Kaskus

News

adidananto.88Avatar border
TS
adidananto.88
Mandiri Persiapkan Right Issue Guna Perkuat Modal
Mandiri Persiapkan Right Issue Guna Perkuat Modal


Guna meningkatkan kinerja bisnis perseoran pada lini kredit, PT Bank Mandiri Tbk (BMRI) menargetkan melakukan penawaran saham terbatas (rights issue) paling lambat pada 2018 dengan target raihan dana sekitar Rp20 triliun. Adapun jika rights issue sebesar Rp20 triliun, maka pemerintah selaku pemegang saham mayoritas BMRI perlu menyuntikkan modal sekitar Rp12 triliun kepada Bank Mandiri.

Adapun pihak BMRI menyatakan kebutuhan pembiayaan kredit untuk infrastruktur yang saat ini digenjot oleh pemerintah, belum terlalu besar realisasinya, dimana saat ini kondisi CAR (rasio kecukupan modal) Mandiri masih cukup. Saat ini, rasio kecukupan modal (CAR) Bank Mandiri mencapai 17,87 persen pada kuartal I 2015, atau meningkat dari sebelumnya 16,15 persen pada periode yang sama tahun lalu.

Sepanjang tahun 2014, PT Bank Mandiri (Persero) Tbk (BMRI) berhasil membukukan laba bersih tumbuh 9,2 persen menjadi Rp 19,9 triliun atau naik Rp 1,7 triliun jika dibandingkan akhir 2013 sebesar Rp 18,2 triliun. Laju kenaikan laba bersih ditopang oleh pertumbuhan pendapatan operasional meningkat Rp 5,9 triliun atau secara tahunan tumbuh 11,7 persen menjadi Rp 56,9 triliun yang berasal dari pendapatan bunga bersih. Kemudian, premi bersih tumbuh 14,8 persen menjadi Rp 41,8 triliun dan dari pembagian komisi mencapai Rp 15,1 triliun.

Tahun lalu BMRI menghasilkan margin bunga bersih atau Net Interest Margin (NIM) tumbuh 0,23% menjadi 5,97% dari periode tahun 2013 yang sebesar 5,74%. Tahun ini, Bank Mandiri menargetkan pertumbuhan NIM antara 5 bps-10 bps lebih tinggi dibanding capaian tahun 2014. Pendapatan bunga bersih perseroan tumbuh 24,8% atau setara 12,42 triliun menjadi Rp 62,63 triliun dari sebelumnya yang sebesar Rp 50,2 triliun.

Dari sisi fungsi intermediasi, BMRI berhasil mencatatkan penyaluran kredit sebesar Rp530 triliun. Angka ini tumbuh 12,2% dibanding 2013 yang sebesar Rp472,4 triliun, dengan rasio net performing loan (NPL) 2,15%. Pada tahun lalu kredit di sektor produktif meningkat 13,9% atau mencapai Rp410,6 triliun. Komposisi kredit di sektor produktif ini antara lain kredit investasi meningkat 9,1%, kredit modal kerja meningkat 16,7%, kredit infrastruktur meningkat 19,1%, dan kredit industri pengolahan 15,5%.

Menilik kabar dari lantai bursa perdagangan saham pada Senin (27/4/15) saham BMRI dibuka pada level 11,800 setelah pada penutupan perdagangan sebelumnya berada pada level 11,900 dan bergerak dalam kisaran 11,250 – 11,800 dengan volume perdagangan saham mencapai 43,59 juta lembar saham.

Analyst Vibiz Research Center melihat sisi indikator teknikal, harga saham BMRI sejak akhir bulan Desember 2014 terlihat terus mengalami pergerakan pengiatan tajam setelah berhasil menembus level resistance terkuatnya dan saat ini berpotensi dalam koreksi teknikal fundamental indeks dalam negeri. Terpantau indikator MA sudah bergerak naik dengan candlestick membentuk pola Black Marubozu menembus Middle Bolinger Band. Selain itu indikator Stochastic mulai bergerak ke area jenuh beli setelah sebelumnya berada pada area tengah.

Sementara indikator Average Directional Index terpantau bergerak naik didukung oleh +DI yang juga bergerak naik yang menunjukan pergerakan BMRI dalam potensi tekanan lanjutan. Dengan kondisi teknikalnya dan didukung fundamentalnya, diprediksi laju BMRI masih akan dalam laju tertekan dan menunggu sentimen fundamental yang menggerakan BMRI. Rekomendasai Trading pada target level support di level Rp10700 hingga target resistance di level Rp12500.



Sumber http://securitiesacademy.co.id/2015/...dalam-tekanan/
0
559
0
GuestAvatar border
Komentar yang asik ya
GuestAvatar border
Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan