Mengenal Bank 'raksasa' buatan Tiongkok dan 'rekan', AIIB (Bank Infrastruktur Asia)
Sebelumnya ane udah coba cari mengenai trit yang membahas secara mendetil mengenai Bank Infrastruktur Asia, atau yang lebih dikenal sebagai Asian Infrastructure Investment Bank (AIIB), tapi keliatannya masih sebatas berita-berita yang beredar belakangan ini:
Spoiler for Berita mengenai AIIB di Kaskus:
Nah, ane pengen coba membuat trit yang membahas lebih jauh mengenai bank raksasa buatan Tiongkok yang kabarnya bakalan berjalan di landasannya per akhir 2015 nanti nih gan, di mana Indonesia merupakan bagian di dalam Bank ini. Untuk selanjutnya, Bank Infrastruktur Asia (dalam bahasa Indonesia) akan disapa dengan AIIB yah, sok-sok internasional dikit gak apa lah sekali-sekali
Perlu ane tekankan, ane gak berpihak sama negara lain apapun selain INDONESIA
Jadi kalo sampe ada yang bilang ane itu anteknya AIIB, WB, ADB, reumason, wahyudi, dan lain sebagainya, tolong lihat2 dulu...
Sebelumnya, apa sih AIIB itu???
Spoiler for Apa itu dan untuk apa AIIB???:
Menurut website resmi AIIB, agan2 sekalian bisa cek di www.aiibank.org , AIIB didefinisikan sebagai institusi finansial internasional yang pertama kali diproposalkan oleh Tiongkok. Menurut berita ini, ide untuk mengembangkan bank baru yang ‘tidak didominasi oleh negara2 barat’ pertama kali disampaikan oleh presiden Tiongkok Xi Jinping pada pidatonya kepada PARLEMEN INDONESIA bulan Oktober 2013 lepas. Pengukuhan bank ‘raksasa’ yang kini sudah beranggotakan negara-negara di lebih dari 3 benua (meskipun berjudul ‘bank infrastruktur ASIA’) bertujuan untuk ‘memberikan dana’ untuk pembangunan proyek2 infrastruktur di Asia.
Ane kutip aja berita yang linknya bisa dilihat di atas: Xi explained that “to support the process of interconnection and integration of the economic development in the region, China has proposed to build the Asia infrastructure investment bank and provide financial support to infrastructure development in developing countries in the region.”
Kalau dalam bahasa Indonesia, kira-kira berbunyi seperti ini deh: Xi menjelaskan bahwa untuk medukung konektivitas dan integrasi perkembangan ekonomi di wilayah sekitar perlu dibentuk sebuah bank infestasi Asia yang bertujuan untuk memberikan bantuan finansial untuk pengembangan infrastruktur di Negara berkembang di wilayah sekitar.
Laporan tahun 2009 dari ADB menuturkan bahwa diperlukan dana sekitar 8-13 triliun USD untuk pembangunan infrastruktur asia untuk menopang perkembangan ekonomi Asia. Boleh dibilang, pertumbuhan ekonomi negara-negara Asia beberapa tahun belakangan ini lebih subur ketimbang pertumbuhan ekonomi negara-negara barat, baik Amerika maupun Eropa. Weleh weleh, kalau dirupiahkan, ada berapa banyak angka '0'nya yah tuh
Konon katanya, AIIB ini dibentuk untuk menyaingi lembaga finansial kelas dunia lainnya seperti IMF (International Monteray Fund) dan World Bank (Bank Dunia) dan juga ADB (Asian Development Bank) yang sering dikaitkan dengan superioritas Amerika Serikat dan konco2nya (juga Jepang yang notabene adalah Negara Asia) dalam hal keuangan dunia. ADB berkantorpusat di Manila, Filipina sedangkan World Bank dan IMF berkantor pusat di Washington D.C., Amerika Serikat.
Spoiler for Kapan Bank ini dibentuk, dan oleh siapa saja?:
AIIB secara formal dibentuk pada tanggal 24 Oktober 2014 dalam sebuah upacara di Bejing, Tiongkok di mana 21 negara pelopor menandatangani kesepakatan. Konon bank ini akan berkapital sebesar 50-100 miliar dollar amerika (weleh, weleh, rupiahnya berapa yah ) yang mana sebagian besar dana akan disediakan oleh Tiongkok.
Siapa saja 21 negara pelopor ini? The founding members of the bank were China (obviously), India, Thailand, Malaysia, Singapore, the Philippines, Pakistan, Bangladesh, Brunei, Cambodia, Kazakhstan, Kuwait, Laos, Myanmar, Mongolia, Nepal, Oman, Qatar, Sri Lanka, Uzbekistan, and Vietnam. Namun, beriringan waktu jumlah negara pelopor bertambah setelah negara2 lain ikut bergabung.
Articles of Agreement (AOA) rencananya sedang difinalisasi dan akan ditandatangani oleh para negara pelopor mulai bulan Juni 2015 dan AIIB sendiri diharapkan akan mulai bergerak di lapangan pada akhir tahun 2015 ini.
Lah, bagaimana dengan Indonesia? Kebetulan sedang ada pergantian pemerintahan di Indonesia pada pertengahan 2014 lalu, dikabarkan bahwa pemerintah Indonesia yang baru tidak bisa mereview kesepakatan secara tepat waktu. Namun, pada tanggal 25 November 2014 Indonesia resmi bergabung dengan bank ini, diwakili oleh menteri keuangan Bambang Brodjonegoro yang menandatangani nota kesepahaman di Jakarta, yang disaksimatakan oleh duta besar Tiongkok untuk Indonesia, Xie Feng, menjadi anggota ke-22 negara pelopor AIIB. Pak Bambang mengutarakan bahwa tujuan pembentukan bank ini sejalan dengan strategi pembangunan Indonesia, yang pada cabinet ini menitikberatkan kejayaan maritime. Indonesia yang seringkali dikaitkan dengan Negara besar nan ‘kismin’ alias belom banyak duit, mungkin bisa memanfaatkan keanggotaannya di bank ini untuk mendapatkan dana luar untuk pembangunan infrastruktur.
Spoiler for Negara mana saja yang sudah bergabung dengan Bank ini?:
Per bulan Mei 2015, hampir seluruh negara di benua Asia ikut serta dalam lembaga keuangan ini. Meskipun berjudul ‘Asia’ ternyata AIIB tidak menutup diri dari keikutsertaan negara-negara anggota dari benua seberang seperti Eropa, Australia, Amerika dan Afrika. Inggris adalah negara pertama non-Asia yang menjadi anggota bank ini, disusul oleh Jerman, Perancis dan Itali, keempatnya adalah negara anggota Uni Eropa. Negara kangguru dan koala pun mengikuti jejak Inggris menjadi negara anggota AIIB, menuai kecaman dari sang polisi dunia, Amerika Serikat. Namun, tekanan dari Amerika mungkin tidak berbuah hal yang menyejukkan untuk negara adidaya itu. Saat ini (per bulan Mei 2015), negara2 anggota AIIB adalah:
Asia: Azerbaijan, Banglades*, Brunei*, Kamboja*, Tiongkok (PENDIRI UTAMA), Georgia, India*, Indonesia*, Iran, Israel*, Jordania, Kazakstan*, Kuwait*, Kyrgyzstan, Laos*, Malaysia*, Maldives, Mongolia*, Myanmar*, Nepal*, Oman*, Pakistan*Filipina*, Qatar*, Korea Selatan, Rusia, Saudi Arabia, Singapura*, Sri Lanka*, Tajikistan, Thailand*, Turki, Uni Emirat Arab, Uzbekistan*, Vietnam* dan Hong Kong**.
Oseania: Australia*, Selandia Baru.
Eropa: Austria, Denmark, Finlandia, Perancis, Jerman, Islandia, Itali, Luksemburg, Malta, Belanda, Norwegia, Polandia, Portugal, Spanyol, Swedia, Swiss, Inggris.
Afrika: Mesir, Afrika Selatan
Amerika Selatan: Brazil
*= Negara pelopor.
**=status keanggotaan masih pending, berhubung Hong Kong dianggap oleh sang pendiri bank sebagai ‘wilayah integrasi’nya.
Sayangnya, AIIB ‘belum’ membuka pintu bagi Taiwan dan Korea Utara karena satu dan lain hal.
Taiwan: Sebenarnya, Taiwan memproposalkan keanggotaannya pada tanggal 31 Maret 2015 dengan nama ‘Chinese Taipei’ namun kemudian ditolak oleh secretariat AIIB pada 13 April 2015 tanpa alasan yang dipublikasikan. Konon kabarnya, China ‘menyarankan’ agar Taiwan tidak berdiri sebagai Negara sendiri dalam keanggotaannya di bank ini, mengingat ‘One China Policy’.
Korea utara: Negara sang dear leader ini ditolak keanggotaannya oleh AIIB karena ketertutupan informasi mendetil mengeni kondisi ekonomi dalam negeri dan keadaan pasar dalam negeri.
Dikabarkan pula bahwa Hungaria sudah mengajukan proposal untuk bergabung dengan AIIB per 31 Maret 2015 lalu. sumber Ternyata perdana menteri Hungaria ingin mengikuti jejak Kazakstan yang sebelumnya sudah menjadi anggota AIIB, karena kebetulan lagi kunjungan ke Kazakstan maksudnya
Gosipnya, Belgia, Kanada, Republik Ceko, dan Ukraina juga sedang mempertimbangkan untuk ikut serta dalam bank ini. Sampai 5 Mei 2015, status keanggotaan negara-negara tersebut belum keluar keputusannya. Begitu pula dengan Hungaria.
Lalu bagaimana sikap, tindakan dan komentar Amerika Serikat terhadap Tiongkok mengenai bank raksasa ini?
Spoiler for Agak was-was kali yah:
Pihak berwenang Amerika Serikat sempat mengutarakan 'kewaspadaan'nya mengenai kinerja dari program-program kerja bank ini, apakah bank ini akan memiliki high standards of governance, atau adakah dampak yang akan berakibat pada lingkungan dan juga kondisi sosial. Seperti yang udah ane sebut di atas, Amerika Serikat sempat menuturkan kekecewaannya saat Inggris memutuskan untuk bergabung dengan AIIB, dan juga menggunakan kekuatan diplomasi untuk mencegah 'konco-konconya' untuk tidak beraliansi dengan bank ini. Ini berita mengenai kemarahan Amerika pas Inggris gabung gan.
Kalau Amerika sempat keki, bagaimana dengan 'sahabat' Amerika di Asia, yang notabene tetangganya Tiongkok, alias negeri matahari terbit alias Jepang?
Spoiler for Kata Jepang...:
Pernah beredar berita kalau Jepang bakalan gabung dengan bank ini, meskipun berita tersebut ditampik oleh dubes Jepang untuk Tiongkok. Jepang yang 'notabene' adalah salah satu pemain utama di ADB melontarkan rasa kecurigannya mengenai AIIB, apakah bank ini akan berstandar tinggi atau malah 'merusak' kreditor lainnya? Alhasil Jepang lebih memilih untuk terus berkonco dengan Amerika ketimbang bergabung dalam naungan Beijing. Bahkan ADB juga meningkatkan kapasitas pinjaman menjadi US$ 20 miliar yang sebelumnya 'hanya' berjumlah US$ 13 miliar, meskipun hal itu ditampik sebagai salah satu upaya ADB balik menyaingi AIIB.
Spoiler for Apa untungnya untuk Indonesia bergabung dengan Bank ini?:
Balik lagi ke salah satu fondasi pembentukan: uang, duit, cien, fulus...
1. Bagi Indonesia, pendirian AIIB ini penting karena bermanfaat untuk akselerasi pembangunan sektor infrastruktur di dalam negeri yang mencakup sektor energi, transportasi, telekomunikasi pembangunan pertanian dan infrastruktur perdesaan, sanitasi dan air bersih, perlindungan lingkungan, logistik, dan sektor produktif lainnya. Sumber
2. Sofyan mengatakan dengan bergabungnya Indonesia ke AIIB, maka akan menumbuhkan infrastruktur di tanah air. Indonesia, kata dia, memiliki pinjaman alternatif selain dari World Bank dan ADB. Modal dasar AIIB juga sangat besar yakni berkisar 100 miliar dolar, dan setengahnya berasal dari kantong Tiongkok. Untuk mendapatkan pinjaman dari AIIB, Sofyan mengaku Indonesia masih harus bersaing dengan 21 negara lain yang sudah bergabung terlebih dulu di bank tersebut. “Tapi ini akan menjadi alternatif pembiayaan di samping pinjaman lain dari World Bank dan ADB,” kata dia. Sumber
Spoiler for Ada syaratnya kah kalo suatu negara mau gabung dengan bank ini?:
Ada gan. Tanpa menyebutkan angka pastinya, Bambang mengatakan iuran awal setiap anggota AIIB sudah ditentukan besarannya. Namun, hingga saat ini Indonesia belum menyetorkan iuran tersebut. "Nantilah kami siapkan (dana iurannya) nanti. Full operation-nya juga baru akhir tahun. Jadi kami siapkan untuk 2016," kata Bambang di Gedung Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas), Jakarta, Kamis (9/4). Sumber
Ane berharap aja modal keanggotaan Indonesia di bank ini bias sesuai dengan manfaat langsung yang bisa dinikmati sama seluruh rakyat Indonesia
Spoiler for Indonesia incar markas Bank Investasi Infrastruktur Asia di Jakarta:
Pemerintah Indonesia akan bersaing dengan Cina demi menempatkan markas Bank Investasi Infrastuktur Asia (AIIB) di Jakarta, kata Menteri Keuangan Bambang Brodjonegoro. “Kami berniat memiliki markasnya di Jakarta. Namun, tentu, kami harus bersaing dengan Beijing,” kata Bambang di sela-sela Konferensi Investasi Asia di Hong Kong, sebagaimana dikutip kantor berita Reuters. AIIB, menurut Bambang, hanya akan berfokus pada ranah infrastruktur.
Faktor ini membedakan AIIB dengan Bank Pembangunan Asia (Asian Development Bank/ADB) yang menitikberatkan pada pembangunan, pendidikan, serta infrastruktur. Sebelum beroperasi pada akhir tahun ini, sedikitnya 35 negara yang menyatakan akan bergabung, termasuk Indonesia. Direktur sementara AIIB, Jin Liqun, mengatakan India, Selandia Baru, Inggris, Prancis, Italia, dan Luksemburg telah mengutarakan niat untuk turut menjadi anggota.
Infrastruktur Indonesia
Fithra Faisal, staf pengajar perdagangan internasional Universitas Indonesia, menilai niatan pemerintah Indonesia untuk menempatkan markas AIIB di Jakarta merupakan cara kabinet Presiden Joko Widodo untuk menunjukkan kesungguhan dalam memperbaiki kondisi ekonomi Indonesia. Apalagi, Indonesia tengah mengalami pelemahan nilai rupiah akibat nilai impor melebihi nilai ekspor alias current account deficit.
”Current account deficit terjadi karena kegagalan pemerintah Indonesia membangun infrastruktur penopang industri. Apabila markas AIIB di Jakarta, perhatian investor akan bisa ditarik ke ibu kota Indonesia dan akses Indonesia akan semakin mudah,” kata Fithra kepada wartawan BBC Indonesia, Jerome Wirawan. Meski demikian, Fithra mengaku pesimistis markas AIIB dapat ditempatkan di Jakarta karena Cina sudah menyiapkan modal yang sedemikian besar untuk membangun AIIB. “Sepertinya (markas AIIB) akan ada di Beijing,” ujarnya.
Arah kabinet Jokowi
Lepas dari di mana markas AIIB akan ditempatkan, Fithra melihat pertarungan antara negara-negara raksasa dalam memperebutkan pasar ASEAN. “Setiap bank punya patron masing-masing. Bank Dunia berpatron ke Amerika Serikat, ADB ke Jepang, dan AIIB ke Cina. Itu sebabnya AS melihat AIIB sebagai pesaing Bank Dunia,” ujarnya. Lebih jauh, niatan pemerintah Indonesia untuk terlibat dengan bank tersebut membuktikan arah kabinet Presiden Jokowi.
“Terlihat bahwa dalam konteks AIIB, pemerintahan Jokowi lebih condong ke Cina,” ujarnya.
Presiden Joko Widodo saat ini sedang melakoni lawatan luar negeri. Selain ke Jepang, dia dijadwalkan berada di Beijing, pada Rabu (25/03). Di sana Jokowi akan bertemu dengan Presiden Xi Jinping.
Komentar ane:
Bisakah Indonesia menyusul Tiongkok menjadi 'patron' ekonomi dunia di masa yang akan datang...???
Spoiler for Bergabungnya Indonesia dengan AIIB sempat jadi 'misteri':
Diam-diam Menteri Keuangan Bambang PS Brodjonegoro menandatangani Memorandum of Understanding on Establishing the Asian Infrastructure Investment Bank Among Prospective Founding Members, Selasa (25/11), di Jakarta, dan disaksikan Dubes Tiongkok untuk Indonesia Xie Feng.
Tidak ada media massa lokal memberitakan ini, hanya media massa Tiongkok, termasuk Renmin Ribao (harian Rakyat), yang memberitakannya pada Rabu (26/11) dengan judul ”Yinni Qianshu Choujian Ya Touxing Beiwanglu” (Indonesia Menandatangani Nota Kesepahaman Membangun Bank Investasi Asia).
Ada yang janggal dalam keputusan pemerintahan Presiden Joko Widodo menandatangani MOU pembentukan Bank Investasi Infrastruktur Asia (AIIB). Bahkan, Kementerian Luar Negeri tidak dilibatkan dalam penandatanganan MOU AIIB ini yang dilanjutkan dengan pertemuan negosiasi pertama AIIB di Kunming, Provinsi Yunnan, Jumat (28/11).
Pemerintahan Indonesia terkesan menghindari publikasi penandatanganan MOU AIIB yang menjadikan Indonesia sebagai salah satu negara pendiri di antara 22 negara Asia lainnya. Ada dua perspektif muncul dari upaya diam-diam Pemerintah RI. Pertama, menghindari pertanyaan DPR yang berada dalam kemelut politik antara partai-partai pro dan antipemerintah.
Kedua, Indonesia seperti tak mau ketinggalan kereta dalam upaya Tiongkok membangun strategi infrastruktur Asia baru yang disebutnya yi lu yi dai (satu jalan satu sabuk) yang mengacu pada pembangunan infrastuktur di jalur yang disebut sebagai Sabuk Ekonomi Jalan Sutra dan Jalan Sutra Maritim, dan terkesan sangat mengandalkan dana keuangan Tiongkok untuk membangun visi poros maritim Presiden Jokowi.
Spoiler for Waduh, ada agenda LCS kah di AIIB ini?:
Awalnya, kita melihat upaya Tiongkok membentuk AIIB sebagai bagian dari strategi jalur sutra daratan dan lautan sebagai kesempatan bagi Indonesia menghadirkan kebijakan luar negeri Indonesia mentransformasikan kondisi kondusif bagi pembangunan dan pertumbuhan kawasan Asia Tenggara.
Itu sebabnya ketika bertemu dengan Presiden Tiongkok Xi Jinping di Beijing, Jokowi mengajukan usul, kalau keterlibatan Indonesia dalam AIIB dengan kondisi lokasi AIIB berada di Jakarta dan Tiongkok perlu mempercepat realisasi perundingan tata berperilaku (code of conduct) di laut Asia Tenggara yang berlangsung terlalu lambat mengelola klaim tumpang tindih kedaulatan di kawasan laut ini.
Spoiler for Mungkin tidak terlepas dari agenda 'soft-power diplomacy' dari Tiongkok:
Namun, ketika membaca MOU AIIB secara saksama, pentingnya upaya kerja sama regional bagi pertumbuhan berkelanjutan, memiliki tujuan yang lebih banyak menguntungkan RRT seperti menentukan hak suara berdasarkan saham yang dimiliki. Tiongkok sudah menyatakan, setengah dari dana yang dibutuhkan AIIB sebesar 100 miliar dollar AS disediakan Tiongkok karena kapasitas keuangannya yang memang masif.
Dalam MOU ini juga disebutkan, jika Tiongkok akan mengendalikan apa yang disebut sebagai Sekretariat Interim Multilateral yang akan menghasilkan rancangan pembentukan Articles of Agreement (AOA) tentang tata cara bank ini beroperasi. Keseluruhan isi MOU AIIB ini memang memiliki semangat kebersamaan yang kuat, termasuk penekanan perlunya ketahanan regional menghadapi krisis keuangan dan gangguan dalam konteks globalisasi.
Menghadapi strategi baru Tiongkok menjadi negara adidaya setara AS, ada dua kondisi yang harus dipahami tentang keberhasilan model investasi infrastruktur yang dijalankan Tiongkok selama ini. Pertama, RRT memiliki aset sangat besar, khususnya lahan tanah, sehingga investasi infrastruktur ini menghadirkan sebagian besar pendapatan pemerintah melalui transformasi sosial. Kedua, Pemerintah RRT memiliki manajemen yang efektif, walaupun ada kebocoran seperti korupsi, sehingga manfaat sosial utama bagi pemerintah bisa tercapai.
Keikutsertaan Indonesia dalam AIIB harus menyadari kondisi ini. Transformasi regional dalam mekanisme kerja sama ini harus dipastikan jika kemauan politik dalam rangka luas kerja sama investasi keuangan harus didukung seluruh komponen dalam negeri.
Kita tidak ingin satu dekade ke depan berhadapan di mana strategi ”satu jalan satu sabuk” menjadi platform hegemoni Tiongkok dan investasi infrastruktur harus tetap kembali ke RRT karena keseluruhan strategi Jalur Sutra Tiongkok ini bisa mencapai 21 triliun dollar AS. (René L Pattiradjawane) Sumber
Spoiler for Ketika Tiongkok ingin 'tau lebih jauh' mengenai kondisi Korut:
Barriers to entry
The barriers to entry for the DPRK were simply “too high”, Kawai said, and for several reasons. Jin, he said, had asked for a “proper snapshot of North Korea’s finances”, including all economic activity broken down by industry, and the state of the country’s public finances, including its tax base.
North Korea was also asked to define the scale and purpose of the infrastructure projects it would seek to build with AIIB cash, and to make a formal pledge to repay any loans that would flow from the coffers of the new development bank to the pockets of the small clutch of officials running the hermit kingdom.
After failing to secure sufficient data from the DPRK, the new bank’s future president Jin was given no choice, Kawai added. “The AIIB needs ultimately to be repaid when it lends to sovereign states,” he said. “It’s a multilateral. It’s not an institution set up to disburse grants: these will be commercial loans. So unless North Korea can disclose information [at a future date] to a satisfactory extent, I don’t think the AIIB is going to be able to include the country as a member.”
The picture, he added, was further clouded for North Korea by the recent inclusion of several Western states, including Britain, Germany and Australia, as founder members of the new development bank. “Even without European countries joining, the AIIB was asking a lot of the DPRK to provide financial and economic data that the North Koreans had never previously divulged, Kawai said. With European countries joining, that task became all but impossible. Sumber
Original Posted By ularpiton►Itu Bank dari luar berarti ya gan...
Dari tiongkok yang ekonominya lagi pesat banget yaaa..
Layak diperhitungkan
Betul gan, tapi keliatannya Indonesia berkeinginan untuk ambil peran yang cukup signifikan di bank ini.
Meskipun dibilang pesat, tapi banyak informasi kalo perkembangan ekomoni Tiongkok sebenernya lagi mengalami pelemahan gan.
Original Posted By saburoken►makasih sudah share infonya, menambah wawasan
sama2 gan, semoga infonya bermanfaat.
ane murni cuma mau berbagi informasi aja dari hasil baca2 berita.
bukan bermaksud berpihak ke satu pihak tertentu.
Original Posted By gad7►Tiongkok meneruskan cita2 seseorang tuh...
menguntungkan buat asia
cita2 seseorang siapa nih gan maksudnya...???
BK kah...???
Kalo denger mengenai AIIB jadi inget tentang New Emerging Force yang jaman dulu 'berantakan' deh...
AIIB to use U.S. dollar as settlement currency: source
Meskipun sempat beredar kabar kalau Tiongkok sedang melakukan internasionalisasi mata uangnya, Yuan, ternyata dikabarkan kalau AIIB akan menggunakan USD sebagai mata uangnya. Keuntungan tersendiri buat Amerika kah?
''From China's point of view, the AIIB is designed to use its huge U.S. dollar-denominated currency reserve," the source said, adding that the Chinese side has no intention of opposing the use of the U.S. dollar as a settlement currency in the AIIB.
''Dari sisi pandang Tiongkok, AIIB dirancang untuk memanfaatkan besarnya cadangan mata uang dalam bentuk USD yang dimilikinya'', kata sumber, sambil menambahkan bahwa Tiongkok tidak 'anti-USD'
Anda akan meninggalkan The Lounge. Apakah anda yakin?
Lapor Hansip
Semua laporan yang masuk akan kami proses dalam 1-7 hari kerja. Kami mencatat IP pelapor untuk alasan keamanan. Barang siapa memberikan laporan palsu akan dikenakan sanksi banned.