- Beranda
- Komunitas
- Entertainment
- The Lounge
Ini Alasan Mengapa R.A Kartini Berjuang


TS
peph
Ini Alasan Mengapa R.A Kartini Berjuang






Bismillahirahmanirahim
Dengan Menyebut Nama Allah Yang Maha Pengasih Lagi Maha Penyayang

Aloha gan! Ketemu lagi ama ane ya
gimana kabar agan sekalian? semoga sehat selalu, rezekinya banyak amin
Oke pada kesempatan kali ini ane mau ngasih informasi seputar perjuangan Ibu Kartini, lebih tepatnya apa sih alasan R.A Kartini berjuang? dan bagaimana sih bentuk perjuangan beliau? Yuk gan simak lebih lanjut!








Quote:


Quote:

Intronya di Gambar gan biar praktis 




Quote:

Spoiler for Pertama!:
Quote:
Quote:



Daya berpikir kaum wanita tidak dapat berkembang sebagaimana mestinya, kaum wanita tidak diberi kesempatan untuk mengembangkan dirinya untuk melebihi dari apa yang diterimanya dari alam. Karena kaum wanita tidak berdiri kesempatan untuk belajar membaca, menulis dan sebagainya. Dengan kata lain kaum wanita hanya mempunyai kewajiban tetapi tidak mempunyai hak sama sekali.
Raden Ajeng Kartini yang telah meningkat dewasa pada waktu itu, tidak dapat melihat kenyataan ini meskipun beliau dilahirkan di dalam lingkungan di tengah-tengah kebangsawanan atau keningratan yang pada waktu itu mempunyai taraf kehidupan sosial yang sangat berbeda dengan masyarakat banyak yang hidup di dalam lingkungan kehidupan adat yang sangat mengekang kebebasan tetapi beliau tidak segan-segan turun ke bawah bergaul dengan masyarakat biasa, untuk mengembangkan ide dan cita-citanya yang hendak merombak status sosial kaum wanita, dan cara-cara kehidupan dalam masyarakat dengan semboyan : “Kita harus membuat sejarah, kita mesti menentukan masa depan kita yang sesuai dengan keperluan serta kebutuhan kita sebagai kaum wanita dan harus mendapat pendidikan yang cukup seperti halnya kaum laki-laki”.
Dengan melanggar segala aturan adat pada saat itu, Raden Ajeng Kartini mendapat kesempatan untuk melanjutkan pendidikannya yang setara dengan pendidikan kaum penjajah Belanda pada waktu itu, beliau sempat mempelajari kegiatan-kegiatan kewanitaan lainnya.
Dengan pengetahuan serta pengalaman yang didapatnya, Raden Ajeng Kartini secara berangsur-angsur dan setahap demi setahap tapi pasti berusaha menambah kehidupan yang layak bagi kaum wanita.
Perkimpoian Raden Ajeng Kartini pada tahun 1903 dengan Raden Adipati Joyoningrat, Bupati Rembang mengharuskan beliau mengikuti suami, dan di daerah inilah beliau dengan gigih meningkatkan kegiatannya dalam dunia pendidikan. Peran suami dalam usaha Raden Ajeng Kartini meningkatkan perjuangan sangat menentukan pula arah perjuangannya, karena dengan dorongan dan bantuan suaminyalah beliau dapat mendirikan sekolah kepandaian putri dan di sanalah beliau mengajarkan tentang kegiatan wanita, seperti belajar jahit-menjahit serta kepandaian putri lainnya.
Usaha-usaha Raden Ajeng Kartini dalam meningkatkan kecerdasan untuk bangsa Indonesia dan kaum wanita, khususnya melalui sarana-sarana pendidikan dengan tidak memandang tingkat dan derajat, apakah itu bangsawan atau rakyat biasa. Semuanya mempunyai hak yang sama dalam segala hal, bukan itu saja karya-karya beliau, persamaan hak antara kaum laki-laki dan kaum wanita tidak boleh ada perbedaan. Beliau juga mempunyai keyakinan bahwa kecerdasan rakyat untuk berpikir, tidak akan maju jika kaum wanita ketinggalan.
Inilah perjuangan Raden Ajeng Kartini yang telah berhasil memposisikan kaum wanita di tempat yang layak, yang mengangkat derajat wanita dari tempat gelap ke tempat yang terang benderang, sesuai dengan karya tulis beliau yang terkenal, yang berjudul “Habis Gelap Terbitlah Terang”.
Raden Ajeng Kartini yang telah meningkat dewasa pada waktu itu, tidak dapat melihat kenyataan ini meskipun beliau dilahirkan di dalam lingkungan di tengah-tengah kebangsawanan atau keningratan yang pada waktu itu mempunyai taraf kehidupan sosial yang sangat berbeda dengan masyarakat banyak yang hidup di dalam lingkungan kehidupan adat yang sangat mengekang kebebasan tetapi beliau tidak segan-segan turun ke bawah bergaul dengan masyarakat biasa, untuk mengembangkan ide dan cita-citanya yang hendak merombak status sosial kaum wanita, dan cara-cara kehidupan dalam masyarakat dengan semboyan : “Kita harus membuat sejarah, kita mesti menentukan masa depan kita yang sesuai dengan keperluan serta kebutuhan kita sebagai kaum wanita dan harus mendapat pendidikan yang cukup seperti halnya kaum laki-laki”.
Dengan melanggar segala aturan adat pada saat itu, Raden Ajeng Kartini mendapat kesempatan untuk melanjutkan pendidikannya yang setara dengan pendidikan kaum penjajah Belanda pada waktu itu, beliau sempat mempelajari kegiatan-kegiatan kewanitaan lainnya.
Dengan pengetahuan serta pengalaman yang didapatnya, Raden Ajeng Kartini secara berangsur-angsur dan setahap demi setahap tapi pasti berusaha menambah kehidupan yang layak bagi kaum wanita.
Perkimpoian Raden Ajeng Kartini pada tahun 1903 dengan Raden Adipati Joyoningrat, Bupati Rembang mengharuskan beliau mengikuti suami, dan di daerah inilah beliau dengan gigih meningkatkan kegiatannya dalam dunia pendidikan. Peran suami dalam usaha Raden Ajeng Kartini meningkatkan perjuangan sangat menentukan pula arah perjuangannya, karena dengan dorongan dan bantuan suaminyalah beliau dapat mendirikan sekolah kepandaian putri dan di sanalah beliau mengajarkan tentang kegiatan wanita, seperti belajar jahit-menjahit serta kepandaian putri lainnya.
Usaha-usaha Raden Ajeng Kartini dalam meningkatkan kecerdasan untuk bangsa Indonesia dan kaum wanita, khususnya melalui sarana-sarana pendidikan dengan tidak memandang tingkat dan derajat, apakah itu bangsawan atau rakyat biasa. Semuanya mempunyai hak yang sama dalam segala hal, bukan itu saja karya-karya beliau, persamaan hak antara kaum laki-laki dan kaum wanita tidak boleh ada perbedaan. Beliau juga mempunyai keyakinan bahwa kecerdasan rakyat untuk berpikir, tidak akan maju jika kaum wanita ketinggalan.
Inilah perjuangan Raden Ajeng Kartini yang telah berhasil memposisikan kaum wanita di tempat yang layak, yang mengangkat derajat wanita dari tempat gelap ke tempat yang terang benderang, sesuai dengan karya tulis beliau yang terkenal, yang berjudul “Habis Gelap Terbitlah Terang”.

Quote:

Spoiler for Kedua!:
Quote:
Quote:



Tulisan ini diringkas dari buku Habis Gelap Terbitlah Terang terbitan Balai Pustaka (cetakan ke-8 tahun 1978) yang diterjemahkan oleh Armijn Pane. Buku tersebut merupakan kumpulan surat-surat berbahasa Belanda milik Raden Ajeng Kartini kepada sahabat-sahabatnya di Belanda. Di antaranya, Nona Estelle H. Zeehandelaar, Tuan E.C. Abendanon, Ny M.C.E. Ovink-Soer (asisten residen Jepara kala itu), Tuan H.H. van Kol, dan Ny H.G. de Booij-Boisevain.
Perlu diketahui bahwa buku ini memakai gaya tulisan Melayu yang dipakai Armijn Pane. Kendati demikian, esensi dan pesan yang diungkap dari pemikiran dan gagasan-gagasan Kartini tetap tersampaikan dengan apik.
Dalam suratnya untuk Nona Zeehandelaar pada 25 Mei 1899, Kartini mengatakan, “Dan adat kebiasaan di negeri kami sungguh-sungguh bertentangan dengan zaman baru, zaman baru yang sangat saya inginkan masuk di negeri kami.” Ini menandakan bahwa Kartini telah memiliki pemikiran maju untuk mencerdaskan kaumnya bangsa pribumi.
Banyak surat-surat Kartini yang berisi tentang mimpi soal pendidikan pribumi dan persamaan hak kaum perempuan. Hal ini membuat kagum Tuan Abendanon dan kawan-kawan Kartini lainnya. Mereka terus memberikan support terhadap cita-cita Kartini. Sayang, cita-cita itu belum sempat terlaksana karena Kartini keburu menikah pada 8 November 1903. Pada 13 September 1904, putranya lahir. Empat hari kemudian, 17 September 1904, Kartini akhirnya meninggal pasca persalinan. Perjuangan pemikiran Kartini akhirnya menginspirasi dan membuka mata banyak orang di sekelilingnya akan pentingnya pendidikan. Pada masa itu, di Jawa Barat telah ada perempuan yang sevisi dengan Kartini. Namanya Raden Dewi Sartika, yang pada 1904 mendirikan Sekolah Istri.
Pada 1938, surat-surat Kartini yang berbahasa Belanda diterjemahkan oleh sastrawan yang juga wartawan Armijn Pane. Hal ini dinilai penting karena ide-ide Kartini berkaitan dengan kepentingan masa perjuangan melawan koloniasme pada masa itu. Kartini pernah mengungkapkan bahwa pendidikan adalah hak semua orang tanpa memandang status dan kasta.
Ia berjuang dengan mengungkapkan kritik dan buah pemikiran lewat surat-suratnya kepada para sahabatnya dari keturunan Eropa. Ia menuliskan kegelisahannya. Ia menuliskan semangat perjuangan bagi kaum perempuan pribumi pada masa itu. Ia menuliskan ketertinggalan bangsanya. Namun, ia juga menuliskan cita-cita akan kemajuan. Tulisannya menginspirasi banyak orang dari semua kalangan. Namun, Tuhan berkehendak lain. Kartini wafat dalam usia yang masih muda (25 tahun). Kini sudah selayaknya kita yang meneruskan cita-citanya yang luhur dan jauh melampaui pemikiran orang-orang pribumi pada masanya itu.
Perlu diketahui bahwa buku ini memakai gaya tulisan Melayu yang dipakai Armijn Pane. Kendati demikian, esensi dan pesan yang diungkap dari pemikiran dan gagasan-gagasan Kartini tetap tersampaikan dengan apik.
Dalam suratnya untuk Nona Zeehandelaar pada 25 Mei 1899, Kartini mengatakan, “Dan adat kebiasaan di negeri kami sungguh-sungguh bertentangan dengan zaman baru, zaman baru yang sangat saya inginkan masuk di negeri kami.” Ini menandakan bahwa Kartini telah memiliki pemikiran maju untuk mencerdaskan kaumnya bangsa pribumi.
Banyak surat-surat Kartini yang berisi tentang mimpi soal pendidikan pribumi dan persamaan hak kaum perempuan. Hal ini membuat kagum Tuan Abendanon dan kawan-kawan Kartini lainnya. Mereka terus memberikan support terhadap cita-cita Kartini. Sayang, cita-cita itu belum sempat terlaksana karena Kartini keburu menikah pada 8 November 1903. Pada 13 September 1904, putranya lahir. Empat hari kemudian, 17 September 1904, Kartini akhirnya meninggal pasca persalinan. Perjuangan pemikiran Kartini akhirnya menginspirasi dan membuka mata banyak orang di sekelilingnya akan pentingnya pendidikan. Pada masa itu, di Jawa Barat telah ada perempuan yang sevisi dengan Kartini. Namanya Raden Dewi Sartika, yang pada 1904 mendirikan Sekolah Istri.
Pada 1938, surat-surat Kartini yang berbahasa Belanda diterjemahkan oleh sastrawan yang juga wartawan Armijn Pane. Hal ini dinilai penting karena ide-ide Kartini berkaitan dengan kepentingan masa perjuangan melawan koloniasme pada masa itu. Kartini pernah mengungkapkan bahwa pendidikan adalah hak semua orang tanpa memandang status dan kasta.
Ia berjuang dengan mengungkapkan kritik dan buah pemikiran lewat surat-suratnya kepada para sahabatnya dari keturunan Eropa. Ia menuliskan kegelisahannya. Ia menuliskan semangat perjuangan bagi kaum perempuan pribumi pada masa itu. Ia menuliskan ketertinggalan bangsanya. Namun, ia juga menuliskan cita-cita akan kemajuan. Tulisannya menginspirasi banyak orang dari semua kalangan. Namun, Tuhan berkehendak lain. Kartini wafat dalam usia yang masih muda (25 tahun). Kini sudah selayaknya kita yang meneruskan cita-citanya yang luhur dan jauh melampaui pemikiran orang-orang pribumi pada masanya itu.


Quote:
Quote:


Quote:
Tiada awan di langit yang tetap selamanya. Tiada mungkin akan terus-menerus terang cuaca. Sehabis malam gelap gulita lahir pagi membawa keindahan. Kehidupan manusia serupa alam.
- R. A. Kartini
Quote:
Gadis yang pikirannya sudah dicerdaskan, pemandangannya sudah diperluas, tidak akan sanggup lagi hidup di dalam dunia nenek moyangnya.
- R. A. Kartini
Quote:
Tahukah engkau semboyanku? Aku mau! Dua patah kata yang ringkas itu sudah beberapa kali mendukung membawa aku melintasi gunung keberatan dan kesusahan. Kata "Aku tiada dapat!" melenyapkan rasa berani. Kalimat "Aku mau!" membuat kita mudah mendaki puncak gunung.
- R. A. Kartini
Quote:
Dan biarpun saya tiada beruntung sampai ke ujung jalan itu, meskipun patah di tengah jalan, saya akan mati dengan merasa berbahagia, karena jalannya sudah terbuka dan saya ada turut membantu mengadakan jalan yang menuju ke tempat perempuan Bumiputra merdeka dan berdiri sendiri.
- R. A. Kartini
Quote:
Salah satu daripada cita-cita yang hendak kusebarkan ialah: Hormatilah segala yang hidup, hak-haknya, perasaannya, baik tidak terpaksa baikpun karena terpaksa, haruslah juga segan menyakiti mahkluk lain, sedikitpun jangan sampai menyakitinya. Segenap cita-citanya kita hendaklah menjaga sedapat-dapat yang kita usahakan, supaya semasa mahkluk itu terhindar dari penderitaan, dan dengan jalan demikian menolong memperbagus hidupnya: dan lagi ada pula suatu kewajiban yang tinggi murni, yaitu "terima kasih" namanya.
- R. A. Kartini



Jangan Lupa Merekomendasi Thread Supaya Jadi HT dgn mengkilk gamar dibawah. Kalo Thread Ini Di rasa bermanfaat tolong kasih ane cendol gan!! Oiya Jangan lupa Tetap patuhi peraturan
Keep Posting Gan!!
Keep Posting Gan!!





[URL=" bit.ly/rekomenHT"][img]http://s.kaskus.id/images/2015/04/03/7762946_20150403035147.png[/img][/URL]
Quote:


Diubah oleh peph 21-04-2015 05:47


wahid30 memberi reputasi
1
13.7K
Kutip
48
Balasan


Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama


Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan