- Beranda
- Komunitas
- Story
- Stories from the Heart
Lihat, Rasakan, Rangkai lalu Tulislah (life story)


TS
boeng.agus
Lihat, Rasakan, Rangkai lalu Tulislah (life story)
Untuk pertama kali nya ane harap dapat ijin dari para pupuhu dan momod sekaligus,ijinkan newbie ini sedikit berbagi cerita tentang indah,gila, bahkan harunya dunia fana dalam bentuk sastra abal abal yang ane buat ini,..
maaf bila ada kata kata yang kurang di mengerti atau kesalahan yang lain,semoga terhibur
maaf bila ada kata kata yang kurang di mengerti atau kesalahan yang lain,semoga terhibur
Prolog
Quote:
Himpunan kata itu mulai datang ketika setiap moment itu datang,dari setiap tatapan mereka. Seolah olah mereka membawakan ku ribuan kata dan kalimat ketika binar mata mereka mulai menangis tertawa dalam satu paragraf suasana,aku bukan manusia indigo yang mampu mambawa perkiraan dengan nalar gaibnya,bukan pula para psikolog yang menerka nerka dengan rumus sosial yang mereka pelajari,yah aku hanya manusia yang banyak perkara,yang mencoba merubah setiap binar mata siapapun dan di manapun dengan insting yang terasah karna luka,karna malu,karna amarah dan keikhlasan. entah itu orang orang yang derajatnya di atas atau di bawah entah itu karyawan atau pengusaha, entah itu pemimpi atau sang masa bodo. yah semua terangkum dalam beberapa cerita singkat tentang mereka. selamat menikmati 

Spoiler for :
akan ane update setiap menemui moment yang bagus
Pembukaan
Quote:
HINGAR BINGAR
Hingar bingar,tatapan mereka seolah membawa makna tersendiri,suara tawar menawar antara penumpang dengan kenek pun menjadi suatu hal yang biasa,suara para pedagang asongan pun tak sungkan untuk meramaikan suasana, ia berteriak menjajakan dagangannya seolah olah ada sedikit doa ketika mereka menjajakan dagangannya dengan harapan dapat sedikit mengambil rezeki dari para penumpang.
tatapan para penumpang pun tak kalah hebatnya dengan mereka yang mencari rezki, tatapan yang seolah berharap rizki yang mereka bawa dari perantauan mampu mebahagiakan orang yang mereka sayangi,tatapan rindu yang makin menggebu ketika tiap meter terlewati,tatapan malas akan keadaan yang memaksa mereka pulang,tatapan mereka yang malas seolah ingin mempercepat perjalanan,tatapan para pencari kenyamanan sederhana agar mampu terlelap cepat,ada kala mereka yang menikmati ada pula mereka yang mencoba tak peduli.
suara anak anak mulai ikut mengiringi riuhnya jalanan dengan nada rasa ingin tahu dan mata berbinar binar yang slalu bertanya “kapan sampai” lalu bercerita tentang tahun lalu bersama kakek dan nenek,anak mereka yang baru naik pun ikut antusias bertanya dengan riang,ketika sederet truk besar melewati kami,pedagang asongan pun tak kalah hebatnya ketika sedikit mainan yang mereka bawa menjadi tatapan seriusnya anak anak yang sambil memohon untuk di belikan mainan tersebut, aku duduk di belakang manatap dalam dalam suasana ini,sambil mendengar percakapan mereka yang di sebelahku,ngalor ngidul kata yang tepat dalam suasana percakapan tersebut mampu berubah tema dan alur dalam sekejap,ia menghisap tembakaunya dengan tenang serta membawa sebuah mobil mobilan dalam genggamannya tatapan yang tak sabar mengingat akan sebuah senyum lebar ketika anaknya dapat melihat hadiah dari sang ayah.
Itu dia tipe manusia yang slama ini slalu ku perhatikan dengan tampilan layaknya band band seperti awal 2005an celana yang mengetat ke bawah,baju hitam dengan logo skaters kwnya,gesper yang besar seolah olah melambangkan betapa kerennya dirinya,hitam legam kulit dengan rambut yang cukup panjang dan sedikit pewarna di ujung rambutnya,biasanya mereka menjadi kuli bangunan bahasa kasarnya bagaimana tak kasar coba kita membayangkan betapa berat kerja yang ia jalani,teringat beberapa saudaraku yang nakal dan enggan bersekolah lebih senang bekerja ketimbang belajar, tak ayal ku slalu menasihati mereka walau pada hakikatnya bukan suatu hal yang bagus menasehati teman sebaya aku lebih suka menyebut berbagi pemikiran.
Dengan rokok putih di tangannya,senyum lebar pun mulai terlihat ketika canda dgn temannya menjadi suatu moment yang membahagiakan,sumringah sepertinya ketika kerja keras mereka berubah menjadi senyum kedua orang tuanya. Aku masih melamun sambil meperhatikan mereka menikmati raga dan jiwa mereka yang berinteraksi saling memenuhi tingkatan interaksi social.
Tak kala jauh dari pandanganku pula sepasang kekasih yang nampaknya tak sabar menunggu sampai kampung halaman,berbekal niat dan kepastian serta canda,ku kira mereka akan segera menikah dengan pandangan biasa namun tetap berbinar,canda tawa saling bertukar makanan pun tak terelakkan,sambil membuatku cemburu dengan tingkah mereka, mereka tetap acuh sambil menikmati pemandangan yang cukup menyejukkan ketimbang pemandangan perkotaan yang biasanya membuat semua orang jenuh,kenek menghapiriku yang masih terbuai suasana dan berusaha menterjemahkannya dalam bentuk tulisan,
”kemana bang?” kenek menghampiri sambil menghitung uang
“ujung tol ******” sambil tetap berusaha memikirkan kata kata yang bagus
“ini bukan ke sana bang,abang salah jurusan”
“ya ampun,lah gimana jadinya bang tadi bilang katanya lewat situ bang”
“abang salah denger kali” tetap sambil menghitung uang
“yaaah salah jurusam lagi?? Yaudah nih bang” memberikan secarik uang lalu buyar lah semua rangkaian kata kataku berganti dengan cara bagaimana bisa pulang
Diubah oleh boeng.agus 08-12-2015 19:24


anasabila memberi reputasi
1
1K
Kutip
3
Balasan


Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama


Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan