Kaskus

News

aghilfathAvatar border
TS
aghilfath
[DILEMA] Ke Mana Para Ahli Nuklir yang Disekolahkan BJ Habibie?
[DILEMA] Ke Mana Para Ahli Nuklir yang Disekolahkan BJ Habibie?

Jakarta- Sejak Zaman Presiden BJ Habibie, pemerintah menyekolahkan puluhan putra-puteri Indonesia untuk menjadi ahli nuklir. Setelah lulus doktor sampai ada yang profesor tak ada satu pun Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir (PLTN) yang dibangun. Ke mana mereka sekarang?

"Kita punya banyak dokter hingga profesor nuklir, dulu disekolahkan zaman Pak Habibie, namun sekarang mereka mau masuk masa pensiun, tapi belum satupun PLTN yang dibangun di Indonesia," kata Direktur Jenderal Energi Baru Terbarukan dan Konservasi Energi (EBTKE) Kementerian ESDM, Rida Mulyana, kepada detik Finance, Jumat (8/5/2015).

Rida mengungkapkan, saat ini puluhan ahli-ahli nuklir tersebut tersebar bekerja. Ada yang di dalam negeri, ada juga yang di luar di fasilitas PLTN.

"Banyak dari mereka cuma di BBPT (Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi), riset-riset saja sayangkan, ada juga yang di luar negeri, ada juga yang masih kerja di International Atomic Energy Agency (IAEA) Wina, Austria. Tapi mereka-mereka ini sebentar lagi masuk masa pensiun," ungkapnya.

Rida menambahkan, selain punya ahli-ahli nuklir, Indonesia juga memenuhi 17 persyaratan dari 19 syarat dari IAEA untuk suatu negara membangun PLTN.

"IAEA ini badan dunia yang melototi negara-negara yang mengembangkan nuklir apakah untuk bom atau tidak. Dan Indonesia sudah lolos audit dari 19 persyaratan kita sudah penuhi 17 persyaratan. Tinggal dua yakni kebijakan presiden dan sosialisasi, tapi dua ini tentu pasti lolos, kalau kita mau bangun. Sekarang tinggal keputusan Presiden kitabangun atau tidak," tutupnya.(rrd/hen)

ESDM: Bila RI Bangun PLTN, Bakal Pakai Teknologi Tercanggih

Jakarta- Pemerintah sudah berencana membangun Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir (PLTN) sejak zaman Presiden pertama yakni Soekarno. Namun hingga sampai saat ini belum terealisasi karena masih banyak pro dan kontra. Kalau pun dibangun sekarang, teknologi yang digunakan jauh lebih aman.

"Kalau pemerintah mau bangun PLTN sekarang, yang digunakan memakai teknologi generasi 3+ (tiga plus) jadi lebih bagus dan jauh lebih aman," kata DirekturJenderal Energi Baru Terbarukan dan Konservasi Energi (EBTKE) Kementerian ESDM, Rida Mulyana kepada detik Finance, Jumat (8/5/2015).

Rida mengungkapkan, kecelakaan nuklir di Chernobyl, Ukraina Utara pada 1986 lalu masih menggunakan teknologi generasi pertama, sedangkan kebocoran nuklir di Fukusima, Jepang pada 2011 lalu masih menggunakan generasi kedua.

"Di Fukusima itu yang bangun Amerika Serikat, teknologinya generasi kedua, bangunan nuklirnya itu tahan gempa hingga 9 SR (Skala Richter)," ujar Rida.

Namun, sayangnya ketika membangun PLTN Fukusima, tidak memperhatikan faktor tsunami walaupun sebenarnya sudah dibangun tembok pengaman dari gelombang tinggi.

"Amerika nggak kenal tsunami di Jepang tinggi, jadi ketika tsunami 2011 lalu gelombang tsunaminya lebih tinggi melewati tembok pengaman, sehingga mengenai PLTN. Tapi dengan kejadian Fukusima tersebut ada hikmahnya juga, pembangunan PLTN dari segi keamanannya makin tinggi," ucapnya.

Di Indonesia sendiri, lokasi yang paling cocok dibangun PLTN ada di Bangka Belitung dan Kalimantan.

"Di sana lebih aman dari gempa dan tsunami," katanya.

Untuk membangun PLTN generasi 3+ dibutuhkan dana sekitar Rp 3,5 triliun untuk kapasitas 100 megawatt (MW).

"Tapi bangun PLTN sekarang, jadinya itu baru 10 tahun lagi, jadi ini proyek jangka panjang," tutup Rida.(rrd/hen)

Sumber : http://m.detik.com/finance/read/2015...kan-bj-habibie
http://m.detik.com/finance/read/2015...ogi-tercanggih

Dilema antara manfaat dan ketakutan akan dampak negatif masih sama besarnya, sehingga sulit buat pengambil kebijakan memanfaatkan investasi SDM masa lalu, sayang juga sebenarnya emoticon-Bingung
Diubah oleh aghilfath 08-05-2015 10:41
0
6.8K
81
GuestAvatar border
Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama
GuestAvatar border
Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan