH
Probodiningrat; serta GKR Bendara.
Sedangkan rombongan Prabukusumo berjumlah sepuluh orang yang meliputi adik-adik Sultan yang
tinggal di Yogyakarta dan Jakarta. Yang tinggal di Yogyakarta selain Prabukusumo adalah GBPH
Yudhaningrat, GBPH Condrodiningrat, dan Kanjeng Gusti Pangeran Haryo (KGPH) Hadiwinoto (adik
kandung Sultan). Sedangkan yang dari Jakarta ada GBPH Pakuningrat, GBPH Cakraningrat, GBPH
Suryadiningrat, GBPH Suryametaram, GBPH Hadinegoro, dan GBPH Suryonegoro.
Ketika lebih dulu keluar dari lokasi makam, Prabukusumo membenarkan bertemu dengan rombongan
Mangkubumi. Namun dia membantah saling bertegur sapa saat bertemu.
“Menyapa? Enggak. Ya, (rombongan Mangkubumi) enggak tahu diri,” tutur Prabukusumo.
Kedatangan rombongan adik-adik Sultan tersebut ke makam HB IX untuk berziarah dan memintakan
maaf atas kesalahan Sultan yang dianggap khilaf karena sabda raja yang diucapkan bertentangan
dengan paugeran (aturan Keraton Yogyakarta).
“Karena (isi sabda raja) menghilangkan gelar ‘Khalifatullah’, menghilangkan tradisi mengucapkan
assalamualaikum ,” ucap Prabukusumo.
Dia meminta doa agar Keraton Yogyakarta tetap lestari dalam menjaga paugeran, adat istiadat, dan
tradisi budaya.
http://www.tempo.co/read/news/2015/05/07/058664235/Bertemu-Putri-Mahkota-Kasultanan-Yogya-
Adik-Sultan-Dia-Enggak-Tahu-Diri
telah bertemu dengan Sultan HB X perihal sabdaraja dan dhawuh dalem. Menurutnya, ketika ditanya
mengenai sabdaraja tersebut, beliau menjawab bahwa apa yang diucapkan dan dilakukan itu perintah Allah
SWT, jangan marah, jangan tanya beliau, kalau tidak percaya silakan tanya kepada yang di atas, sambil
menunjuk ke atas.
"Jawaban beliau itu yang tidak bisa diterima oleh nalar. Kepada adik-adiknya yang mempertahankan
kebenaran paugeran, apakah itu pantas diucapkan seorang raja? Sekarang terserah masyarakat memaknai
ucapan dan tindakan Ngarso Dalem yang seperti itu," tutur Prabukusumo kepada KRjogja.com.
Gusti Prabu juga menegaskan, sabdaraja tersebut merupakan paugeran ageng namun sudah menyalahi
paugeran pokok. Untuk itu, dirinya bersama rayi-rayi dalem lainnya merasa sangat malu dengan hal
tersebut, karena Sultan dinilai sudah tidak menghargai paugeran itu sendiri. "Semoga masyarakat dapat
memahami. Kami beserta kakak dan adik-adik ini ingin njejegake jejege paugeran, dudu njejegake jejege
kekarepan sing bakal kena bebendhu. Ingat, tahta raja untuk rakyat, bukan untuk kekuasaan dan harta,"
tandas GBPH Prabukusumo yang juga Ketua KONI DIY. (M-33)
http://krjogja.com/m/read/259712/ini-hasil-pertemuan-gusti-prabu-dengan-sultan.kr
ki ageng giring III dan kejadian disana belum beberapa lama ini, ini bagaimana gusti allah punya kekuatan untuk memperlihatkan dan memberi petunjuk kepada khalayak rakyat seperti apa putri kedaton yogyakarta sowan dan nyekar ke Makam Ki ageng giring III.
Quote:
belum lagi kejadian di makam imogiri dimana gusti allah memperlihat kan seperti apa putri kedaton punya tata krama terhadap yang lebih tua, ini baru tuh dawuh yang sebenarnya tidak hanya ucapan sesorang biarpun sultan yang tidak dapat di buktikan kebenaran nya.
Bertemu Putri Mahkota Kasultanan Yogya, Adik Sultan: Dia Enggak Tahu Diri
TEMPO.CO , Yogyakarta - Rombongan anak-anak Raja Kasultanan
Ngayogyakarta Hadiningrat Sri Sultan Hamengku Bawono X yang melakukan ziarah ke makam raja-
raja Mataram di Ginirejo, Kecamatan Imogiri, Kabupaten Bantul, bertemu dengan rombongan adik-
adik Sultan yang menolak sabda raja di lokasi yang sama, Rabu petang, 6 Mei 2015. Pertemuan itu
terjadi di makam Sultan Hamengku Buwono IX.
Berdasarkan pantauan Tempo di lokasi, rombongan adik-adik Sultan yang dipimpin Gusti Bendara
Pangeran Haryo (GBPH) Prabukusumo terlebih dulu masuk ke lokasi makam HB IX. Saat itu
rombongan anak-anak Sultan yang dipimpin Gusti Kanjeng Ratu (GKR) Mangkubumi Hamemayu
Hayuning Bawono Langgeng ing Mataram tengah berada di lokasi makam HB I, yang bersebelahan
dengan makam HB IX.
GKR Mangkubumi adalah anak sulung Sultan yang dulunya bernama GKR Pembayun. Nama dan gelar
barunya itu menandainya sebagai Putri Mahkota Kasultanan Yogyakarta melalui sabda raja II pada 5
Mei 2015.
Saat rombongan Mangkubumi memasuki lokasi makam HB IX, rombongan Prabukusumo belum
keluar. Rombongan itu meliputi Mangkubumi beserta suaminya, Kanjeng Pangeran Haryo (KPH)
Wironegoro, dan tiga adiknya, yaitu GKR Condrokirono; GKR Maduretno dan suaminya, KPH
Probodiningrat; serta GKR Bendara.
Sedangkan rombongan Prabukusumo berjumlah sepuluh orang yang meliputi adik-adik Sultan yang
tinggal di Yogyakarta dan Jakarta. Yang tinggal di Yogyakarta selain Prabukusumo adalah GBPH
Yudhaningrat, GBPH Condrodiningrat, dan Kanjeng Gusti Pangeran Haryo (KGPH) Hadiwinoto (adik
kandung Sultan). Sedangkan yang dari Jakarta ada GBPH Pakuningrat, GBPH Cakraningrat, GBPH
Suryadiningrat, GBPH Suryametaram, GBPH Hadinegoro, dan GBPH Suryonegoro.
Ketika lebih dulu keluar dari lokasi makam, Prabukusumo membenarkan bertemu dengan rombongan
Mangkubumi. Namun dia membantah saling bertegur sapa saat bertemu.
“Menyapa? Enggak. Ya, (rombongan Mangkubumi) enggak tahu diri,” tutur Prabukusumo.
Kedatangan rombongan adik-adik Sultan tersebut ke makam HB IX untuk berziarah dan memintakan
maaf atas kesalahan Sultan yang dianggap khilaf karena sabda raja yang diucapkan bertentangan
dengan paugeran (aturan Keraton Yogyakarta).
“Karena (isi sabda raja) menghilangkan gelar ‘Khalifatullah’, menghilangkan tradisi mengucapkan
assalamualaikum ,” ucap Prabukusumo.
Dia meminta doa agar Keraton Yogyakarta tetap lestari dalam menjaga paugeran, adat istiadat, dan
tradisi budaya.
http://www.tempo.co/read/news/2015/05/07/058664235/Bertemu-Putri-Mahkota-Kasultanan-Yogya-
Adik-Sultan-Dia-Enggak-Tahu-Diri
Diubah oleh daimond25 10-05-2015 16:00
0
4.3K
31


Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama


Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan