Wali Kota Bandung Ridwan Kamil saat melihat patung Bung Karno yang hampir rampung dibuat di Jalan Banceuy, Bandung, Jawa Barat, Rabu, (22/4/2015).
Jumat, 24 April 2015 | 18:10 WIB
BANDUNG, KOMPAS.com — Dalam waktu enam minggu, Wali Kota Bandung Ridwan Kamil "menyulap" Kota Bandung menjadi kota yang bersih dengan bangunan-bangunan tua seperti layaknya di negara-negara Eropa untuk menyambut Konferensi Asia Afrika 2015. Untuk melakukan itu semua, Ridwan, yang biasa disapa Emil, mengerjakan dengan cara yang tidak biasa.
"Coba saja bayangin. Yang ditugasin enam minggu dari prosedur pusat, pakai prosedur normal. Sampai detik terakhir, kalau pakai prosedur normal enggak ada yang bisa beres," kata Emil saat ditemui wartawan seusai pelaksanaan KAA 2015 di Bandung, Jumat (24/4/2015).
Untuk mewujudkan itu semua, Emil menggunakan jaringan pertemanan yang dimilikinya. Menurut dia, sejak awal, persiapan KAA dilakukan secara gotong royong dengan melibatkan berbagai elemen masyarakat.
"Sebanyak 60 persen pembiayaan dari gotong royong,"kata Emil. Dia mencontohkan, bola-bola batu yang bertuliskan negara-negara peserta KAA merupakan sumbangan jemaat gereja, kursi-kursi dari pengusaha reklame, dan aspal jalan dari pengusaha hiburan malam.
Selain itu, hiasan grafis merupakan buatan komunitas modern art Bandung. Meski banyak bantuan masyarakat, Ridwan mengaku masih memiliki banyak utang untuk mempersiapkan Kota Bandung dalam rangka peringatan 60 tahun KAA karena
dana bantuan pusat yang dijanjikan pemerintah belum juga cair.
"Iya, he-hS E N S O R. jadi masih banyak utang saya," kata dia sambil tertawa kecil.
Namun, ia tak mau menyebutkan besaran utang tersebut. Saat ditanya apakah utang itu bisa ditutupi dengan anggaran yang turun nanti, Emil pun menjawab singkat.
"Ya, hanya Allah yang tahu," kata dia. Untuk menyambut peringatan 60 tahun KAA, Kota Bandung memang berbenah diri. Jalanan di sepanjang Jalan Braga pun dipercantik dengan menambah ornamen bergambar tokoh pelopor KAA serta kursi-kursi taman hingga bunga berwarna-warni.
Penulis: Sabrina Asril
Editor: Inggried Dwi Wedhaswary