- Beranda
- Komunitas
- Hobby
- Supranatural
[SHARE] Eksotisme Coban Rondo yang Berbalut Misteri


TS
anargyafauzan
[SHARE] Eksotisme Coban Rondo yang Berbalut Misteri
Assalamualaikum Wr. Wb.
Salam-salim para agan2
Perkenankan ane share wisata yang ada di kampung ane gan, yang konon katanya berbau mistis..
Cek no repost:
![[SHARE] Eksotisme Coban Rondo yang Berbalut Misteri](https://dl.kaskus.id/i.imgur.com/0azDptU.jpg )
Eksotisme Coban Rondo yang Berbalut Misteri
![[SHARE] Eksotisme Coban Rondo yang Berbalut Misteri](https://dl.kaskus.id/www.pegipegi.com/travel/wp-content/uploads/2014/02/Air-Terjun-Coban-Rondo-Malang.jpg )
Jarum jam sudah menunjuk pukul 11 malam lewat dan tampak cahaya rembulan malu-malu berusaha menghalau kabut, menerobos rimbunnya daun pinus ketika kami berempat sampai pada Air terjun ini. Perjalanan menuju Coban Rondo pun seperti melintasi lorong panjang di lereng Gunung Kawi. Jalan menanjak dan berkelok-kelok dinaungi pepohonan rimbun. Udara sejuk pun menyergap, atau tepatnya dingin menggigit.
Coban Rondo berada di Desa Pandesari, Kecamatan Pujon, Kabupaten Malang untuk menuju kemari ini tidak sulit. Perjalanan dari Surabaya ke Malang, Batu, dan diteruskan ke Pujon dapat ditempuh dengan kendaraan pribadi maupun kendaraan umum.
Hanya saja untuk sampai di lokasi berjarak sekitar 25 kilometer dari Kota Malang tersebut harus berhati-hati, sebab jalan ke sana berkelok-kelok, bertebing dan di sisi lainnya jurang yang curam dan serta rawan longsor. Apalagi saat musim hujan.
Dari jalan raya Batu - Pujonkita akan melintasi jalan beraspal di tengah hutan pinus sekitar dua kilometer. Selama perjalanan, pengunjung disuguhi pemandangan berupa hamparan hutan rpinus yang menghijau. Suasana segar dibalut angin nan-sejuk. Ini beda kalau malam, sangat dingin menggigil.
Dari jalan raya Batu - Pujonkita akan melintasi jalan beraspal di tengah hutan pinus sekitar dua kilometer. Selama perjalanan, pengunjung disuguhi pemandangan berupa hamparan hutan pinus yang menghijau. Suasana segar dibalut angin nan-sejuk. Ini beda kalau malam, sangat dingin menggigil. Masuk ke lokasi Coban Rondo kita tidak perlu merogoh kantong terlalu dalam, hanya Rp10 ribu per orang. kita bisa sepuasnya menikmati indahnya kawasan air terjun janda.
Sayangnya, kami ingin menikmati sensasi beda tentang Coban Rondo ini di tengah malam. lain dari kebiasaan memang, namnya hobi memang kan macam-macam..hehehheee..
Karena sengaja kami menikmati sensasi malam di Coban Rondo sejauh mata memandang hanya onggokan angkuh pohon-pohon pinus dan gemuruh Air Terjun yang ketika kita dengarkan secara seksama seperti kidung malam yang menyayat hati. Tapi saat pagi harinya menikmati keagungan Tuhan disini sangat menggagumkan.Sejauh mata memandang dan kepala sedikit mendongak, maka kita seperti berada di kepungan bukit menjulang. Bukit yang banyak tumbuh aneka pepohonan tersebut juga dihuni sekawanan monyet. Monyet di tempat itu cukup jinak.Sebenarnya, saya kurang tahu ada mitos apa yang ada di Air Terjun ini karena sebenarnya bukan tujuan awal kami kesini. Ke Coban Rondo ini hanya sebagai alternatif karena kami gagal ke Alas Purwo di Banyuwangi, karena berbagai hal teknis. Namun, sejujurnya begitu saya sampai di Coban Rondo ini langsung jatuh hari akan pesona malamnya. Suasana dingin yang menusuk dan jeritan-jeritan malam monyet menambah sensasi tersendiri.Dengan membawa bekal makanan kecil yang sempat kami beli dalam perjalanan ke Coban Rondo ini, kami berempat duduk santai di pelataran dekat dengan Air Terjun dan melepas penat perjalanan semenjak sore harinya dari Tuban, Jawa Timur. Memang ada fenomena-fenomena kecil yang sempat kami saksikan saat itu, misalnya ada cahaya putih berputar-putar pelan di sekitar air terjun dan sepintas seperti ada orang yang bercakap-cakap. Kesemuanya masih menjadi hal yang biasa dan telah sering kami dapati di tempat-tempat lain sebelumnya. Belum ada yang istimewa!
Saya lihat HP waktu sudah menunjuk pukul 00.00 lewat dan karena kita tidak mendapati sensasi yang istimewa seorang teman mengajak kembali ke mobil untuk istirahat. Seperti biasa ketika di tempat-tempat sepi seperti ini biasa saya pergunakan untuk kontemplasi, menyatukan rasa, karsa dan cipta meski sejenak. Dan seperti biasa juga ketika akan melakukan kontemplasi sering saya pakai sarana buhur untuk menstimulan otak agar lebih cepat bisa relaksasi.
Belum 5 menit saya mencoba relaksasi, saya di kejutkan suara tembang seorang wanita. Sayangnya saya lupa bait-bait tembangnya. Namun, secara umum saya mengartikan tembang itu menceritakan sebuah penantian panjang. Kira-kira begitulah. Tentu saja ketika mendapati sensasi seperti ini saya lebih berusaha relaksasi lebih mendalam lagi. Namun semua menjadi buyar karena suara berisik 3 teman yang lain sedang gaduh membicarakan suara tembang di sela-sela gemuruh air terjun.
Satu hal yang janggal memang, alih-alih bisa relaksasi perasaan penasaran jadinya malah dominan. Kami perhatikan sekeliling, hanya suara gemuruh air terjun dan sesekali lengkingan monyet di batang-batang pinus di seberang tebing. Karena suara itu sudah tidak terdengar lagi dan waktupun sudah semakin larut di tambah hawa dingin yang teramat sangat. Akhirnya kami putuskan kembali ke mobil untuk beristirahat. Setelah mengemasi makanan ringan yang masih tersisa kamipun beranjak dari pelataran tersebut.
Belum jauh kami berjalan meninggalkan pelataran tersebut, kami sempat dikejutkan suara berdehem beberapa kali. Karena terkejut membuat seorang teman hampir lari, untungnya seorang kawan yang lain memegang jaketnya.
Belum hilang keterkejutan kami, terdengar jelas suara wanita sedang menembang dalam bahasa jawa yang saya rasa arah datangnya suara tidak begitu jauh dari Air Terjun. Mendengar suara wanita sedang "nembang" pikirku, bagaimana bisa ada seorang wanita berani keluar tengah malam sesepi dan seseram ini? Pada saat mata kami masih mencari-cari, tiba-tiba suara wanita itu berhenti. Yang kami dapati sesosok buram sedang duduk di batu tak jauh dari jatuhnya Air Terjun. Karena tidak mau menggambil resiko dan sudah tidak tertarik dengan wanita yang mistirius ini kami berjalan cepat ke parkiran tempat mobil kami parkir. Dan akhirnya, dengan sedikit rasa penasaran dalam hati, siapa wanita itu, anak siapa, masih gadiskah atau sudah janda? aaah, entahlah...
Maap kalo berantakan soalnye ane nge-thread pake BB gan..
Sumber : Sumber
Salam-salim para agan2

Perkenankan ane share wisata yang ada di kampung ane gan, yang konon katanya berbau mistis..

Cek no repost:
![[SHARE] Eksotisme Coban Rondo yang Berbalut Misteri](https://dl.kaskus.id/i.imgur.com/0azDptU.jpg )
Eksotisme Coban Rondo yang Berbalut Misteri
![[SHARE] Eksotisme Coban Rondo yang Berbalut Misteri](https://dl.kaskus.id/www.pegipegi.com/travel/wp-content/uploads/2014/02/Air-Terjun-Coban-Rondo-Malang.jpg )
Jarum jam sudah menunjuk pukul 11 malam lewat dan tampak cahaya rembulan malu-malu berusaha menghalau kabut, menerobos rimbunnya daun pinus ketika kami berempat sampai pada Air terjun ini. Perjalanan menuju Coban Rondo pun seperti melintasi lorong panjang di lereng Gunung Kawi. Jalan menanjak dan berkelok-kelok dinaungi pepohonan rimbun. Udara sejuk pun menyergap, atau tepatnya dingin menggigit.
Coban Rondo berada di Desa Pandesari, Kecamatan Pujon, Kabupaten Malang untuk menuju kemari ini tidak sulit. Perjalanan dari Surabaya ke Malang, Batu, dan diteruskan ke Pujon dapat ditempuh dengan kendaraan pribadi maupun kendaraan umum.
Hanya saja untuk sampai di lokasi berjarak sekitar 25 kilometer dari Kota Malang tersebut harus berhati-hati, sebab jalan ke sana berkelok-kelok, bertebing dan di sisi lainnya jurang yang curam dan serta rawan longsor. Apalagi saat musim hujan.
Dari jalan raya Batu - Pujonkita akan melintasi jalan beraspal di tengah hutan pinus sekitar dua kilometer. Selama perjalanan, pengunjung disuguhi pemandangan berupa hamparan hutan rpinus yang menghijau. Suasana segar dibalut angin nan-sejuk. Ini beda kalau malam, sangat dingin menggigil.
Dari jalan raya Batu - Pujonkita akan melintasi jalan beraspal di tengah hutan pinus sekitar dua kilometer. Selama perjalanan, pengunjung disuguhi pemandangan berupa hamparan hutan pinus yang menghijau. Suasana segar dibalut angin nan-sejuk. Ini beda kalau malam, sangat dingin menggigil. Masuk ke lokasi Coban Rondo kita tidak perlu merogoh kantong terlalu dalam, hanya Rp10 ribu per orang. kita bisa sepuasnya menikmati indahnya kawasan air terjun janda.
Sayangnya, kami ingin menikmati sensasi beda tentang Coban Rondo ini di tengah malam. lain dari kebiasaan memang, namnya hobi memang kan macam-macam..hehehheee..
Karena sengaja kami menikmati sensasi malam di Coban Rondo sejauh mata memandang hanya onggokan angkuh pohon-pohon pinus dan gemuruh Air Terjun yang ketika kita dengarkan secara seksama seperti kidung malam yang menyayat hati. Tapi saat pagi harinya menikmati keagungan Tuhan disini sangat menggagumkan.Sejauh mata memandang dan kepala sedikit mendongak, maka kita seperti berada di kepungan bukit menjulang. Bukit yang banyak tumbuh aneka pepohonan tersebut juga dihuni sekawanan monyet. Monyet di tempat itu cukup jinak.Sebenarnya, saya kurang tahu ada mitos apa yang ada di Air Terjun ini karena sebenarnya bukan tujuan awal kami kesini. Ke Coban Rondo ini hanya sebagai alternatif karena kami gagal ke Alas Purwo di Banyuwangi, karena berbagai hal teknis. Namun, sejujurnya begitu saya sampai di Coban Rondo ini langsung jatuh hari akan pesona malamnya. Suasana dingin yang menusuk dan jeritan-jeritan malam monyet menambah sensasi tersendiri.Dengan membawa bekal makanan kecil yang sempat kami beli dalam perjalanan ke Coban Rondo ini, kami berempat duduk santai di pelataran dekat dengan Air Terjun dan melepas penat perjalanan semenjak sore harinya dari Tuban, Jawa Timur. Memang ada fenomena-fenomena kecil yang sempat kami saksikan saat itu, misalnya ada cahaya putih berputar-putar pelan di sekitar air terjun dan sepintas seperti ada orang yang bercakap-cakap. Kesemuanya masih menjadi hal yang biasa dan telah sering kami dapati di tempat-tempat lain sebelumnya. Belum ada yang istimewa!
Saya lihat HP waktu sudah menunjuk pukul 00.00 lewat dan karena kita tidak mendapati sensasi yang istimewa seorang teman mengajak kembali ke mobil untuk istirahat. Seperti biasa ketika di tempat-tempat sepi seperti ini biasa saya pergunakan untuk kontemplasi, menyatukan rasa, karsa dan cipta meski sejenak. Dan seperti biasa juga ketika akan melakukan kontemplasi sering saya pakai sarana buhur untuk menstimulan otak agar lebih cepat bisa relaksasi.
Belum 5 menit saya mencoba relaksasi, saya di kejutkan suara tembang seorang wanita. Sayangnya saya lupa bait-bait tembangnya. Namun, secara umum saya mengartikan tembang itu menceritakan sebuah penantian panjang. Kira-kira begitulah. Tentu saja ketika mendapati sensasi seperti ini saya lebih berusaha relaksasi lebih mendalam lagi. Namun semua menjadi buyar karena suara berisik 3 teman yang lain sedang gaduh membicarakan suara tembang di sela-sela gemuruh air terjun.
Satu hal yang janggal memang, alih-alih bisa relaksasi perasaan penasaran jadinya malah dominan. Kami perhatikan sekeliling, hanya suara gemuruh air terjun dan sesekali lengkingan monyet di batang-batang pinus di seberang tebing. Karena suara itu sudah tidak terdengar lagi dan waktupun sudah semakin larut di tambah hawa dingin yang teramat sangat. Akhirnya kami putuskan kembali ke mobil untuk beristirahat. Setelah mengemasi makanan ringan yang masih tersisa kamipun beranjak dari pelataran tersebut.
Belum jauh kami berjalan meninggalkan pelataran tersebut, kami sempat dikejutkan suara berdehem beberapa kali. Karena terkejut membuat seorang teman hampir lari, untungnya seorang kawan yang lain memegang jaketnya.
Belum hilang keterkejutan kami, terdengar jelas suara wanita sedang menembang dalam bahasa jawa yang saya rasa arah datangnya suara tidak begitu jauh dari Air Terjun. Mendengar suara wanita sedang "nembang" pikirku, bagaimana bisa ada seorang wanita berani keluar tengah malam sesepi dan seseram ini? Pada saat mata kami masih mencari-cari, tiba-tiba suara wanita itu berhenti. Yang kami dapati sesosok buram sedang duduk di batu tak jauh dari jatuhnya Air Terjun. Karena tidak mau menggambil resiko dan sudah tidak tertarik dengan wanita yang mistirius ini kami berjalan cepat ke parkiran tempat mobil kami parkir. Dan akhirnya, dengan sedikit rasa penasaran dalam hati, siapa wanita itu, anak siapa, masih gadiskah atau sudah janda? aaah, entahlah...
Maap kalo berantakan soalnye ane nge-thread pake BB gan..

Sumber : Sumber
Spoiler for Update Air Terjun:
Diubah oleh anargyafauzan 10-05-2015 15:17


nona212 memberi reputasi
1
11.3K
62


Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama


Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan