Mari kita telusuri SEJARAH BAKPAOsebelum masuk ke resepnya
Spoiler for Sejarah Bakpao:
Bakpao (Hanzi: 肉包, hanyu pinyin: roubao) merupakan makanan tradisional Tionghoa. Dikenal sebagai bakpao di Indonesia karena diserap dari bahasa Hokkian yang dituturkan mayoritas orang Tionghoa di Indonesia.
Sejarah Bakpao sendiri berasal dari salah satu bagian kecil dari roman terbaik sepanjang masa, Sānguó Yǎnyì. Zhuge Liang (181 – 234) adalah salah satu ahli strategis terbaik China, juga sebagai perdana menteri, insinyur, ilmuwan, dan penemu legendaris bakpao.
Cerita ini berawal pada zaman tiga negara (sam kok) ketika terjadi pemberontakan besar-besaran di daerah selatan Tiongkok, perdana menteri Tiongkok saat itu, Zhuge Liang meminta izin kepada kaisarnya, Liu Chan untuk menumpas pemberontakan di selatan itu, terkenal dengan sebutan ‘The Southern Campaign’ – Suku selatan itu disebut juga ‘Nanman’ atau ‘orang barbar dari selatan’. Raja di daerah selatan yang memberontak itu bernama Meng Huo.
Tak lama setelah Liang sampai di daerah selatan itu, Liang sudah mengalahkan Meng Huo 7 kali dan membebaskan 7 kali juga, dimana pada saat pembebasan ketujuhnya Meng Huo akhirnya menyerah dan berjanji tidak akan memberontak lagi kepada Shu Guo (saat itu belum ada sebutan Zhong Guo karena Tiongkok masih terpecah menjadi tiga negara: Shu, Wu, Wei).
Setiap kali membebaskan Meng Huo, Zhuge Liang selalu ditentang oleh jenderal-jenderalnya: “ Kenapa dia dibebaskan ? Bagaimana jika dia memberontak lagi? ”, Liang dengan tenang menjawab: “ Aku dengan mudah dapat menangkapnya kembali semudah mengeluarkan tanganku dari saku. Kini aku sedang mengalahkan hatinya ”
Zhuge Liang tahu jika Meng Huo ditangkap dan dibunuh, akan ada pengganti Meng Huo lainnya dan memberontak ke Shu, karena itu dia pikir lebih baik membuat pemimpin daerah selatan yang berpengaruh ini berpihak kepadanya dan Meng Huo bisa memimpin daerah selatan untuk setia kepada Shu.
Pada peperangan yang terakhir, yang ketujuh kalinya, Zhuge Liang membuat Meng Huo masuk ke lembah yang dikelilingi pegunungan. Dilembah itu Liang menaruh kereta pengangkut makanan. Ketika melihat kereta itu, Meng Huo langsung tertarik dan memimpin pasukannya masuk ke lembah itu.
Setelah pasukan Meng Huo mendekati kereta pengangkut makanan itu, ternyata kereta itu tidak berisi makanan melainkan bubuk mesiu! Langsung saja pasukan Shu yang sudah menunggu di kaki gunung memanah kereta-kereta yang penuh bubuk mesiu itu dengan panah api. Terjadi ledakan besar-besaran di lembah itu, dan dalam sekejap lembah itu menjadi lautan api yang menewaskan hampir semua pasukan Meng Huo.
Kemenangan ini tidak membuat Liang senang, ia hanya agak menyesali: “Jasaku sangat besar kepada negara, namun dosaku juga sangat besar kepada Langit(Tian/Tuhan); semoga Langit berkenan mengampuniku karena aku hanya menjalankan kewajiban menjaga keamanan negara.” Setelah kejadian ini, Meng Huo kembali ditangkap pasukan Liang.
Ketika Liang menemui Meng Huo, ia langsung melepaskan ikatan tali Meng Huo dan berkata: “ Silahkan anda pergi lagi dan mempersiapkan pasukan baru anda untuk bertarung kembali ”. Mendengar itu Meng Huo terharu dan berkata: “ Tujuh kali tertangkap, tujuh kali juga dibebaskan! Kejadian seperti ini seharusnya tidak pernah dan tidak akan terjadi!! Meskipun aku tidak punya adat istiadat, aku masih punya upacara keagamaan yang masih menjunjung etika. Tidak, aku tidak sehina itu! ” Setelah kejadian ini, suku selatan tidak pernah memberontak lagi kepada Shu.
Ketika dalam perjalanan akan kembali ke Cheng Du (ibu kota Shu), Zhuge Liang harus melewati sungai besar. Di sungai itu Liang tertahan karena selalu saja ada gelombang besar dan badai ketika pasukan Shu akan menyeberang. Zhuge Liang kemudian meminta pendapat Meng Huo yang ikut mengantar Liang dan Meng Huo berkata: “Sejak zaman nenek moyang kami, orang yang ingin melewati sungai itu harus melemparkan 50 kepala manusia untuk persembahan kepada roh sungai ”
Karena Liang tidak mau membuat pertumpahan darah lagi, ia membuat kue yang menyerupai kepala manusia: bulat namun rata didasarnya, dan kue ini disebut bakpao (baozi).
Bahan-bahan
BAHAN KULIT :
💎 Tepung terigu protein rendah 250 gr
💎 Ragi instant 2 sdt
💎 Tepung maezena 2 sdt
💎 Soda kue 1/2 sdt
💎 Susu bubuk 2 sdt
💎 Garam 1/2 sdt
💎 Gula halus 50 gr
💎 Air es 100 ml
💎 Putih telur 1 butir
💎 Minyak goreng 3 sdm
BAHAN ISI :
💎 Ayam filet cincang halus 200 gr
💎 Bawang bombay, iris 1/2 butir
💎 Bawang putih memarkan 1 siung
💎 Lada bubuk 1/2 sdt
💎 Garam 1/2 sdt
💎 Gula 1/2 sdt
💎 Air 50 ml
💎 Maizena untuk mengentalkan secukupnya
CARA MEMBUAT
BAHAN KULIT :
🍳 Ayak tepung terigu, soda kue, maezena, dan susu bubuk. Tambahkan gula halus dan ragi instan.
🍳 Masukkan air es sedikit demi sedikt uleni hingga kalis. Disela-sela menguleni tambahkan garam, putih telur dan minyak goreng. Diamkan selama 30 menit
BAHAN ISI :
🍳 tumis bawang bombay hingga harum masukkan bawang putih memar. Kemudian masukkan ayam filet tumis hingga berubah warna.
🍳 Tambahkan air, garam gula dan lada. Koreksi rasanya. Kemudian kentalkan dengaN maizena.
PEMBUATAN AKHIR :
🍴 Setelah 30 menit di istirahatkan. Adonan akan mengembang, kempiskan dengan cara menguleni kembali. Kemudian ambil adonan dan bulatkan kira-kira menjadi 12 bagian adonan kecil
🍴 Pipihkan, isikan dengan bahan isi. Lalu bentuk kulit bakpao (bebas mau dibentuk seperti apa).
🍴 Kukus selama ± 20 menit.
Quote:
Kalau berkenan boleh bagi sedikitatau sangat takut sama
Makasih sebelum & sesudahnya