Pada perdagangan hari ini mata uang rupiah terpantau mengalami pelemahan lanjutan terhadap dollar AS (21/4). Mata uang dalam negeri mengalami penurunan untuk dua hari berturut-turut sejak perdagangan Senin kemarin. Aksi ambil untung marak dilakukan oleh para pelaku pasar setelah pekan lalu rupiah mengalami peningkatan mantap terhadap mata uang Amerika Serikat tersebut.

Hari ini pergerakan rupiah kembali melemah disebabkan oleh kenaikan nilai tukar dollar AS terhadap rival-rivalnya. Inflasi di Amerika Serikat pada bulan Maret menunjukkan trend yang naik. Kondisi ini menyebabkan para pelaku pasar berspekulasi bahwa kenaikan suku bunga acuan akan mulai terjadi pada bulan Juni mendatang. Nilai tukar dollar mengalami kenaikan di tengah kondisi tersebut.

Hari ini indeks dollar kembali menunjukkan kenaikan untuk dua sesi berturut-turut. Kemarin indeks dollar mengalami kenaikan sebesar 0,5 persen, berbalik menguat setelah di akhir pekan ditutup pada posisi paling rendah sejak tanggal 6 April lalu. Menguatnya dollar membuat rupiah kembali kehilangan pijakan untuk melanjutkan rally pekan lalu.

Hari ini rupiah dibuka pada posisi 12.964,00 per dollar AS. Mata uang lokal tersebut mengalami penurunan tajam dibandingkan posisi penutupan perdagangan Jumat sore yang ada di level 12.892,60 per dollar. Rupiah bukukan penurunan sebesar 71,40 poin atau 0,55 persen. Saat ini rupiah terpantau mengalami kenaikan terbatas dibandingkan dengan posisi pembukaan, berada di level 12.949,00 per dollar AS.

Analyst Vibiz Research Center memperkirakan bahwa pergerakan nilai tukar rupiah terhadap dollar AS pada perdagangan hari ini berpotensi untuk mengalami penurunan dan bertahan di teritori negatif. Akan tetapi jika bursa saham dalam negeri menunjukkan peningkatan ada kemungkinan rupiah bisa mengalami rebound dan berbalik ke teritori positif.

Mata uang rupiah hari ini berpotensi mengetes level resistance pada posisi 12.900 dan 12.850 per dollar. Sedangkan level support harian yang akan dites ada pada 13.000 dan 13.100 per dollar.



Sumber http://vibiznews.com/2015/04/21/rupi...uk-sesi-kedua/