- Beranda
- Komunitas
- Entertainment
- The Lounge
Apa Kabar Pendidikan di Negeriku?


TS
bomcha
Apa Kabar Pendidikan di Negeriku?


Quote:
Yooo permisi agan-agan sekalian yang tampaknya sedang menikmati long weekendnya! Setelah sekian lama mengurung diri (re:tenggelam dalam kesibukan, bukan lautan luka dalam
) akhirnya ane berkesempatan untuk menasbihkan diri didepan laptop sambil asyik dengerin emak ane yang nonton acara D'Academy
Btw ane demen sama si Irwan
Langsung aja ya gan, ane re-post artikel ane di kompasiana ( www.kompasiana.com/dheydhey ) masih seputar pendidikan, cuma agak formal bahasanya. Padahal kalau di kaskus entah kenapa bahasa ane jadi sok gaul, jadi saat baca trit ane ini jangan kaget tiba-tiba ane menjadi superman. Da akumah apa atuh (eh)
Trit ini masih masih masih berhubungan dengan dunia pendidikan. Maaf kalau misalnya repost, mungkin sama dari segi ide tapi berbeda dari segi penjabaran
Dan ane sangat berterima kasih untuk agan-agan yang sudah meluangkan waktunya untuk sekedar membaca tulisan absurd ane, terima kasih banyak! Doa ane menyertai agan-agan semua!



Langsung aja ya gan, ane re-post artikel ane di kompasiana ( www.kompasiana.com/dheydhey ) masih seputar pendidikan, cuma agak formal bahasanya. Padahal kalau di kaskus entah kenapa bahasa ane jadi sok gaul, jadi saat baca trit ane ini jangan kaget tiba-tiba ane menjadi superman. Da akumah apa atuh (eh)

Trit ini masih masih masih berhubungan dengan dunia pendidikan. Maaf kalau misalnya repost, mungkin sama dari segi ide tapi berbeda dari segi penjabaran


Sebelum memulai thread ini, ane mau bilang . . .
Selamat Hari Pendidikan Nasional!!!


Spoiler for Artikel "Apa Kabar Pendidikan di Negeriku?":
Quote:
Kalau kita telusuri kembali memori saat masih menjadi siswa SD, pasti kerap kita temukan di lorong-lorong sekolah, papan kayu yang digantung di atas langit-langit atap yang bertuliskan “Ing Ngarso Sung Tulodo, Ing Madyo Mangun Karso, Tut Wuri Handayani”. Otak anak SD saya saat itu tidak berusaha memikirkan terlalu jauh makna kalimat tersebut, namun semakin dewasa saya justru semakin mendalami maknanya dan menyadari betapa luar biasanya Bapak Ki Hajar Dewantara, dengan segala dedikasinya dan perjuangannya dalam memajukan intelektual bangsa, hingga akhirnya lahirlah Hari Pendidikan Nasional ini, tak lain sebagai ucapan terima kasih untuk beliau dan sebagai pendorong para pendidik untuk semakin mantap mencerdaskan bangsa.
Sebagai Guru Besar Dunia Pendidikan, sudah sepatutnya para pendidik bangsa kita mencontoh gaya mendidik beliau, tapi apa yang kita lihat saat ini bagai jauh panggangdari api. Entahlah, apakah saya masih bisa menyebutnya penididk, sementara guru-guru yang saya temui lebih cocok disebut pengajar. Hanya transfer ilmu, hafalan, ujian, selesai. Padahal pendidikan maknanya tidak sesempit itu. Tapi ya memang begitulah yang sedang terjadi di nNegeri kita ini.
Ajaran yang pertama, yakni Ing Ngarso Sung Tulodo, yang artinya menjadi seorang pemimpin harus menjadi suri tauladan bagi orang-orang disekitarnya. Guru yang sejatinya adalah pemimpin untuk murid-muridnya mutlak hukumnya memiliki karakter yang baik, santun, berwibawa agar murid dapat menghormati maupun meneladaninya. Tapi yang saya lihat, guru-guru bukannya menjadi panutan, justru menjadi alasan ketakutan para murid. Mereka tidak melihat sosok bersahabat ataupun berwibawa dari gurunya. Aura kemarahan selalu terpancar, atau sebutlah guru killer. Entah dimana teladan yang harus ditiru para murid, selain mengambil langkah seribu setiap melihat guru tersebut lewat.
Yang kedua yakni Ing Madyo Mbangun Karso, seorang pemimpin ditengah kesibukannya harus mampu membangkitkan atau menggugah semangat. Untuk ajaran yang ini saya rasa masih bisa ditemukan wlaau tidak pada semua guru. Memberi semangat adalah tugas guru, bagaimana caranya memompa keinginan belajar siswa ditengah padatnya aktivitas dan bebean pikiran yang mereka hadapi.
Dan yang terakhir, Tut Wuri Handayani. Dibelakang memberi dorongan. Namun dorongan yang seperti apa? menakut-nakuti siswanya? Ambillah contoh menjelang UN. Guru kerap menghantui siswanya dengan ancaman tidak lulus. Memaksa siswa untuk terus belajar, yang pada akhirnya meninggalkan hakikat pendidikan sesungguhnya yang mengutamakan proses. Lalu acara “tangis-tangisan” yang menguras emosi dan bukannya mendorong siswa justru hanya menanamkan rasa takut yang semakin dalam. Bukankah sejatinya pendiidkan harus dilakukan dengan penuh kebahagiaan? Dimana dorongan sejati seorang guru dalam konteks hal yang menyenangkan, bukan menakut-nakuti.
Apapun itu, jadikanlah hari bersejarah ini sebagai koreksi. Sejatinya kita sebagai manusia, terutama pendidik tentu tak dapat luput dari kesalahan. Namun selalu ada kesempatan untuk mengoreksi diri. Saya sendiri masih belajar bagaimana menjadi seorang guru yang sesungguhnya. Dan tentunya selalu memegang tiga ajaran sakral tersebut dalam mendidik siswa saya.
Mari mendidik, mari mencerdaskan. Kelak Indonesia akan menjadi negara pengirim intelektual, bukan tenaga kerja yang harus tersiksa di negeri luar sana! Salam Pendidikan!
Depok, 02 Mei 2015. Tulisan dari seseorang yang masih pemula dalam dunia pendidikan.
Sebagai Guru Besar Dunia Pendidikan, sudah sepatutnya para pendidik bangsa kita mencontoh gaya mendidik beliau, tapi apa yang kita lihat saat ini bagai jauh panggangdari api. Entahlah, apakah saya masih bisa menyebutnya penididk, sementara guru-guru yang saya temui lebih cocok disebut pengajar. Hanya transfer ilmu, hafalan, ujian, selesai. Padahal pendidikan maknanya tidak sesempit itu. Tapi ya memang begitulah yang sedang terjadi di nNegeri kita ini.
Ajaran yang pertama, yakni Ing Ngarso Sung Tulodo, yang artinya menjadi seorang pemimpin harus menjadi suri tauladan bagi orang-orang disekitarnya. Guru yang sejatinya adalah pemimpin untuk murid-muridnya mutlak hukumnya memiliki karakter yang baik, santun, berwibawa agar murid dapat menghormati maupun meneladaninya. Tapi yang saya lihat, guru-guru bukannya menjadi panutan, justru menjadi alasan ketakutan para murid. Mereka tidak melihat sosok bersahabat ataupun berwibawa dari gurunya. Aura kemarahan selalu terpancar, atau sebutlah guru killer. Entah dimana teladan yang harus ditiru para murid, selain mengambil langkah seribu setiap melihat guru tersebut lewat.
Yang kedua yakni Ing Madyo Mbangun Karso, seorang pemimpin ditengah kesibukannya harus mampu membangkitkan atau menggugah semangat. Untuk ajaran yang ini saya rasa masih bisa ditemukan wlaau tidak pada semua guru. Memberi semangat adalah tugas guru, bagaimana caranya memompa keinginan belajar siswa ditengah padatnya aktivitas dan bebean pikiran yang mereka hadapi.
Dan yang terakhir, Tut Wuri Handayani. Dibelakang memberi dorongan. Namun dorongan yang seperti apa? menakut-nakuti siswanya? Ambillah contoh menjelang UN. Guru kerap menghantui siswanya dengan ancaman tidak lulus. Memaksa siswa untuk terus belajar, yang pada akhirnya meninggalkan hakikat pendidikan sesungguhnya yang mengutamakan proses. Lalu acara “tangis-tangisan” yang menguras emosi dan bukannya mendorong siswa justru hanya menanamkan rasa takut yang semakin dalam. Bukankah sejatinya pendiidkan harus dilakukan dengan penuh kebahagiaan? Dimana dorongan sejati seorang guru dalam konteks hal yang menyenangkan, bukan menakut-nakuti.
Apapun itu, jadikanlah hari bersejarah ini sebagai koreksi. Sejatinya kita sebagai manusia, terutama pendidik tentu tak dapat luput dari kesalahan. Namun selalu ada kesempatan untuk mengoreksi diri. Saya sendiri masih belajar bagaimana menjadi seorang guru yang sesungguhnya. Dan tentunya selalu memegang tiga ajaran sakral tersebut dalam mendidik siswa saya.
Mari mendidik, mari mencerdaskan. Kelak Indonesia akan menjadi negara pengirim intelektual, bukan tenaga kerja yang harus tersiksa di negeri luar sana! Salam Pendidikan!
Depok, 02 Mei 2015. Tulisan dari seseorang yang masih pemula dalam dunia pendidikan.
Akhir kata, ane cuma mau bilang semoga bermanfaat
Dan maaf kalau tulisannya kepanjangan 
Salam Pendidikan!! 
Mari menjadi pendidik dan peserta didik yang benar-benar terdidik dan mampu mengangkat nama bangsa 






0
1.4K
Kutip
13
Balasan


Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama


Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan