YOGYA(KRjogja.com) - Rayi dalem Kraton Yogyakarta tampak bingung dan menyangka jika Sultan
menggunakan dukun dalam menentukan keputusan Sabdaraja dan Dhawuhraja. Namun, ternyata hal
tersebut dijawab langsung oleh Sultan di Ndalem Wironegaran.
Sultan mengatakan tak memiliki guru spiritual dalam menjalani laku prihatin selama ini. Bahkan, telah
menjalani laku prihatin selama masih menyandang nama sebagai Herjuno Darpito ketika muda dulu.
"Saya itu tidak punya guru spiritual dari manapun juga, karena saya sendiri sudah sejak dahulu didhawuhi
suwargi taksih sugeng beliaunya untuk mewakili ritual termasuk untuk mengurusi itu saya. Jadi
kemanapun saya diperintah maka saya ikuti. Tapi ketika itu saya juga diperintah untuk membangun
petilasan Panembahan Senopati di Ngobaran dan Mbang Lampir yang merupakan lokasi Prabu Brawijaya V
sebagai pengingat akan para leluhur. Itulah bagaimana saya melaksanakan hal tersebut, tak dibiayai
Kraton tapi saya yang merawatnya," ungkap Sultan
Sultan juga menjelaskan tentang juru kunci yang dianggap sebagai dukun oleh para rayi dalem. "Di
Ngobaran itu ada juru kunci yang namanya Darto sedangkan di Mbang Lampir namanya Sarjono, mereka
sama seperti juru kunci yang ada di Gunung Merapi dan Pantai Selatan. Itu bukan dukun," ungkap Sultan.
Sekadar informasi Nama Darto tersebut sempat disebut-sebut sebagai salah satu dukun yang
mempengaruhi keputusan yang diambil oleh Sultan selama ini. Nama juru kunci tersebut sempat santer
diberitakan menemani GKR Mangkubumi dan adik-adik ketika berziarah ke Makam Kotagede yang semakin
membuat para rayi dalem berpolemik (*-33)

http://krjogja.com/m/read/259614/darto-bukan-dukun-tapi-juru-kunci.kr

fairnes, wa ada post sebelum nya tentang tokoh spiritual GKR pembayun, jadi wa post ini juga supaya adil biar masyarakat yang menilai dgn baik.